Sponsors Link

Candi Penataran : Sejarah – Arsitektur dan Fungsi

Sponsors Link

Pernah terbayang sebuah bangunan bersejarah dibangun oleh 3 kerajaan besar Nusantara? Jika pernah, maka hal itu benar adanya. Hal ini terjadi pada sebuah Candi yang ada di Blitar yakni Candi Penataran.

ads

Bagaimana sejarahnya dan siapa saja 3 kerajaan itu? Selengkapnya akan dibahas berikut ini.

Pengertian Candi Penataran

Gambar: blitarkab.go.id

Candi Penataran merupakan candi yang terletak di Jawa Timur, lebih tepatnya Desa Penataran Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Candi yang mempunyai nama asli Candi Palah ini merupakan candi yang dibangun oleh tiga kerajaan Besar.

Mulanya, candi ini dibangun oleh Kerajaan Kediri kemudian pembangunan dilanjutkan oleh Kerajaan Singasari dan Kerajaan Majapahit. Tentunya, pada setiap pembangunannya memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya penerapan lambang masing-masing Kerajaan yang dituangkan pada bagian candi.

Candi Penataran memiliki luas sekitar 12.946. Candi ini konon menjadi candi terluas dan termegah yang ada di Jawa Timur. Hal ini tentunya tak lepas karena keterlibatan 3 kerajaan besar dalam pembangunannya.

Ciri khas yang dibawa oleh masing-masing kerajaan mampu menjadikan nuansa yang berbeda pada pembangunan candi ini. Pola susunan yang terlihat pada candi ini merupakan ciri khas dari Camdi Jawa Timur yakni pola linear.

Ciri-Ciri Candi Penataran

Jika dilihat dari struktur bangunannya, Candi Penataran terbagi menjadi 3 bagian, yakni halaman depan, tengah dan belakang. Masing-masing dari bagian ini memiliki fungsi dan ciri khas tersendiri. Adapun ciri-ciri dari setiap bangunannya adalah sebagai berikut.

  • Halaman Depan

Bagian depan dari Candi Penataran adapah Bale Agung. Bangunan yang terbuat dari batu ini memiliki 4 buah tangga. Pada bagian tubuhnya dililit oleh ular naga, di mana kepala ular terlihat pada kedua sisi kanan dan kiri.

Selain itu, pada setiap anak tangga terdapat arca penjaganya. Sedangkan pada bagian atas Bale, di setiap sudutnya ada umpak batu. Umpak batu berfungsi sebagai tumpuan tiang kayu pada atap bangunan.

Bale Agung memiliki fungsi sebagai tempat musyawarah para pemimpin agama. Atap pada Bale Agung terbuat dari ijuk dan bagian depan terdapat pendopo teras. Pendopo teras memiliki angka tahun 1297 saka afau 1375 Masehi.

Pendopo teras diperkirakan memiliki fungsi sebagai tempat meletakkan sesaji pada setiap kegiatan upacara keagamaan. Secara bangunan, pendopo teras sama halnya Bale Agung yang di mana dililit oleh ular naga.

Selain terdapat pendopo teras, pada bagian depan candi ini terdapat pula candi lain yakni Candi Angka Tahun atau Candi Brawijaya. Candi Angka Tahun dibangun pada masa Kerajaan Majapahit. Hal ini dapat dilihat dari relief Surya Majapahit pada bagian atas kepala cungkup.

Candi yang dibangun pada tahun 1369 Masehi ini kerap dinamakan dengan Candi Ganesha. Hal ini dikarenakan pada candi ini terdapat patung Dewa Ganesha.

  • Bagian Tengah

Sama seperti bagian depan, pada bagian tengah juga terdapat candi lain yakni Candi Naga. Hanya saja, bangunan pada candi ini tinggal bagian kaki dan badan yang tersisa. Sekeliling tubuh pada candi ini dililit oleh naga yang ditopang oleh 9 tokoh.

Tokoh-tokoh tersebut memakai pakaian mewah seolah batara dari kayangan. Gambar naga ini mengisyaratkan candrasengkala yang berarti angka tahun 1208 saka atau 1286 Masehi. Pada masa ini merupakan masa dari pemerintahan Kertanegara dari Kerajaan Singosari.

  • Bagian belakang

Pada bagian belakang, terdapat bangunan candi utama dan patirtaan. Selain itu, terdapat pula prasasti Palah yang menyebutkan asal muasal dari Candi Penataran ini. Candi utama ini terletak lebih tinggi dibangkan candi lainnya. Di mana pada candi ini tersusun dari tiga teras.

Pada teras pertama, di sekeliling candinya terdapat relief cerita Ramayana. Sementara itu, pada teras kedua, terdapat relief cerita Kresnayana. Pada teras ketiga terdapat relief berupa naga dan singa bersayap. Teras ketiga ini memiliki bentuk yang hampir mirip dengan bujur sangkar dengan dindingnya berpahat arca singa dan naga bersayap.

