Sponsors Link

11 Peninggalan Kerajaan Kediri

Sponsors Link

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarah. Salah satu peninggalan sejarah yang masih bisa kamu temukan ialah peninggalan kerajaan. Dahulu, Nusantara terdiri dari beberapa kerajaan yang menyebar di daerah-daerah seperti Jawa Timur, tepatnya di Kediri.

ads

Kerajaan Kediri merupakan kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia serta kerajaan tertua di Indonesia yang di dirikan oleh Raja Airlangga di Mataram Kuno yang membagi kekuasaannya menjadi dua yakni Kerajaan Panjalu (Kediri) dan Kerajaan Jenggala (Kahuripan) pada tahun 1045 Masehi.

Kerajaan ini berkuasa selama 177 tahun, dengan raja pertama Sri Sarmawijaya dan berada pada masa kejayaannya ketika dipimpin oleh Raja Jayabaya.

Peninggalan Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri menjadi salah satu kerajaan yang terkenal pada abad ke-11 Masehi. Maka tak heran, banyak ditemukan peninggalan sejarah dari kerajaan ini.

Beberapa peninggalan seperti candi, prasasti dan kitab menjadi bukti dari berdirinya Kerajaan Hindu di Kediri. Ingin tahu apa saja peninggalan Kerajaan Kediri, simak artikel ini sampai akhir, ya!

  • Candi Penataran

Peninggalan Kerajaan Kediri yang pertama adalah Candi Penataran. Candi yang masih berdiri megah di lereng Gunung Kelud, Desa Penataran, Kabupaten Blitar ini menjadi candi yang paling dikenal oleh masyarakat Jawa Timur.

Dibandingkan dengan candi-candi yang ditemukan di Jawa Timur, kompleks Candi Penataran merupakan yang terluas dan terlengkap beserta unsur-unsurnya.

Kompleks candi seluas 1,5 hektar ini memiliki tiga halaman, di mana pada halaman ketiga terdapat bangunan candi utama dengan ukuran terbesar. Tak hanya bangunan candi yang masih terjaga, di sebelah selatan candi utama terdapat sebuah prasasti.

Dikatakan oleh para sejarawan, bahwa prasasti tersebut dikeluarkan oleh Raja Srengga dari Kerajaan Kediri untuk meresmikan sebuah perdikan bagi kepentingan Sira Paduka Batara Palah.

  • Candi Mirigambar

Candi Mirigambar merupakan candi yang ditemukan di desa Mirigambar, Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung. Bangunan candi yang dibangun sekitar tahun 1214 Saka ini memiliki relief yang sangat unik. Bentuk ukiran yang terdapat pada candi ini menyerupai sosok laki-laki dan perempuan, yang mengisahkan legenda Angling Dharma.

Banyaknya peninggalan lain di sekitar lokasi candi seperti bekas pemandian Mliwis Putih, serta reruntuhan candi lain yang ditemukan kurang lebih 300 meter di sebelah timur candi Mirigambar menandakan bahwa candi ini, dahulunya merupakan sebuah komplek candi yang sangat luas. Meskipun hanya berbentuk reruntuhan, candi ini masih bisa terlihat dan terjaga dengan baik sampai sekarang.

  • Prasasti Kamulan

Selain candi, penemuan prasasti di beberapa daerah di Jawa Timur juga termasuk peninggalan Kerajaan Kediri, yaitu Prasasti Kamulan. Prasasti Kamulan ini ditemukan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Prasasti ini dibuat pada masa pemerintahan Raja Kertajaya pada tahun 1194 Masehi. Prasasti Kamulan ini menjadi prasasti penanda Hari Jadi Trenggalek karena berisi tentang sejarah berdirinya Kabupaten Trenggalek. Tak hanya itu saja, prasasti ini juga mengisahkan Kerajaan Kediri ketika diserang oleh kerajaan dari sebelah timur.

