Sponsors Link

5 Penyebab Terjadinya Kepadatan Penduduk di Kota Besar

Sponsors Link

Kepadatan penduduk menjadi salah satu masalah yang dihadapi banyak kota besar di Indonesia. Untuk menghitung tingkat kepadatan penduduk kita hanya perlu  membagi total jumlah penduduk dengan luas wilayahnya (dalam km²). Sebut saja Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Solo. Keempat kota besar tersebut merupakan 4 besar kategori kota besar dengan tingkat kepadatan per km² paling tinggi di Indonesia versi Wikipedia. Jakarta pusat menempati posisi pertama dengan angka kepadatan per km² yang mencapai 18.569 jiwa.

ads

Mengapa hal ini menjadi masalah? Padatnya tingkat kepadatan penduduk disuatu tempat tentu akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan penduduk itu sendiri. Bahkan bukan tidak mungkin akan muncul bentuk-bentuk konflik sosial. Semakin padat suatu daerah maka semakin kecil kemungkinan adanya pemerataan dalam setiap aspek kehidupan penduduknya. Masalah yang dapat muncul sebagai dampak kepadatan penduduk antara lain:

  • Tingkat pengangguran yang tinggi
  • Kebutuhan bahan pokok terancam tidak tercukupkan
  • Kerusakan lingkungan
  • Kemiskinan
  • dll.

Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya kepadatan penduduk di kota besar.

1. Ketersediaan Lapangan Kerja

Ini merupakan penyebab utama kepadatan penduduk di kota besar yang menjadi alasan mayoritas perantau dari desa yang datang ke kota besar: mencari pekerjaan. Banyak penduduk yang beranggapan bahwa lapangan pekerjaan dapat dengan mudah ditemukan di kota besar. Akhirnya penduduk berbondong-bondong datang memadati tempat tersebut tanpa perancanaan yang pasti mengenai tempat kerja yang mereka inginkan. Ada yang mendapat pekerjaan, tapi banyak juga yang harus menghadapi kenyataan pahit tidak mendapatkan pekerjaan dan akhirnya menganggur. Modal awal ketika datang ke kota akhirnya habis dan mau tidak mau harus menetap disitu karena tidak punya biaya pulang. Inilah yang menimbulkan peningkatan angka pengangguran dan tingkat kepadatan penduduk di kota besar.

2. Tingginya Angka Kelahiran

Tingginya angka kelahiran merupakan salah satu masalah negara berkembang. Jumlah penduduk tidak akan meledak jika jumlah kelahiran, kematian dan jumlah penduduk migrasi dapat seimbang. Namun jika angka kelahiran melebihi angka kematian dan jumlah penduduk migrasi tentunya wilayah / kota tersebut akan naik tingkat kepadatannya. Saat ini pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya mempromosikan program keluarga berencana yang membatasi jumlah anak dalam setiap keluarga maksimal 2 anak terutama di kota-kota besar. Meskipun demikian masih ada saja keluarga yang tidak ikut berpartisipasi dalam program ini karena faktor-faktor tertentu. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi angka kelahiran di suatu daerah antara lain:

  • Jumlah pasangan yang kawin pada usia muda
  • Tingkat pendidikan rendah yang disertai dengan kemiskinan sehingga menganggap pernikahan/perkawinan yang menghasilkan anak adalah satu-satunya jalan untuk memperbaiki kualitas hidup. Anak dihadirkan dengan harapan nantinya akan mengurus orang tua.
  • Kurangnya sosialisasi program Keluarga Berencana dari pemerintah untuk masyarakat kaum menengah kebawah.
  • Kepercayaan-kepercayaan zaman dahulu yang membudaya. Contohnya anggapan banyak anak banyak rezeki.
Sponsors Link

3. Kondisi Alam

Hal ini mungkin jarang ditemukan di Indonesia, tapi banyak terjadi di negara-negara luar. Masyarakat cenderung ingin tinggal di tempat dengan kondisi alam yang aman dan nyaman dengan frekuensi bencana alam yang minim. Jika semua orang berpikiran demikian tentu lambat laun tempat yang dianggap paling baik untuk ditinggali akan dipadati oleh penduduk dari berbagai macam daerah. Faktor kondisi alam sebagai penyebab kepadatan penduduk dapat kita dapati di negara-negara dengan empat musim seperti benua Eropa dan Australia, tapi hal serupa juga terjadi di negara India.

4. Pembangunan Tidak Merata

Penyebab terjadinya kepadatan penduduk disuatu daerah bisa terjadi karena pembangunan yang tidak merata. Pembangunan dalam suatu daerah bisa berbentuk bisnis, lapangan pekerjaan, fasilitas umum, sekolah, dan pengadaan kebutuhan penunjang hidup seperti listrik dan air bersih. Pembangunan yang hanya difokuskan pada satu titik saja, yang biasanya adalah kota besar, dapat menarik penduduk yang tidak mendapatkan fasilitas yang sama di daerahnya memutuskan untuk pindah tempat tinggal meskipun itu berarti harus menghadapi kehidupan keras di kota besar. Pembangunan yang tidak merata juga dapat mempengaruhi biaya hidup untuk tinggal disuatu daerah. Daerah dengan pusat pertokoan, fasilitas umum dan ketersediaan kebutuhan pokok yang memadai tentu biaya hidupnya akan lebih sedikit dibandingkan dengan daerah-daerah terpencil yang harus membeli kebutuhan pokok dengan harga mahal karena proses distribusi yang panjang.

Sponsors Link

5. Pola Pikir Masyarakat Desa

Hal ini juga berkaitan dengan tingkat pendidikan seseorang dan ketersedian lapangan pekerjaan di tempat asal. Ciri-ciri masyarakat  tradisional yaitu yang pola pikirnya yang beranggapan tinggal di kota besar pasti bisa sukses masih banyak ditemukan di pedesaan. Biasanya karena melihat kesuksesan saudara atau tetangga yang berhasil mapan diperantauan, hatinya tergerak untuk merantau dengan harapan bisa mendapat pencapaian yang sama. Orang-orang seperti ini biasanya tidak berpikir panjang mengenai apa yang hendak mereka kerjakan nanti saat di kota besar. Karena pola pikir seperti ini banyak yang malah berakhir di jalanan tanpa tujuan yang pasti.

Itulah beberapa penyebab terjadinya kepadatan penduduk di kota besar. Hal ini dapat kita atasi dengan kerja sama dari pemerintah dan masyarakatnya. Memaksimalkan pembangunan yang merata untuk setiap daerah adalah cara terbaik untuk mengatasi kepadatan penduduk di kota besar. Hal ini bisa menjadi upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran. Selain itu, memaksimalkan usaha dalam mengendalikan angka kelahiran dan meningkatkan pendidikan juga dapat mengendalikan tingkat kepadatan penduduk. Semoga bermanfaat.

Sponsors Link
, , ,
Post Date: Saturday 14th, October 2017 / 02:57 Oleh :
Kategori : Pendidikan