Sponsors Link

10 Pahlawan Nasional yang Berasal dari Sumatera Utara

Sponsors Link

Pahlawan pejuang kemerdekaan banyak ditemukan di hampir seluruh daerah Indonesia. Sumatera Utara termasuk salah satu daerah yang terdapat banyak pahlawan dalam negeri. Sama seperti pahlawan yang berasal dari daerah lainnya, dimana terus berupaya dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. 

ads

Bentuk upayanya berbagai macam mulai dari menciptakan gagasan, menyuarakan pendapat hingga turun langsung dalam peperangan dengan penjajah hingga pemberontakan setelah kemerdekaan. Jika ingin tahu lebih mengenai pahlawan nasional dari Sumatera Utara, boleh baca selengkapnya di bawah ini.

10 Pahlawan Nasional dari Sumatera Utara yang Boleh Diketahui

  • Sisingamangaraja XII

Lahir pada tanggal 18 Februari 1845 di Bakkara, Kabupaten Humbang Hasundutan. Sisingamangaraja XII merupakan pahlawan yang diberikan gelar Patuan Bosar Ompu Pulo Batu. Awal dari perjuangannya ketika Beliau mengetahui Belanda memaksa agar masyarakat Batak memeluk agama Kristen.

Jika hal ini dibiarkan, maka Beliau berpendapat bahwa hal tersebut bisa mengurangi pemeluk kepercayaan animisme setempat. Selain itu, Ia berupaya agar Belanda tidak melaksanakan praktik monopoli terhadap aktivitas ekonomi di Bakkara.

  • Kiras Bangun

Kiras terlahir di Kampung Batu Karang, Kabupaten Karo di tahun 1852. Kiras memilki tingkat intelektual cukup baik, meskipun tidak berkesempatan mengenyam pendidikan formal.

Latar belakang dari perjuangannya menentang Belanda karena Belanda berusaha menguasai lahan perkebunannya sampai ke Karo, sehingga Ia berusaha untuk menyingkirkannya.

Selain itu, Kiras tidak ingin bekerjasama dengan Belanda dalam melakukan perluasan lahan meskipun dijamin beberapa upah menjanjikan seperti senjata dan pemberian jabatan tinggi dari Belanda.

  • Dr. Ferdinand Lumban Tobing

Beliau dilahirkan di Sibuluan, Kota Sibolga pada 19 Februari 1899. Merupakan seorang lulusan universitas kedokteran STOVIA. Karenanya, F. L. Tobing sempat bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang bertempat di Jakarta.

Usahanya sebagai tokoh kemerdekaan di Indonesia yaitu dengan melakukan perlawanan terhadap Jepang. Hal ini disebabkan karena sistem kerja paksa masa pendudukan Jepang yang memberatkan masyarakat Indonesia. Beliau kemudian meninggal di tahun 1962.

  • K. H. Zainul Arifin

K. H. Zainul Arifin dilahirkan pada 2 September 1909 di Barus, Kabupaten Tapanuli Selatan. Zainul adalah salah satu lulusan Hollands Indische School (HIS). Karenanya, ia mendapatkan ijazah HIS serta berkesempatan bekerja di Perusahaan Air Minum Kotapraja Kolonial.

Bentuk upaya dalam memperjuangkan bangsa dengan ikut serta dalam peperangan Agresi militer Belanda 1 dan 2, di mana dengan mengikuti gerakan geriliya Laskar Hizbullah. Beliau meninggal di 2 Maret 1963 disaat dua hari berikutnya ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional dari Presiden Soekarno.

  • Tengku Amir Hamzah

Amir lahir pada 28 Februari 1911 di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat. Ia termasuk salah satu lulusan Langkatsche School. Di samping itu, Ia juga pernah bersekolah di Algemeene Middelbare School sebagai siswa jurusan Sastra serta Sekolah Tinggi Hukum. Pada tahun 1931, Beliau sempat diberikan kepercayaan sebagai pemimpin Kongres Indonesia Muda di Solo.

Amir dikenal sosoknya sebagai seorang sastrawan, terutama karya syair dan puisinya. Bahkan, hasil sastranya terkenal hingga ke Prancis. Amir sempat bergabung dalam mencetuskan konsep Sumpah Pemuda tahun 1928. Sumpah Pemuda sendiri diselenggarakan sebagai fondasi dasar merdekanya Indonesia. 

