11 Faktor Pendorong dan Penghambat Terbentuknya ASEAN

Berdirinya ASEAN ditandai dengan penandatanganan perjanjian Bangkok oleh lima negara yang diwakili para menteri luar negerinya yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina pada tanggal 8 Agustus 1967. Pada saat itu, kelima negara sepakat untuk membentuk suatu organisasi bertajuk ASEAN, Association of Southeast Asia Nations, berdasarkan beberapa pertimbangan. Adanya dampak positif keberagaman budaya juga memungkinkan hal ini untuk bisa terjadi.

Sebelumnya, beberapa upaya sudah dilaksanakan oleh negara-negara tersebut dalam membentuk kerjasama regional dalam kawasan Asia Tenggara. Beberapa organisasi itu antara lain Association of Southeast Asia (ASA), Maphilindo (Malaya, Philipina, Indonesia), South East Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO), dan beberapa kerjasama negara di kawasan Asia Tenggara bersama negara di luar kawasan tersebut seperti South East Asia Treaty Organization (SEATO) dan Asia Pacific Council (ASPAC).

Terbentuknya Negara ASEAN di Asia Tenggara

Jika ditelusuri lebih jauh, bibit-bibit terbentuknya ASEAN berawal dari terbentuknya Economic and Social Commision for Asia and The Pacific atau ESCAP pada tanggal 28 Mei 1947. Badan tersebut adalah badan khusus PBB yang kemudian memberikan beni inspirasi bagi rasa keingan tiap negara dalam kawasan Asia Tenggara untuk mengadakan kerjasama regional.

Sejak saat itu, organisasi lain yang menjalin bentuk-bentuk kerjasama internasional baik dalam bidang ekonomi, pertahanan, kebudayaan dan bentuk kerjasama internasional yang lainnya mulai bermunculan. Tidak ketinggalan negara di kawasan Asia Tenggara. Adanya faktor pendorong juga menjadi hal penting dalam terbentuknya kerjasama antar regional kawasan Asia Tenggara. Berikut ini adalah penjelasan mengenai tujuh faktor pendorong terbentuknya ASEAN:

1. Persamaan Letak Geografis

Faktor pendorong terbentuknya ASEAN adalah letak geografisnya yang berdekatan. Sudah banyak organisasi yang bertujuan untuk menjalin kerjasama internasional antar tiap anggotanya yang sudah lebih dahulu terbentuk. Namun, bisa dibilang karena letak geografis yang terpaut jauh antar tiap anggotanya kerjasama yang terjalin, terutama dalam bidang ekonomi khususnya dalam perdagangan, tidaklah efisien.

2. Adanya Persamaan Budaya

Negara-negara di kawasan Asia Tenggara memiliki nilai-nilai budaya yang serupa yang khas negara timur. Terutama di Indonesia dengan kekayaan budayanya, peran Indonesia dalam ASEAN dalam hal kebudayaan tentunya sangat besar. Hal ini juga dipengaruhi oleh nenek moyang negara ASEAN yang merupakan pewatis peradaban rumpun melayu austronesia. Pada akhirnya manfaat keberagaman budaya dapat mendukung terbentuknya ASEAN.

3. Sama-sama Pernah Dijajah Oleh Negara Asing

Semua negara-negara di kawasan Asia Tenggara pernah punya sejarah menjadi negara yang terjajah oleh bangsa Barat, kecuali Thailand. Itulah mengapa muncul rasa persaudaraan di antara sesama negara-negara ini. Dampak masalah sosial yang terjadi di tiap negara juga pastilah ada yang serupa karena berbagi pengalaman yang sama yaitu memerangi penjajahan.

4. Memiliki Kepentingan Dalam Berbagai Bidang

Salah satu tujuan dari pembentukan ASEAN adalah menghasilkan kerjasama antar tiap negara anggotanya dalam berbagai bidang, entah itu sosial, politik, pertahanan, bidang ekonomi terutama dalam perbedaan ekspor dan impor, budaya, pendidikan. Terutama dalam bidang ekonomi, dibutuhkan faktor pendorong terjadinya perdagangan internasional untuk bisa memastikan adanya perkembangan atau tidak. Semua anggotanya membutuhkan kerjasama tersebut bersama negara lain untuk dapat membangun dan mengembangkan negara mereka lebih lagi.

5. Lahirnya Negara Baru di Kawasan Asia Tenggara

Di akhir Perang Dunia ke-II, mulai bermunculan negara-negara baru di kawasan Asia Tenggara. Negara baru ini butuh bantuan dalam membangun negara mereka yang baru saja dirintis dan hal ini membutuhkan negara lain yang sudah lebih dahulu berkembang. Hal inilah yang menyebabkan munculnya faktor pendorong dinamika kelompok sosial sehingga negara tetangga tergerak untuk melindungi negara baru ini. Selain itu, bantuan dalam menjamin stabilitas dan keamanan regional juga dapat terwujud dengan faktor pendorong terbentuknya ASEAN.

6. Adanya Ancaman Krisis

Pada saat itu gerakan komunis berusaha menguasai Vietnam, Kamboja dan Laos sebagai akibat dari krisis Indo-Cina. Negara-negara di sekitarnya tentunya akan kalah kuat jika harus menghadapi kondisi ini sendiri-sendiri. Untuk itu dibentuklah ASEAN agar ancaman krisis dapat dihadapi bersama. Dengan adanya organisasi yang bisa menjamin pemecahan permasalahan hukum di Indonesia dan negara lain di Asia Tenggara, tentunya akan muncul rasa aman bagi setiap anggota organisasi tersebut.

7. Konflik Antara Sesama Negara Asia Tenggara Meredah

Beberapa konflik yang terjadi di kawasan regional ASEAN mulai terselesaikan dengan adanya keputusan untuk berdamai, sehingga muncullah rasa perlu bekerja sama dengan negara tetangga untuk bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat di negara masing-masing.

Namun dalam kuatnya faktor pendorong terbentuknya ASEAN, ada juga beberapa faktor yang malah menghambat terbentuknya kerjasama antar sesama negara di kawasan Asia Tenggara ini. Faktor penghambat terbentuknya ASEAN adalah sebagai berikut:

1. Sempitnya Dasar Kerjasama
2. Kecenderungan Untuk Saling Mencurigai Negara Lain
3. Pertentangan Antar Negara
4. Bermunculan Organisasi yang Hanya Melibatkan Beberapa Negara di Kawasan ASEAN

Dilihat dari faktor pendorong terbentuknya ASEAN, dan juga penjelesan tentang penghambatnya juga kita patut bersyukur faktor pendorongnya jauh lebih banyak ketimbang faktor penghambatnya sehingga terciptalah kerjasama regional antar sesama negara di kawasan Asia Tenggara yang terus berlangsung sampai saat ini dan dikenal dunia dengan nama ASEAN. Upaya meningkatkan kerjasama antar negara ASEAN di kawasan Asia Tenggara kiranya dapat terus terjalin sebagaimana mestinya dan sesuai dengan tujuan awal terbentuknya organisasi ini.