Sponsors Link

9 Perbedaan Antara Koersi dan Kompromi Berdasarkan Sifatnya

Sponsors Link

Dalam kehidupan bersosial, terkadang terdapat konflik atau permasalahan yang terjadi diantara sesama anggota keluarga. Terlepas dari siapapun yang terlibat, penyebab terjadinya konflik pada umumnya adalah karena adanya salah paham. Dan beberapa cara untuk mengatasi konflik tersebut adalah dengan cara koersi dan kompromi. Apa itu koersi dan kompromi? Apa saja perbedaan antara koersi dan kompromi?

ads

Secara umum, koersi dan kompromi termasuk dalam bentuk-bentuk akomodasi atau pemecahan solusi terhadap sebuah permasalahan. Hanya saja terdapat perbedaan antara koersi dan kompromi yang harus diketahui agar tidak terjadi salah kaprah dalam penerapannya. Beberapa perbedaan antara koersi dan kompromi pada bentuk sifatnya tersebut adalah:

  1. Koersi:
  • Dalam pemecahan solusi dari sebuah permasalahan terkadang menggunakan penekanan.
  • Terdapat unsur pemaksaan kehendak.
  • Kedudukan antara dua pihak yang terlibat tidak sama. Ada satu pihak yang merendahkan pihak lainnya.
  • Lebih kepada pemecahan dengan cara yang tidak damai
  1. Kompromi:
  • Biasa dilakukan dengan keadaan kepala dingin.
  • Mengutamakan diskusi dalam pemecahan solusi.
  • Bersifat kekeluargaan dalam mencapai kesepakatan.
  • Biasa dilakukan dengan mengurangi atau bahkan tanpa tuntutan.
  • Kedudukan kedua pihak yang terlibat adalah sama.

Koersi dan kompromi adalah salah satu elemen penting dari kehidupan bersosial. Terlebih bagi masyarakat majemuk yang sarat akan perbedaan didalamnya. Perbedaan inilah yang terkadang menimbulkan salah paham hingga akhirnya terjadi sebuah konflik. Tidak hanya dalam kehidupan bermasyarakat, koersi dan kompromi juga bisa terjadi dalam pemerintahan. Seperti contoh dalam pemecahan masalah yang terjadi dalam perdagangan regional Indonesia atau masalah penyebaran penduduk yang merupakan unsur penting dari pembangunan ekonomi nasional.

Dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa contoh yang akan membantu kita memahami perbedaan koersi dan kompromi sebagai salah satu bentuk pengendalian konflik sosial. Beberapa contoh tersebut adalah:

  1. Contoh Bentuk Koersi

Seperti telah dijelaskan diatas, koersi adalah salah satu cara mendapatkan pemecahan sebuah masalah melalui cara penekanan bahkan pemaksaan. Beberapa contoh dari koersi adalah:

  • Penekanan yang dilakukan oleh negara pendonor terhadap negara-negara peminjam untuk dengan segera melunasi hutang yang mereka miliki.
  • Ancaman yang diberikan oleh pemerintah otoriter terhadap masyarakat yang menentang pemerintah.
  • Kerja paksa atau kerja rodi yang dialami oleh masyarakat Indonesia pada masa pra kemerdekaan.
  • Murid senior yang memalak murid junior sekolah.
  • Mencari informasi yang dibutuhkan dengan melakukan kekerasan seperti yang dilakukan dalam film-film,
  • Dan sebagainya.
  1. Contoh Bentuk Kompromi

Berbeda dengan koersi, kompromi merupakan penyelesaian dengan cara yang lebih halus karena mengutamakan prinsip-prinsip kekeluargaan. Kompromi inilah salah satu contoh akomodasi di lingkungan sekolah dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru di sekolah. Beberapa contoh lain dari bentuk kompromi ini adalah:

  • Kompromi yang dilakukan antara negara-negara dalam menentukan batas wilayah udara dan perairan sebuah negara,
  • Perjanjian bea dan cukai yang pernah dilakukan oleh Indonesia dengan Iran,
  • Kompromi yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan gerakan saparatis Aceh guna menjaga dan memelihara stabilitas di Aceh,
  • Kompromi dalam dalam memecahkan permasalahan batas-batas lahan pertanian warga,
  • Dan sebagainya.

Itulah perbedaan antara koersi dan kompromi yang harus kita ketahui sebagai bekal dalam pemecahan berbagai macam permasalahan yang bisa terjadi kapan saja. Hal ini karena koersi dan kompromi sudah seperti bagian dari kehidupan sosial dan bagian dari ciri-ciri struktur sosial. Semoga bermanfaat.

Sponsors Link
, , ,




Post Date: Tuesday 06th, March 2018 / 05:58 Oleh :
Kategori : Pendidikan