Pada setiap tangganya terdapat dua arca mahakala dengan angka tahun 1269 saka. Sementara itu, pada bagian sebelah barat daya terdapat dua sisa bangunan. Bangunan ini adalah candi kecil yang terbuat dari batu. Namun, sayangnya candi ini telah runtuh.

Sejarah Candi Penataran

Pada mulanya, Candi Penataran dibangun oleh Kerajaan Kediri yakni pada masa Raja Srengga tahun 1194 Masehi . Raja Srengga sendiri merupakan Raja dari Kerajaan Kediri yang berkuasa pada tahum 1190-1200 Masehi. Candi yang awalnya beraliran Hindu Siwaitis ini, difungsikan sebagai tempat sembahyang umat hindu.

Kemudian, pada tahun 1286 masehi, Candi Naga dibangun di dalam komplek Candi Penataran. Kenapa dinamakan candi naga karena pada candi ini memiliki relief 9 orang yang sedang menyangga naga. Naga sendiri digunakan karena merupakan lambang candrasengkala atau tahum 1203 Saka.

Seperti yang sudah dijelaskan candi penataran ini dibangun oleh 3 kerajaan besar. Setelah pembangunan yang dilakukan kerajaan Kediri, Candi ini kemudian dilanjutkan oleh Kerajaan Majapahit. Lebih tepatnya saat masa pemerintahan Jayanegara, Tribuanatunggadewi dan Hayam Wuruk.

Pembangunan yang dilakukan oleh ketiga kerajaan besar ini membuat candi ini me jadi candi termegah dan terluas di Jawa Timur. Dalam Kitab Negarakertagama diceritakan bahwasanya saat melalukan perjalanan, Raja Hayam Wuruk sempat mengunjungi Candi Penataran. Kunjungannya pada candi bertujuan untuk memuja Hyang Acalapat yang menjadi perwujudan Dewa Siwa sebagai Girindra.

Pada tahum 1815, situs Candi Penataran kembali ditemukan lewat catatan Sir Thomas Stamford Raffles. Beliau adalah Gubernur Jendral Pemerintah Kolonial pada masa itu.

Kemudian pada gahun 1995, candi sempat diajukan kepada UNESCO menjadi situs warisan dunia asal Indonesia. Hingga saat ini, keberadaan candi ini terus mendapatkan perhatian dan menjadi salah satu destinasi wisata di Jawa Timur.

Fungsi Candi Penataran

Pada awal pembangunan candi ini memiliki fungsi sebagai tempat pemujaan bagi agama Hindu. Hal ini terbukti dengan adanya patung Dwarapala pada bagian pintu masuk dengan memiliki ukuran besar. Dua patung raksasa ini dilengkapi dengan gada.

Sebab, setiap bangunan suci pada saat itu pasti akan dijaga dengan dwarapala. Selain itu, pada candi penataran ini kerap diadakan upacara untuk pemujaan. Hal ini dilakukam untuk menangkal bahaya dari Gunung Kelud. Sebab, letak Candi Penataran tak jauh dari keberadaan Gunung Kelud.

Relief Candi Penataran

Candi Penataran memiliki relief yang berbeda dengan candi pada umumnya. Di mana, relief pada candi ini menggambarkan sosok manusia yang mirip dengan tokoh wayang kulit. Adapun penjelasan cerita pada relief Candi Penataran adalah sebagai berikut.

1. Bubhuksah dan Gagang Aking

Cerita ini terpahat sepanjang dinding pada pendopo teras. Relief ini menceritakan Bhuksa di mana Bhuksa ini digambarkan sebagai sosok makhluk yang memiliki badan besar, gemar makan apapun dan tidak tidur. Sementara itu, Gagang Aking digambarkan memiliki perawakan yang berkebalikan dari Bhuksa yakni kurus kering, suka berpuasa dan suka tidur.

Kemudian, pada suatu saat Dewa Siwa menjelma menjadi macan putih. Hal ini dilakukan guna menguji keduanya. Saat itu, Gagang Aking menolak untuk dimakan dengan alasan tubuhnya kurus kering dan dia justru mengumpankan Bhuksa karena memiliki tubuh yang besar.

Benar saja, Bhuksa mempersilakan Dewa Siwa untuk memakannya. Maka, dalam cerita ini, yang lulus ujian dan masuk surga adalah Bhuksa. Meskipun Gagang Aking gemar berpuasa. Tetapi, dia tidak memiliki keikhlasan.

2. Sri Tanjung

Relief yang menggambarkan Sri Tanjung terdapat pada pendopo teras. Di mana pada relief imi dikisahkan tentang pengabdian Raden Sidapaksa kepada Raja Sulakrama di Negeri Sindurejo. Saat itu, Sidapaksa diutus oleh raja untuk mencari obat.

