Sponsors Link

10 Bentuk Hubungan Sosial Asosiatif dan Disosiatif

Sponsors Link

Bentuk hubungan sosial dalam kehidupan terjadi hubungan sosial yang merupakan hubungan timbal balik antara satu individu dengan individu lainya. Hubungan ini bersifat saling memengaruhi serta terjadi dengan adanya kesadaran saling tolong-menolong. Hubungan sosial juga dikenal dengan istilah proses interaksi sosial. Dalam hidup bermasyarakat, kita sebenarnya sudah melakukan hubungan atau interaksi sosial ini, mulai dari mengobrol, bergosip, saling bekerja sama, dan beberapa bentuk lain yang pada intinya menghubungkan satu orang dengan orang lain. Beberapa ahli mengutarakan pendapatnya masing-masing mengenai pengertian dari interaksi sosial ini, misalnya:

ads
  • Gilin, yang berpendapat bahwa interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antarindividu dan kelompok atau pun antarkelompok.
  • Macionis, mengutarakan pendapat lain bahwa interaksi sosial dipahami sebagai proses bertindak dan membalas tindakan seseorang dalam hubungan dengan orang lain.
  • Soejono Soekanto, punya pengertian yang berbeda tentang interaksi sosial sebagai proses sosial mengenal cara berhubungan yang bisa dilihat jika individu atau kelompok sosial dapat saling bertemu serta menentukan sistem dalam hubungan sosial.
  • Broom dan Selznic turut berkontribusi dalam memberikan pengertian interaksi sosial sebagai proses bertindak yang dilandasi kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon sesuai dengan tindakan orang lain.
  • Kimball Young and Raymond Mack berpikir bahwa interaksi sosial sebagai hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu, individu dengan kelompok, maupun antar kelompok.

Syarat Terjadinya Hubungan Sosial

Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya seperti proses sosial lainnya, hubungan atau interaksi sosial baru bisa dikatakan terjadi ketika sudah memenuhi syarat yang menjadi ciri. Interaksi sosial terjadi ditandai dengan syarat berikut:

1. Kontak Sosial.

Secara etimologi, kontak bisa diartikan sebagai bersama-sama dan menyentuh. Jika disatukan, kontak sosial dipahami sebagai “bersama-sama saling menyentuh”. Meski pengertian secara etimologi seperti itu, pada kenyataannya, kontak sosial memang tidak selalu harus kontak fisik. Kontak sosial bisa terjadi bahkan ketika baru terjadi gejala-gejala sosial seperti membaca surat, bertanding, telepon, berpidato, dan lain-lain.

Kontak sosial bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung.

  • Kontak sosial langsung terjadi ketika adanya kontak secara fisik seperti berbicara langsung, tersenyum, gestur tubuh, bahkan smapai kontak fisik seperti bersalaman, berpelukan, atau memukul.
  • Sedangkan kontak sosial tidak langsung merupakan kontak sosial yang dimediasi dengan peralatan seperti koran, radio, telepon genggam, dan lain-lain.

Jika dilihat dari tingkat hubungannya, kontak sosial dibedakan menjadi dua yaitu primer dan sekunder.

  • Kontak sosial primer adalah kontak dengan hubungan langsung seperti bertemu, tanpa perantara, sehingga komunikasi tersebut saling mengetahui perwujudan dari masing-masing pihak yang saling kontak.
  • Kontak sosial sekunder merupakan kontak yang dimediasi dengan alat sehingga dua pihak yang melakukan kontak tidak terlalu memahami perwujudan masing-masing.

