Sponsors Link

7 Kitab Peninggalan Kerajaan Kuno di Indonesia

Sponsors Link

Negara Kesatuan Republik Indonesia tak bisa lepas dari sejarah panjang kerajaan-kerajaan yang pernah ada di masa lampau. Kerajaan adalah sistem pemerintahan tertua yang sudah dikenal oleh masyarakat.

ads

Kerajaan-kerajaan di Nusantara tersebar di berbagai wilayah, baik kerajaan-kerajaan besar maupun kerajaan kecil. Kerajaan tertua di Indonesia yang pertama kali muncul adalah kerajaan bercorak Hindu, kemudian disusul kerajaan Buddha.

Beberapa kerajaan ternama di Nusantara antara lain Majapahit, Sriwijaya, Kutai, Tarumanegara, Mataram Kuno dan Kerajaan Kediri. Peninggalan-peninggalan kerajaan-kerajaan tersebut telah diterjemahkan kepada masyarakat sebagai pengetahuan.

Peninggalan sejarah ada banyak bentuknya, sebagai bukti penting di masa lalu, peninggalan sejarah ini selain sebagai bentuk penghormatan penting juga sebagai pengetahuan agar masyarakat dapat mengetahui gambaran di masa lalu yang turut membentuk bangsa dan negara saat ini.

Peninggalan sejarah Hindu-Buddha sebagai sumber pengetahuan sejarah kerajaan-kerajaan ditemukan dalam beberapa macam, antara lain prasasti, tulisan naskah kuno atau kitab dan juga candi.

Kitab atau naskah adalah salah satu bentuk peninggalan sejarah yang berbentuk tulisan. Biasanya berisi tentang informasi sebuah kerajaan, raja-raja dan berbagai hal termasuk juga karya sastra misalnya hikayat, kakawin atau puisi Jawa kuno dan cerita legenda.

Tidak semua kerajaan yang pernah ada di Indonesia memiliki peninggalan sejarah berupa kitab, namun beberapa kitab terkemuka menjadi bukti keberadaan kerajaan-kerajaan besar. Berikut kitab-kitab yang dikenal sebagai peninggalan sejarah kerajaan di Indonesia

  • Kitab Negarakertagama

Kitab Negarakertagama merupakan kitab peninggalan peninggalan kerajaan Majapahit yang ditulis oleh Mpu Prapanca. Kitab ini adalah kitab kakawin yang juga menceritakan tentang Kerajaan Singasari, sebuah kerajaan sebelum menjadi Kerajaan Majapahit.

Kitab Negarakertagama ditulis oleh Mpu Prapanca ketika Majapahit dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk. Di kitab ini diceritakan tentang keagungan Hayam Wuruk serta kejayaan kerajaan.

Dari Kitab Negarakertagama juga dapat diperoleh informasi mengenai silsilah Kerajaan Majapahit, pemerintahannya, kondisi masyarakat, politik, agama dan kebudayaannya.

  • Kitab Sutasoma

Selain Kitab Negarakertagama, di masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular juga menjadi bukti peninggalan sejarah Majapahit.

Kitab Sutasoma berisi syair Jawa Kuno atau kakawin yang menceritakan kisah hidup Pangeran Sutasoma yang berasal dari Negeri Hastinapura. Diceritakan bahwa Pangeran Sutasoma memilih hidup sebagai pertapa untuk mencapai makna kehidupan.

Di dalam Kitab Sutasoma, banyak juga ditemukan nasihat-nasihat tentang toleransi antar umat. Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang saat ini menjadi semboyan bangsa kita juga diambil dari Kitab Sutasoma.

  • Kitab Bharatayudha

Kitab Bharatayudha adalah salah satu bukti peninggalan sejarah Kerajaan Kediri. Kitab ini ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh di tahun 1157 ketika Kerajaan Kediri dipimpin Raja Jayabaya.

Kitab Bharatayudha berisi karya sastra kakawin, menceritakan tentang kejayaan Kerajaan Kediri dan juga penggalan cerita Mahabharata yang mengisahkan tentag perang.

Kitab Bharatayudha yang bercerita tentang perang Pandawa dan Kurawa ini sebenarnya ditulis sebagai simbol yang menggambarkan tentang keadaan perang saudara kerajaan Kediri dengan Kerajaan Jenggala.

  • Kitab Arjuna Wiwaha

Kitab Arjuna Wiwaha merupakan karya sastra kuno dari Jawa Timur, ditulis oleh Mpu Kanwa di saat Raja Airlangga memerintah Kerajaan Kahuripan tahun 1030.

Kitab ini juga disebut0sebut sebagai naskah kakawin pertama dari Jawa Timur. Kakawin ini berisi kisah Arjuna yang bertapa di Mahameru yang diuji oleh Dewa-dewa dengan mengirim tujuh bidadari.

Diceritakan ke tujuh bidadari tidak berhasil menggoda Arjuna, kemudian Batara Indra datang dan menyamar sebagai Brahmana tua. Namun Batara Indra akhirnya pergi. Diceritakan juga Arjuna memanah babi, di saat bersamaan Batara Siwa juga memanah babi tersebut.

Batara Siwa kemudian memberi tugas Arjuna untuk membunuh Niwatakawaca, raksasa pengganggu kayangan. Setelah berhasil, Arjuna diberi hadiah mengawini ke-7 bidadari. Nama bidadari yang terkenal adalah Dewi Supraba dan Tilottama.

  • Kitab Pararaton

Satu lagi kitab peninggalan sejarah dari masa Kerajaan Majapahit, yaitu Kitab Pararaton. Kitab ini tidak diketahui pengarangnya, namun diperkirakan ditulis di sekitar tahun 1481-1600 Masehi.

Kitab Pararaton Kitab ini terbagi menjadi 2 bagian, bagian pertama menceritakan tentang pendiri kerajaan Singosari, yaitu Ken Arok dan silsilah raja-raja Singasari selanjutnya.

Sedangkan di bagian ke-2 berisi riwayat tentang Kerajaan Majapahit, pemimpin kerajaan Majapahit yaitu Raden Wijaya dan raja-raja selanjutnya. Di dalam bagian ke dua ini juga menggambarkan tentang situasi politik serta pemberontakan yang terjadi di masa Kerajaan Majapahit berdiri.

  • Kitab Smaradhana

Kitab Smaradhana ditulis ketika masa Raja Kameswara I memerintah Kerajaan Kediri. Ditulis oleh Mpu Darmaja dan menceritakan tentang kisah suami-istri bernama Smara dan rati yang menggoda dewa Syiwa yang sedang bertapa.

Diceritakan suami-istri tersebut dikutuk dan mati terbakar api karena dewa Syiwa marah. Namun Smara dan Rati, suami-istri tersebut kemudian dihidupkan kembali dan menjadi Raja Kameswara dan Permaisurinya.

  • Kitab Lubdaka

Kitab Lubdaka adalah peninggalan Kerajaan Kediri, ditulis oleh Mpu Tanukung. Menceritakan kisah pemburu yang bernama Lubdaka yang akhirnya bertobat dan memuja dewa Siwa.

Kitab ini sebenarnya berisi tentang simbol kehidupan sosial di masyarakat pada masa itu, bahwa derajat manusia tidak didasarkan pada tinggi rendahnya pangkat dan harta namun dinilai berdasarkan perilaku dan moral yang dimiliki manusia.

Sponsors Link
, ,
Post Date: Friday 02nd, December 2022 / 03:10 Oleh :
Kategori : Sejarah