Namun, saat mencari obat dia justru menjalin asmara dengan Sri Tanjung. Setelah menikah Sri Tanjung dibawa ke Sindurejo dan Raja Sulakrama memiliki ketertarikan pada Sri Tanjung. Bahkan dirinya tergila-gila dan berusaha memisahkan keduanya.

Kemudian Sidapaksa diutus ke Surga dengan membawa sepucuk surat yang isinya bahwa dirinya akan menyerang Surga. Kemudian, setelah sampai di Surga dirinya dipukuli oleh Para dewa. Namun, setelah menyebutkan nama leluhurnya, akhirnya dia dibebaskan. Setelah urusannya selesai, Sidapaksa kembali.

Namun, saat kembali istrinya difitnah mengajak Raja untuk berzina. Sebab, percaya akan hal itu, Sidapaksa membunuh istrinya dengan garang sampai meninggal. Namun, Sri Tanjung kembali hidup karena bantuan dewa. Setelah istrinya hidup kembali, Sidapaksa diperintahkan untuk membunuh Raja dan hal itu berhasil.

3. Ramayana dan Kresnayana

Pada bagian Candi Utama di dindingnya terdlaat relief Ramayana dan Kresnayana. Kisah Kresnayana menceritakan penculikan Rukmini oleh Kresnayana untuk dipersuntingnya.

Sedangkan cerita Ramayana mengisahkan kedua tokoh yang sudah masyhur yakni Rama dan Shinta. Kisah Ramayana dan Kresnayana dipahatkan pada dinding Candi Penataran. Kisah keduanya ditafsirkan memiliki kemiripan dengan kisah Ken Arok dan Ken Dedes.

Fakta Candi Penataran

  1. Dibangun oleh 3 Kerajaan Besar

Selama ini yang kita ketahui sebuah Candi hanya dibangun oleh satu Kerajaan saja. Namun, tidak dengan Candi yang ada di Blitar ini. Candi Penataran merupakan Candi yang dibangun oleh Kerajaan Kediri, Kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit.

Ketiga Kerajaan ini masing-masing memberikan sumbangsihnya pada pembangunan candi ini. Di mana setiap pembangunan yang dilakukan memiliki ciri khas masing-masing pada setiap kerajaannya.

2. Terdapat Prasasti Palah

Pada bagian belakang halaman Candi Penataran terdapat Prasasti Palah. Prasasti ini dibuat oleh Raja Srengga pada tahun 1197 Masehi. Pada Prasasti Palah ini dijelaskan mengenai Candi Penataran dan fungsinya.

Selain itu, Prasasti ini juga menggambarkan kebahagian dari Raja Srengga. Selain terdapat Prasasti Palah, terdapat pula kolam yang ada di belakang Candi sebelah tenggara dekat dengan aliran sungai. Kolam yang memiliki angka tahun 1337 saka ini merupakan tahun yang termuda.

3. Harga Tiket Murah

Tentunya kita sudah tak asing dengan harga tiket situs sejarah yang murah. Namun, harga tiket pada Candi yang digadang-gadang menjadi Candi termegah se Jawa Timur ini, harganya sangat murah. Kita hanya mengeluarkan Rp. 3000 rupiah sudah bisa menikmati peninggalan sejarah dari 3 kerajaan besar. Harga yang luar biasa murah, bukan?

Kesimpulan

Candi Penataran merupakan Candi peninggalan dari 3 kerajaan besar. Candi Penataran bercorak hindu ini berada di desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Blitar. Awal pembangunan candi ini dilakikan oleh Kerajaan Kediri pada masa Raja Srengga.

Kemudian, dilanjutkan oleh Kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit pada masa Hayam Wuruk, Jayanegara dan Tribuanatunggadewi. Candi yang memiliki nama awal Candi Palah ini, konon menjadi Candi terluas dan termegah di Jawa Timur.

Candi Penataran memiliki luas total sekitar 12.946 m2. Candi ini terdiri atas 3 bagian yakni halaman depan, tengah dan belakang. Di mana pada masing-masing halaman terdapat candi kecil yang mengirinya. Seperti pada bagian depan, terdapat Candi Angka Tahun, dan bagian tengah terdapat Candi Naga.

Sementara itu, pada bagian belakang terdapat Candi utama. Di mana candi ini diisi dengan relief Ramahana dan Kresnayana. Setiap reliefnya mengisi dari masing-masing teras yang berjumlah 3 itu.

Setelah mengetahui candi luar biasa ini, jangan lupa untuk berkunjung saat ke Blitar. Situs sejarah ini cocok menjadi sarana edukasi bagi anak-anak mengenal sejarah. Apalagi harga tiketnya sangat ramah dikantong.

Sponsors Link
, , ,




Post Date: Friday 31st, December 2021 / 04:19 Oleh :
Kategori : Sejarah