2. Komunikasi.

Komunikasi adalah kunci dari terjadinya interaksi sosial. Komunikasi merupakan alat berhubungan dengan orang lain, baik hubungan tersebut secara langsung maupun tidak langsung. Inti dari aktivitas komunikasi ini adalah saling menafsirkan maksud dan bahasa tubuh yang disampaikan oleh orang yang melakukan komunikasi. Tujuannya tak lain dari mencapai maksud dari interaksi sosial tersebut. Tanpa adanya komunikasi, maka akan terjadi Bencana Alam di Indonesia mustahil seseorang melakukan kontak sosial karena tidak adanya orang yang bisa membaca maksud dan tujuan dari orang lain tanpa diutarakan dengan bahasa yang jelas dan sama-sama dimengerti kedua pihak yang berhubungan sosial.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Munculnya Hubungan Sosial

Interaksi sosial terjadi karena beberapa faktor yang mendukung dan menyebabkannya. Faktor pendorong tersebut terdiri dari:

1. Imitasi.

Imitasi adalah tindakan meniru. Imitasi merupakan perilaku meniru tindakan, sikap, perilaku, penampilan fisik, sampai pada gaya hidup seseorang.

  • Seseorang melakukan perilaku ini sejak kecil dan cenderung tidak disadari lantas menjadi kebiasaan. Misalkan mengimitasi perilaku ayah dan ibu ketika berbicara, makan, atau berpakaian. Ini adalah imitasi positif.
  • Imitasi tak selalu berdampak positif. Dampak ini tergantung pada siapa figur yang diimitasi seseorang. Jika seseorang mengimitasi perilaku negatif, maka dampak yang akan ia dapatkan juga buruk.

2. Sugesti.

Ciri- Ciri Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi pasti memiliki sugesti merupakan pemberian pengaruh atau pandangan pada seseorang dengan harapan orang yang diberi sugesti bisa mengikuti instruksi yang diberikan tanpa pikir panjang.

Dalam kehidupan bermasyarakat, sugesti juga cukup lekat dalam proses interaksi sosial. Biasanya, sugesti diberikan oleh orang-orang yang disegani, baik karena memegang jabatan atau terkenal sebagai tetua yang bijak. Hal ini dibuktikan dalam beberapa kebiasaan sehari-hari, misalnya:

  • Tokoh masyarakat menghimbau warganya untuk lebih ramah terhadap lingkungan, menggiatkan aktivitas gotong royong, dan pendidikan karakter pada anak dimulai dari keluarga.
  • Memberi saran pada teman yang tidak niat belajar untuk tetap melanjutkan sekolah. Saran tersebut dibumbui dengan semangat bahwa semua orang perlu belajar selama hidupnya agar bisa bertahan.

3. Simpati

Simpati merupakan kejiwaan seseorang yang merasa tertarik dengan orang lain dan sebagai Kondisi Penduduk Indonesia. Ketertarikan tersebut dipengaruhi dan dimotivasi oleh banyak hal, bisa jadi karena sikap, wibawa, atau tindakan yang dilakukan oleh orang lain. Simpati juga dipengaruhi oleh perasaan seseorang, jadi orang yang merasa simpati cenderung bisa memposisikan diri sebagai orang lain dan memahami perasaan dan kondisi orang lain tersebut. Contoh perilaku simpati dalam kehidupan sehari-hari adalah:

  • Turut berbahagia atas kesuksesan atau keberhasilan yang dicapai orang lain (misalkan kasus menang perlombaan).
  • Turut berduka cita atas kehilangan yang dialami orang lain (misalkan kasus kematian).
  • Menggerakkan aksi bantuan bagi korban bencana alam.

4. Empati

Pada dasarnya, empati mirip dengan simpati, namun intensitasnya lebih dalam. Empati merupakan perilaku seseorang dalam memposisikan dirinya sebagai orang lain, sehingga ia mencoba menyamakan cara pikir, tanggapan, dan tindakan seseorang tersebut dalam menghadapi suatu masalah. Empati adalah kunci dalam meningkatkan intensitas kedalaman hubungan seseorang dengan orang lainnya. Contoh perilaku empati dalam kehidupan sehari-hari ini ditunjukkan dengan perilaku berikut:

  • Membayangkan diri sendiri sebagai orang lain dalam menghadapi masalah.
  • Bersedia mengorbankan diri sendiri untuk kepentingan orang lain yang dia memiliki empati.
  • Tidak segan untuk mengeluarkan biaya dan tenaga guna kebahagiaan orang lain.