  • Adam Malik

Adam Malik adalah pejuang bangsa sekaligus Wakil Presiden ketiga yang menjabat dari tahun 1978 hingga 1983. Ia lahir di Kota Pematang Siantar pada tanggal 22 Juli 1917. Selain pernah dilantik sebagai Wakil Presiden, Adam juga sempat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.

Adam Malik dianggap sebagai salah satu pejuang rakyat karena sudah berupaya dalam pergerakan nasional kemerdekaan Indonesia sejak masih muda. Hal ini diwujudkan dengan keikutsertaan Beliau sebagai anggota Pimpinan Gerakan Pemuda dalam memperjuangkan merdekanya Indonesia pada masa pendudukan Jepang.

  • Abdul Haris Nasution

Lahir di Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal pada 3 Desember 1918. Abdul dikenal sebagai Jenderal Tentara Nasional Indonesia dimana selamat dari ancaman G30S PKI. A.H Nasution juga pernah menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia.

Ia dikenal dengan perjuangan pada peristiwa Bandung Lautan Api pada tahun 1946. Di saat itu, A.H Nasution menjabat sebagai Komandan Divisi III dimana turut dalam kegiatan perundingan persiapan melawan sekutu disana. Di samping ini,  A.H Nasution termasuk salah satu yang mengambil keputusan pembumihangusan Bandung agar tidak dikuasai sekutu. 

  • Tahi Bonar Simatupang

Terlahir di Sidikalang, Kabupaten Dairi tanggal 28 Januari 1920. Ia telah lulus dari HIS di tahun 1934 kemudian melanjutkan pendidikannya di MULO, AMS, hingga masuk sekolah KNIL Koninklijke Militaire Academie. Bonar pernah menjabat menjadi Kepala Staf Angkatan Perang serta Penasehat Militer di Departemen Pertahanan Republik Indonesia.

Bentuk perjuangannya dapat dilihat dari upayanya dalam mengusir Belanda saat melakukan gerilya bersama Jenderal Soedirman. Selain itu, Bonar pernah menjadi perwakilan TNI pada Konferensi Meja Bundar agar Belanda menerima TNI sebagai fondasi militer dalam negeri. 

  • Djamin Ginting

Djamin adalah pejuang asal Karo dimana lahir di 12 Januari 1921. Beliau sempat dikenal sebagai sosok yang serius dalam mengenyam pendidikan, kendati tidak dapat berlanjut karena adanya pendudukan Jepang di tahun 1942. Tetapi, kemudian Ia berkesempatan mendapat pelatihan militer hingga memperoleh pangkat Letnan. 

Setelah kemerdekaan Indonesia dinyatakan, Ia berupaya berjuang dalam melawan pasukan Belanda serta Inggris. Salah satu upaya perjuangannya yang dikenal pada saat Djamin Ginting ikut serta pada pertarungan Mardinding, dimana Ia bersama pasukan Batalion XV melakukan perlawanan gerilya kepada Belanda. 

  • Donald Isaac Pandjaitan

D.I Pandjaitan merupakan pahlawan revolusi berasal dari Balige, Kabupaten Toba dan lahir di 19 Juni 1925. Ia merupakan alumni dari General Staff College, Amerika Serikat. Saat sudah di Indonesia, D.I Pandjaitan ikut serta sebagai tentara sukarela Jepang di Pekanbaru serta komandan batalyon Tentara Keamanan Rakyat sesudah Indonesia merdeka.

Bentuk mempertahankan negaranya berbeda dengan pahlawan di atas lainnya dimana mayoritas melawan penjajah, sebab D.I Pandjaitan berupaya mencegah pemberontakan PKI atau G30S PKI.

Upaya yang dilakukannya dengan mencari serta mengungkap rencana penerimaan senjata pada pemberontakan PKI. Ia meninggal bersama jendral sasaran PKI lainnya pada 1 Oktober 1965.

Sponsors Link
, ,




Post Date: Friday 30th, December 2022 / 02:55 Oleh :
Kategori : Pendidikan