  • Prasasti Ngantang

Prasasti batu yang ditemukan di wilayah Ngantang, Malang, Jawa Timur ini merupakan sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Kediri yang dikenal dengan Prasasti Hantang atau Prasasti Ngantang. Prasasti yang ditulis menggunakan aksara jawa dan bahasa Kawi atau Jawa kuno diperkirakan dibuat pada tahun 1057 Saka atau 1194 Masehi.

Prasasti ini berisi tentang pemberian dan pembebasan pajak tanah serta sebagai piagam pengesahan anugerah atas jasa penduduk desa Hantang dan 12 dukuh yang masuk wilayahnya, karena tetap setia kepada Kerajaan Kediri saat perang melawan Kerajaan Janggala.

Dari prasasti inilah, dapat diketahui bahwa Raja Sri Jayabhaya berhasil mengalahkan Janggala dan menyatukan kembali antara Panjalu dan Kadiri.

  • Prasasti Sirah Keting

Prasasti Sirah Keting adalah prasasti yang ditemukan di wilayah Ponorogo. Dalam prasasti yang dibuat pada tahun 1204 Masehi berisi tentang keterangan Raja Sri Jayswara yang menganugerahkan hak-hak istimewa atau Sima kepada rakyat desa Marjaya. Penganugerahan ini diberikan kepada rakyat Desa Marjaya karena telah menunjukkan kebaktiannya kepada Raja.

  • Prasasti Jaring

Dinamakan prasasti Jaring, karena prasasti ini berisi tentang penduduk Desa Jaring serta ditemukan di Dukuh Jaring, Blitar, Jawa Timur. Prasasti ini dibuat pada masa Raja Sri Gandra yang menceritakan tentang dikabulkannya permintaan penduduk Desa Jaring atau pemberian Sima, seperti yang telah dijanjikan oleh Raja Sri Aryeswara (1169-1181 Masehi).

  • Kitab Arjuna Wiwaha

Kitab Arjuna Wiwaha merupakan kitab terkenal karangan Empu Kanwa yang berisikan tentang pernikahan antara Raja Airlangga dengan putri dari Kerajaan Sriwijaya. Kitab ini dituliskan pada masa pemerintahan Prabu Airlangga di Jawa Timur.

  • Kitab Bharatayudha

Selain kitab Arjuna Wiwaha, kitab Bharatayudha juga termasuk kitab peninggalan kerajaan kuno yaitu Kerajaan Kediri yang paling terkenal. Kitab yang ditulis pada masa Raja Jayabaya oleh Empu Tantular dan Empu Panuluh yang menceritakan peperangan di antara kaum Kurawa dan Pandawa yang keduanya merupakan keturunan Barata. Pengisahan peperangan ini sebagai gambaran terjadinya perang saudara yang juga terjadi antara Panjalu dan Janggala.

  • Kitab Smaradahana

Kitab yang mengisahkan antara sepasang suami istri yang menggoda Dewa Syiwa bertapa yakni Smara dan Rati. Akibat perbuatannya, Smara dan Rati terkena kutukan dan mati terbakar oleh api (dahana). Kitab ini ditulis oleh Empu Darmaja saat Raja Kameswari bertakhta.

  • Kitab Kresnayana

Kitab Kresnayana ditulis pada masa pemerintahan Raja Jayaswara. Isi dari kitab Kresnayana karangan Empu Triguna ialah mengenai riwayat hidup Kresna yaitu seorang anak dengan kekuatan super yang suka menolong hingga perkawinannya dengan Dewi Rukmini.

  • Kitab Lubdaka

Terakhir, kitab Ludaka yang dikarang oleh Empu Tanakung pada masa Raja Kameswara. Kitab ini menceritakan seorang pemburu bernama Lubdaka yang mengadakan pemujaan terhadap Dewa Syiwa sehingga rohnya yang seharusnya masuk neraka menjadi masuk surga.

Dan inilah peninggalan-peninggalan Kerajaan Kediri yang perlu kamu ketahui. Masih banyak peninggalan lain yang ditemukan dari Kerajaan Kediri karena kejayaannya. Semoga bermanfaat.

Sponsors Link
, ,
Post Date: Thursday 15th, December 2022 / 06:37 Oleh :
Kategori : Sejarah