5. Motivasi

Motivasi adalah dorongan atau pengaruh dari individu satu ke individu lainnya juga menyebabkan hal yang sendiri misalnya Faktor Perubahan Sosial. Motivasi ini memengaruhi orang yang diberi dukungan agar ia mau melakukan suatu hal namun tidak ada paksaan berarti. Biasanya orang memberikan motivasi jika orang lain itu dinilai memiliki potensi untuk melakukan sesuatu yang ia ragukan sendiri. Contoh perilaku sosial ini seperti:

  • Menyemangati teman yang sedang memiliki masalah untuk bangkit dan menyelesaikannya, bukan lari dari masalah tersebut.
  • Mendukung teman yang sedang dalam masa perlombaan agar tetap semangat dan bisa memenangkan perlombaan.
  • Memberikan iming-iming tertentu agar seseorang mau melakukan sesuatu.

Ciri-ciri Dalam Terjadinya Hubungan Sosial

Dalam proses interaksi sosial, ada beberapa ciri yang menandakan bahwa aktivitas tersebut tergolong interaksi sosial. Ciri-ciri yang dimaksud antara lain:

1. Pelaku interaksi sosial lebih dari 1 orang.

Ciri pertama jelas interaksi sosial dilakukan oleh lebih dari 1 orang. Jika hanya ada satu orang saja, maka hal tersebut bukan sebuah interaksi, karena tidak ada pihak lawan yang diajak berkomunikasi. Perilaku interaksi sosial bisa dilakukan minimal oleh dua orang yang berkepentingan. Dengan adanya pihak lawan, seseorang bisa mengajak berkomunikasi dan berdiskusi.

2. Ada komunikasi di antara pelaku interaksi.

Ciri kedua yang mutlak menjadi syarat terjadinya interaksi atau hubungan sosial adalah adanya komunikasi. Tanpa adanya komunikasi, dua pihak berkepentingan tidak bisa mengutarakan maksud, tujuan, dan motivasi sehingga tujuan dari interaksi sosial tidak akan pernah tercapai. Komunikasi yang terjadi pada interaksi sosial ini tak melulu harus dalam metode tatap muka. Komunikasi dengan perantara juga tergolong sebagai salah satu bentuk komunikasi yang menjadi ciri interaksi sosial. Contohnya:

  • Komunikasi tatap muka langsung, bertemu dengan pihak lawan dan berbicara tanpa adanya perantara.
  • Komunikasi menggunakan telpon, tidak harus bertatap muka namun bisa bertukar informasi secara langsung dan tertuju.
  • Komunikasi menggunakan pesan singkat, tidak ada tatap muka dan saling berbicara langsung namun isi atau informasi komunikasi tertuang jelas dalam pesan singkat yang akan dibaca pihak lawan komunikasi.

3. Tujuan komunikasi jelas.

Orang yang berinteraksi dianggap memiliki tujuan masing-masing. Bahkan, untuk tujuan yang dianggap sepele pun termasuk tujuan komunikasi yang jelas. Tujuan komunikasi jelas ini bukan harus melulu tujuan yang resmi dan merupakan perkara besar. Beberapa contoh tujuan komunikasi jelas sebagai salah satu ciri terjadinya hubungan sosial adalah:

  • Berkomunikasi untuk mengobrol saat waktu senggang.
  • Berkomunikasi untuk menyebarkan informasi mengenai jadwal tayang film di bioskop.
  • Berkomunikasi untuk membicarakan hal-hal yang menjadi ketertarikan dan bertukar informasi dengan lawan komunikasi.
  • Guru yang mengajarkan materi pelajaran pada murid-murid di sekolah.

