Sponsors Link

5 Negara dengan Tanah Tersubur di Dunia yang Perlu diketahui

Sponsors Link

Pertanian salah satu kunci kesuksesan negara dalam ranah internasional. Tanpa ada nya unsur tersebut, sudah tentu Negara tersebut akan bergantung pada negara lain yang menghasilkan komoditas utama, seperti bahan pangan pokok.

ads

Dengan bertani negara dapat menghasilkan bahan mentah yang biasa digunakan oleh banyak orang, seperti padi, kapas, sayuran dan sebagainya. Salah satu negara yang mengedepankan pertanian adalah Indonesia, negara kita ini memang dikenal sangat cocok dengan sektor pertaniannya.

Dengan iklim tropis serta dikaruniai tanah subuh membuat Indonesia menjadi tempat yang sangat cocok untuk bertani. Hampir semua tumbuhan bisa tumbuh di tanah Indonesia.

Namun ironisnya sistem pertanian serta perhatian khusus kepada para petani di Indonesia sangatlah kurang. Bahkan pertanian di Indonesia ini kalah dengan sistem pertanian negara yang tidak memiliki tanah subur seperti Indonesia. Sehingga sektor pertanian Indonesia pun tak pernah mengalami kemajuan.

1. Jepang

Jepang, yang dikenal sebagai negeri bunga sakura, memiliki pertanian terbaik. Sebagai negara dengan teknologi tinggi, Jepang menerapkan teknologi dalam pertaniannya.

Orang Jepang sangat kreatif mengolah lahan menjadi lahan pertanian. Mereka dapat ditanam di ruang bawah tanah, di halaman, dengan kereta api, dll.

Maka, setelah tsunami menghancurkan sebagian lahan pertanian, Jepang merencanakan sistem pertanian yang lebih modern dengan menggunakan dan memanfaatkan teknologi canggihnya.

Teknologi terbarukan seperti traktor tanpa pengemudi, penanam dan pemanen mulai digunakan oleh petani. Pada saat yang sama, untuk mengusir hama, Jepang menggunakan teknologi pencahayaan LED.

2. Belanda

Luas negara ini kurang dari satu persen dari luas wilayah Indonesia. Negara ini tidak memiliki tanah dan tidak cukup tanah untuk bertani.

Kunci pembangunan pertanian di Belanda adalah penelitian, kebijakan dan teknologi yang bersumber dari hasil penelitian para ahli. Salah satu pusat penelitian pertanian yang terkenal adalah Universitas Wageningen.

Seperti dikutip salah satu website, Belanda yang luasnya hanya 41.526 kilometer persegi, bisa mengungguli negara kita yang seluas 1.919.440 kilometer persegi. Perlu kita tekankan bahwa hampir semua wilayah Belanda berada di bawah permukaan laut.

Inovasi tidak ada habisnya, kreativitas tidak ada habisnya. Dua hal ini membuat Belanda tetap pada yang terbaik.

Kemajuan di sektor pertanian Belanda tidak hanya terfokus pada optimalisasi keuntungan, tetapi juga sangat pada keberlanjutan dan keramahan lingkungan. Pemerintah Belanda telah menetapkan Menteri ekonomi, pertanian, dan inovasi yang berperan membawa Belanda menjadi negara yang memadukan inovasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian yang ramah lingkungan.

3. Amerika Serikat

Teknologi pertanian Amerika telah berkembang lagi sejak abad ke-19, ketika banyak mesin dan teknologi baru ditemukan. Pertanian di sana berkembang dan mesin serta teknik yang ditemukan juga digunakan untuk meningkatkan hasil dan kualitas pertanian, seperti penerapan ilmu biologi pada tanaman cangkok yang menghasilkan buah lebih baik daripada tanaman induk.

Ilmu pertanahan berguna untuk mengelola lahan pertanian dan mengatur sistem irigasi. Oleh karena itu, kemajuan teknologi telah membuat pertanian semakin maju.

Sebagian besar lahan pertanian di Amerika Serikat ditanami jagung, jerami, dan gandum. Lahan pertanian utama digunakan untuk produksi makanan berserat.

Saat ini, Amerika Serikat adalah salah satu pengekspor produk pertanian terbesar di dunia. Produknya lengkap dan berkualitas tinggi, mulai dari sayuran, buah-buahan, chicken nugget, daging sapi, susu, hingga tembakau dan biji-bijian.

Di Amerika Serikat, traktor dapat digunakan sebagai alat pengangkut lain seperti cangkul, pupuk, seeder, pemotong dan pemanen. Faktanya, beberapa traktor dapat memberi daya pada mesin lain.

Tanaman utama yang dihasilkan oleh petani AS adalah gandum, kedelai, beras, kapas dan tembakau. Sebagian besar hasil pertanian ini diekspor ke luar negeri.

Kemajuan teknologi pertanian di sana telah meningkatkan pengemasan, pemrosesan, transportasi, dan pemasaran produk pertanian AS.

4. Australia

Australia adalah negara besar (7,5 juta kilometer persegi), tetapi sebagian besar terdiri dari gurun dan daerah semi-kering. Ada juga pegunungan tinggi dan hutan lebat.

Daerah tersebut tidak dapat digunakan untuk pertanian. Sekitar dua pertiga atau 485 juta hektar tanah Australia tersedia untuk pertanian.

Ini termasuk:

  • 20,9 juta hektar tanaman pangan
  • 27,5 juta hektare untuk ditanami macam-macam rumput; dan
  • 436,6 juta hektare untuk padang rumput tempat domba dan ternak merumput, atau dibiarkan tandus.

Beberapa bagian Australia memiliki curah hujan yang rendah dan tidak menentu. Ini berarti bahwa beberapa daerah pertanian bergantung pada irigasi.

Tanah Australia seringkali miskin nutrisi dan membutuhkan pemupukan. Australia mulai mengekspor gandum dan wol.

Setelah penemuan lemari es, Australia menjadi negara pertama yang memproduksi daging untuk ekspor di kapal reefer. Daging dikirim ke Eropa.

Seiring waktu, banyak tanaman pangan lainnya ditanam untuk ekspor, dan sekarang hasil pertanian Australia diekspor ke banyak negara, terutama negara-negara Asia.

Hasil pertanian utama di Australia yang diekspor ke Indonesia pada tahun 1994–95 adalah:

  • Ternak hidup
  • Susu
  • Gandum
  • Mentega, dan
  • Buah-buahan.

5. China

Meskipun luas daratan China 9,6 juta kilometer persegi, luas lahan garapannya hanya 1,27 juta kilometer persegi. menyumbang 7% dari total tanah subur dunia, dan sebagian besar tanah subur Cina terkonsentrasi di dataran timur dan depresi, dengan iklim “musim”.

Industri pertanian merupakan industri yang paling krusial di tanah Tiongkok. Bahan pangan primer yang diproduksi oleh China adalah padi, gandum, jagung dan kedelai, sedangkan tanaman industri adalah kapas, kacang tanah, rapa, tebu.

Selama hampir 2 dasawarsa ini, di pedesaan Tiongkok terus meningkatkan reformasi pertanian dalam kerangka sistem hak milik kolektif dan merubah total sistem pertanian tradisional guna menjajaki pasar global yang kian bertumbuh.

Reformasi tersebut mendatangkan sejumlah keuntungan kepada para petani yang kemudian mendorong tenaga produktif di pedesaan. Hal ini juga turut mendongkark nilai pasar di mata dunia.

Sponsors Link
,
Post Date: Wednesday 11th, May 2022 / 07:39 Oleh :
Kategori : Ekonomi