Sponsors Link

4 Penyebab Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara

Sponsors Link

Salah satu kerajaan tertua di Indonesia yang berada di pulau Jawa adalah Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia, selain Kerajaan Kutai.

ads

Kerajaan Tarumanegara juga merupakan kerajaan yang besar di masanya, kerajaan ini berdiri di abad ke-4 Masehi (tahun 358 M). Didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman yang berasal dari wilayah kerajaan Palawa dan Calankaya (India).

Di tahun 382 Masehi, Raja Jayasingawarman memutuskan untuk lengser dan menjadi pertapa. Tahta kerajaan Tarumanegara diberikan kepada puteranya yaitu Dharmayawarman.

Kerajaan Tarumanegara terletak di wilayah Jawa Barat, tepatnya di tepian sungai Citarum dan Cisadane. Karena letaknya yang dekat dengan perairan dan banyak melakukan kegiatan pelayaran dan perdagangan, maka kerajaan ini disebut kerajaan Maritim.

Kejayaan kerajaan Tarumanegara ada pada masa pemerintahan Raja Purnawarman yang berkuasa di tahun 395 Masehi hingga 434 Masehi. Raja Purnawarman menggantikan ayahnya, yaitu Raja Darmayawarman.

Masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara ini ditemukan tercatat di beberapa prasasti yang menjadi peninggalan sejarah kerajaan ini, yaitu di dalam Prasasti Tugu, Prasasti Lebak, Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Jambu.

Pada masa kepemimpinan Purnawarman, banyak inovasi dan perubahan-perubahan baru yang dilakukan, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan sungai.

Pada masa pemerintahan Purnawarman, pengelolaan sungai yang dilakukan selain memanfaatkan aliran sungai untuk irigasi pertanian, juga untuk mengantisipasi masalah banjir dengan melakukan penggalian Sungai Gomati sepanjang 12 km.

Raja Purnawarman membangun pusat pemerintahan kerajaannya dekat dengan pantai dan diberi nama Sundapura. Nama ibu kota ini menjadi cikal bakal kata “Sunda” yang saat ini dipakai untuk menamai wilayah di Jawa Barat.

Rakyat Kerajaan Tarumanegara hidup dari bertani, kerajaan ini juga banyak melakukan perdagangan karena diuntungkan dengan lokasinya yang strategis, sistem pemerintahannya juga sudah teratur. Bahkan kerajaan ini juga melakukan diplomasi dengan kerajaan Cina.

Dengan begitu Kerajaan Tarumanegara di bawah pimpinan Raja Purnawarman menjadi maju dan kaya, hal ini dibuktikan dengan persembahan seribu ekor sapi yang diberikan oleh Raja kepada Brahmana.

Wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara di masa kejayaannya meliputi hampir seluruh wilayah Jawa Barat, yaitu Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon. Ada 48 kerajaan kecil di Jawa Barat di bawah pemerintahan Raja Purnawarman.

Bukti peninggalan Kerajaan Tarumanegara antara lain Naskah Wangsekerta, berisi tulisan tentang Carita Parahyangan, Nagarakrebhumi, Pustaka Dwipantaraparwa, Pustaka Dwipantaraparwa, Pustaka Pararatwan I Bhumi Jawadwipa, dan Pustaka Rajya-rajya Bhumi Nusantara.

Selain itu ada juga prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara, salah satunya adalah Prasasti Ciaruteun. Prasasti ini bergambar laba-laba serta ada pahatan kaki.

Prasasti ini menggambarkan kekuasaan Raja Purnawarman yang dituliskan dalam bahasa sansekerta dalam aksara Pallawa.

Ada juga Prasasti Jambu yang ditemukan di daerah Subang (Bukit Koleangkak), prasasti ini juga menunjukkan bahwa wilayah tersebut merupakan salah satu wilayah kekuasaan Purnawarman.

Masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara meredup setelah Raja Purnawarman digantikan oleh Raja Wisnuwarman, Raja Tarumanegara ke-4. Beberapa penyebab juga menjadi pemicu runtuhnya kerajaan Tarumanegara. Berikut beberapa penyebab runtuhnya kerajaan Tarumanegara.

Serangan Dari Kerajaan Lain

Hal utama yang menjadi penyebab hancurnya kerajaan Tarumanegara adalah serangan dari kerajaan-kerajaan lain. Kerajaan Majapahit yang saat itu termasuk kerajaan yang besar di Jawa Timur adalah salah satu kerajaan yang menyerang Tarumanegara ketika Raja Sudawarman berkuasa.

Sudawarman adalah raja Tarumanegara ke-9, yang berkuasa dari tahun 628-639 Masehi.

Tidak Ada Penerus Tahta

Penyebab ke-2 runtuhnya Tarumanegara yaitu ketika Raja Linggawarman, raja Tarumanegara ke-12 sekaligus raja terakhir, yang berkuasa di tahun 666 hingga 669 Masehi, tidak memiliki penerus tahta.

Penerus tahta raja adalah anak laki-laki, sedangkan Raja Linggawarman tidak memiliki anak laki-laki namun memiliki dua anak perempuan, yang salah satunya bernama Manasih. Tahta Linggawarman kemudian diberikan kepada menantunya bernama Tarusbawa, suami Manasih.

Tarusbawa kemudian melakukan pengalihan kekuasaan dan memindahkan pusat pemerintahan kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara berubah menjadi kerajaan Sunda di bawah kekuasaan Raja Tarusbawa,

Kerajaan Sunda berdiri di tahun 670 Masehi, hanya satu tahun setelah Linggwarman turun tahta.

Kerajaan Kecil Memisahkan Diri

Kondisi Kerajaan Tarumanegara yang goyah akibat pengalihan kekuasaan oleh Raja Tarusbawa dimanfaatkan oleh kerajaan-kerajaan lain yang berada di bawah kekuasaan Tarumanegara.

Salah satunya adalah Kerajaan Kendan, Raja Wretikandayun merupakan Raja kerajaan ini sejak tahun 612 Masehi. Di tahun 670 Masehi Raja Wretikandayun memisahkan diri dari Tarumanegara dan mendirikan Kerajaan Galuh yang terletak di Pasundan.

Munculnya Kerajaan Lain

Selain banyak kerajaan yang sebelumnya berada di kekuasaan Tarumanegara yang memisahkan diri, munculnya kerajaan-kerajaan lain yang semakin maju juga menjadi penyebab Kerajaan Tarumanegara tidak dapat bertahan.

Beberapa kerajaan yang mengancam keberadaan Tarumangera diantaranya adalah Kerajaan Kalingga yang terletak di Jawa Tengah dan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera.

Runtuhnya kerajaan Tarumanegara yang menguasai hampir seluruh tanah Sunda menjadi awal mula berdirinya beberapa kerajaa di tanah Parahyangan. Sebut saja Kerajaan Sunda, Kerajaan galuh dan Kerajaan Pajajaran.

Sponsors Link
, ,
Post Date: Monday 21st, November 2022 / 04:45 Oleh :
Kategori : Sejarah