4. Terdapat dimensi waktu.

Dimensi waktu menjadi ciri interaksi atau hubungan sosial. Dimensi waktu yang dimaksud mencakup masa lampau, masa kini, dan masa depan. Mengapa hal ini termasuk dalam ciri-ciri terjadinya interaksi sosial? Dimensi waktu menentukan sifat aksi yang akan berlangsung. Interaksi sosial pasti terjadi dalam dimensi ruang dan waktu, artinya interaksi sosial bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, bukan pada waktu tertentu atau terjadi harus di tempat yang sudah ditentukan sebelumnya.

5. Komunikasi dengan simbol-simbol

Dalam proses komunikasi, ada simbol-simbol yang digunakan kedua belah pihak yang berkomunikasi. Simbol tersebut terdiri dari berbagai macam bentuknya. Simbol komunikasi tersebut bisa jadi:

  • Rambu-rambu lalu lintas menjadi contoh simbol komunikasi. Misalnya, huruf P dicoret menjadi simbol yang mengomunikasikan adanya larangan parkir di area tempat tanda tersebut dipasang.
  • Emoticon yang kini sering digunakan ketika berbicara secara teks melalui smartphone sehingga lebih mampu mengekspresikan perasaan pengirim pesan dengan tepat.

Bentuk Hubungan Sosial Asosiatif

Hubungan sosial asosiaitf adalah hubungan sosial yang bersifat konstruktif atau membangun. Di antara kedua belah pihak yang bersangkutan tidak ada konflik, justru gotong royong untuk bekerja bersama dan mencapai tujuan yang diinginkan, baik tujuan tersebut sama atau berbeda. Dalam kehidupan bermasyarakat, ada beberapa jenis hubungan atau interaksi sosial yang bersifat asosiatif, di antaranya:

1. Kerja Sama

Seperti namanya, hubungan atau interaksi sosial satu ini terjadi ketika dua pihak atau lebih yang berkaitan saling membantu satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial konstruktif yang paling umum dilakukan. Dari lingkungan keluarga, sekolah, dan bermasyarakat, semuanya pasti pernah melakukan jenis interaksi ini. Beberapa contoh dari interaksi kerja sama antara lain:

  • Membagi tugas dalam keluarga untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu area dalam rumah dan halaman, mencuci piring dan peralatan masak, menjemur pakaian bersih dan menyetrikanya, dan lain-lain.
  • Dalam dunia pendidikan, sering kali murid-murid diajarkan untuk mengerjakan tugas kelompok yang didesain sesuai dengan kompetensi murid-murid.
  • Dalam dunia kerja, perusahaan yang berpotensi sukses lebih besar adalah yang pengelolaan kerjanya didasarkan pada pembagian tugas per divisi atau departemen. Satu departemen adalah satu tim kerja yang harus solid dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka.

2. Akomodasi

Istilah akomodasi yang dimaksudkan tidak merujuk pada akomodasi yang merupakan fasilitas penyediaan area istirahat bagi para wisatawan. Akomodasi terkait dengan hubungan sosial merupakan bentuk interaksi sosial yang bertujuan untuk meredakan konflik yang terjadi dalam bermasyarakat. Interaksi ini mungkin lebih akrab diterima telinga dengan istilah ‘mediasi’. Contoh-contoh interaksi akomodasi dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

  • Melerai teman yang terlibat konflik untuk mengembalikan stabilitas suasana belajar atau suasana kerja. Selain melerai, pihak ketiga berfungsi sebagai penengah untuk menemukan titik temu masalah dan berusaha mencari jalan terbaik yang tidak merugikan pihak manapun.
  • Seorang psikolog yang bertugas dalam menganalisis pasiennya yang kesulitan mengungkapkan perasaan sehingga menimbulkan masalah dalam kaitannya dengan interaksi dalam keluarga. Peran psikolog di sini bukan hanya mendengarkan, tetapi juga memahami pasien dan mengomunikasikan kondisi pasien pada keluarga serta membuat keluarga bisa menerima pasien tersebut tanpa ada lagi konflik berarti.

3. Akulturasi

Akulturasi merupakan istilah yang merujuk pada pengertian penerimaan budaya baru yang masuk dan dianggap baik oleh suatu masyarakat dengan tidak mengurangi atau menghilangkan unsur-unsur budaya lama yang sudah dianut atau dijadikan patokan bermasyarakat lebih dulu. Akulturasi berakibat pada bertambah kayanya sebuah budaya dan tentu saja yang diserap dalam kehidupan masyarakat tersebut adalah sisi budaya baru yang baik saja. Contoh dari akulturasi adalah:

  • Candi adalah contoh terjadinya akulturasi karena merupakan pencampuran budaya Indonesia dengan India.
  • Interaksi antara orang suku Betawi dan bangsa Cina menghasilkan kebudayaan Tari Cokek, Lenong, dan Gambang Kromong.
  • Tradisi berbagai angpau dulunya dilakukan oleh warga dengan etnis Tionghoa pada saat tahun baru Cina. Kini, tradisi ini juga dilakukan oleh orang Indonesia, tepatnya pada saat hari raya Idul Fitri.

4. Asimiliasi

Asimilasi adalah interaksi sosial yang mewujudkan perpaduan budaya yang berbeda dengan mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada, sehingga terciptalah budaya baru di antara orang-orang yang berinteraksi tersebut. Jika gambaran proses akulturasi bisa dijabarkan sebagai rumus A + B = AB, maka pada asimilasi yang terjadi adalah A + B = C. Pada interaksi ini, kedua pihak yang bersangkutan bersedia untuk menerima pencampuran budaya yang tidak didominasi oleh budaya mereka sendiri. Contoh dari asimilasi adalah;

  • Musik dangdut yang selama ini dikenal sebagai musik asli Indonesia ternyata merupakan hasil asimilasi karena terdapat pengaruh dari para pedagang India jaman dahulu.
  • Pernikahan yang dilakukan di Indonesia sekarang banyak menggunakan perpaduan antara ketentuan atau aturan keagamaan dengan budaya tradisional sesuai dengan etnis mereka masing-masing.
  • Seni tulisan kaligrafi yang kini sudah banyak dibuat menjadi karya seni indah awalnya merupakan pengaruh dari pedagang Arab.

5. Adaptasi

Adaptasi merupakan proses interaksi sosial di mana seseorang berusaha menyesuaikan diri dengan tempat baru mereka. Adaptasi adalah proses yang hampir selalu dialami oleh semua orang ketika memasuki area baru, baik area tersebut merupakan area tempat tinggal, tempat kerja, atau sekolah. Beberapa contoh adaptasi dalam kehidupan sehari-hari adalah:

  • Menjadi warga baru di sebuah wilayah yang baru membutuhkan adaptasi seperti berkenalan dengan para tetangga, memperkenalkan diri dengan para tetangga, memahami budaya kehidupan bermasyarakat yang berlaku, dan lain-lain.
  • Hari pertama masuk sekolah, biasanya para murid akan diajak untuk mengenal lingkungan sekolah melalui program inisiasi. Mereka juga berinteraksi dengan mengajak teman-temannya berkenalan dan mulai membangun komunikasi.

6. Koalisi

Koalisi adalah salah satu contoh bentuk interaksi sosial yang kemitraan atau aliansi dalam beberapa unsur dengan masing-masing pihak yang bersangkutan memiliki tujuan dan kepentingannya masing-masing. Koalisi ini bisa bersifat tetap maupun sementara, tergantung pada perjanjian awal. Contoh koalisi adalah:

  • Koalisi Indonesia Hebat, yang merupakan koalisi dari partai pendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam pemilihan presiden di tahun 2014.
  • Koalisi Merah Putih, yang merupakan koalisi dari partai pendukung Prabowo dan Hatta Rajasa pada pemilu tahun 2014.

7. Kooptasi

Kooptasi adalah istilah lain dari pemilihan. Kooptasi juga bisa dipahami sebagai proses pemilihan anggota baru dalam musyawarah oleh anggota perkumpulan yang sudah ada. Kooptasi merupakan salah satu bentuk kerja sama guna menyepakati pilihan bersama agar bisa menjalankan organisasi atau kelompok. Contoh proses kooptasi adalah:

  • Pemilihan ketua kelompok belajar yang baru yang dinilai memiliki beberapa kompetensi dasar seorang pemimpin.

Bentuk Hubungan Sosial Disosiatif

Sesuai dengan namanya yang merupakan lawan kata asosiatif, hubungan sosial atau interaksi yang bersifat disosiatif adalah interaksi yang bersifat saling menjatuhkan atau destruktif. Hubungan sosial ini ditandai dengan adanya konflik yang menyangkut pihak-pihak yang berinteraksi. Jenis interaksi sosial yang bersifat destruktif tersebut misalnya:

1. Persaingan

Sesuai dengan namanya, persaingan adalah kondisi atau bentuk interaksi sosial di mana pihak-pihak yang bersangkutan saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan yang sama. Persaingan merupakan hal yang lumrah terjadi pada hampir seluruh lini kehidupan, hanya saja sifatnya bisa berbeda menjadi persaingan sehat (positif) dan tidak sehat (negatif). Contoh dari persaingan adalah:

  • Perlombaan debat oleh mahasiswa hukum yang membahas jalannya hukum di Indonesia. Semua peserta mematuhi aturan yang disediakan oleh panitia sehingga tidak ada pelanggaran hingga sampai pada pemilihan pemenang berdasarkan kriteria yang sudah dibuat (contoh persaingan sehat).
  • Promosi dengan saling menjatuhkan pesaing. Satu produsen mengunggulkan kekuatan namun di saat bersamaan menekankan kelemahan pesaingnya sehingga pembaca akan lebih memihak pada produsen yang kuat tersebut (persaingan tidak sehat).

2. Kontraversi

Kontraversi adalah proses interaksi sosial yang kondisinya berada di antara persaingan dan perselisihan. Dalam interaksi ini terdapat gejala-gejala yang tidak pasti, perasaan tidak suka yang tidak dinyatakan, adanya kebencian, atau keragu-raguan yang timbulkan pada seseorang terhadap orang lainnya. Contoh dari kontraversi adalah:

  • Tidak setuju pada rencana orang lain namun diam saja dan tetap melakukan rencana tersebut. Tidak ada komunikasi antara satu orang dengan orang lain sehingga perasaan tidak suka tersebut hanya dipendam.
  • Zaman modern yang membedakan pola pikir dan perilaku antara orang generasi Baby Boomers, Generasi X, Generasi Y, dan Generasi Milenial yang kerap membuat miskonsepsi yang berujung pada perselisihan.

3. Pertentangan / Perselisihan.

Pertentangan atau perselisihan merupakan tingkat akhir dari interaksi sosial destruktif yang menimbulkan dampak negatif baik bagi pihak bersangkutan maupun orang-orang di luar interaksi tersebut. Perselisihan terjadi dari ketidaksetujuan atau ketidaksepemahaman antara pihak satu dengan pihak lainnya. Contoh perselisihan ini misalnya:

  • Kejadian tawuran antara anak SMA yang dipicu dengan rasa tidak terima ketika temannya dilecehkan.
  • Merebutkan harta warisan karena salah satu pihak merasa pembagian tersebut tidak adil dan merasa adanya intervensi dari pihak lawan sehingga dirinya mendapatkan bagian yang dianggap lebih sedikit.

Demikianlah informasi yang bisa kami sajikan terkait dengan hubungan sosial. Semoga artikel ini membantu Anda dalam memahami tentang interaksi atau hubungan sosial yang sehari-hari dilakukan bersama dengan keluarga, teman, tetangga, baik dalam lingkungan rumah, sekolah, atau pun tempat kerja.

Sponsors Link
, , ,
Post Date: Monday 15th, May 2017 / 04:27 Oleh :
Kategori : Sosiologi