Sponsors Link

Agresi Militer Belanda I: Kronologi – Latar Belakang dan Dampaknya

Sponsors Link

Indonesia merupakan salah satu negara yang pernah dijajah oleh beberapa negara. Salah satu negara yang pernah menjajah Indonesia ialah Belanda. Negara Belanda menguasai Nusantara paling lama dalam kurun waktu hampir 3,5 abad lamanya.

ads

Sejarah mencatat banyak peristiwa besar yang dilakukan Belanda kepada negara kita, terutama saat masyarakat pribumi mulai berani melawan penjajah. Salah satu upaya masyarakat dalam melawan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan ialah berjuang dalam Agresi Militer.

Latar Belakang Agresi Militer Belanda I

Dalam upaya menghentikan peperangan dan pertikaian dengan Belanda setelah kemerdekaan, dibentuklah suatu perjanjian yakni dikenal dengan Perjanjian Linggarjati. Pemerintah Indonesia yang meyakini bahwa perjanjian kali ini menjadi langkah tepat untuk menjaga kedaulatan negara, nyatanya pihak Belanda malah melanggar.

Perjanjian ini bukan meredakan pertikaian, justru menjadi kesempatan bagi Belanda untuk kembali menyerang Indonesia. Keyakinan Belanda akan pidato Ratu Wilhemina pada 7 Desember 1942 yang berisi janjinya dalam membentuk persemakmuran antara Kerajaan Belanda dan Hindia (Indonesia) di bawah naungan Kerajaan Belanda.

Dan inilah yang menjadi latar belakang Belanda mengabaikan isi dari Perjanjian Linggarjati dan melakukan Agresi. Belanda memulai aksinya pada tanggal 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947. Operasi militer ini terjadi di Pulau Jawa dan Sumatera.

Tindakan yang dilakukan oleh Belanda ini mereka artikan sebagai Aksi Polisionil dan menyatakan bahwa tindakannya ini dilakukan untuk kepentingan dalam negeri yaitu mengembalikan ketertiban umum.

Pada faktanya, Agresi Militer yang dilakukan oleh Belanda ini memiliki tujuan yang merugikan Indonesia seperti menghilangkan negara Indonesia secara de facto, menguasai wilayah dan merebut daerah produksi (bahan pangan, pertambangan dan produk ekspor), serta tujuan militer yakni menghancurkan Tentara Nasional Indonesia dan menjadi wilayah kekuasaan VOC seperti dahulu.

Agresi militer ini dilakukan oleh salah satu pemimpin VOC di Indonesia Gubernur Jenderal Van Mook yang mengeluarkan ultimatum kepada pihak Indonesia untuk menarik mundur pasukannya sejauh 10 km dari garis demarkasi.

Tentu hal ini mendapat penolakan dari pihak Indonesia. Pada 20 Juli 1947, Van Mook mengumumkan di radio bahwa Belanda tidak lagi terikat dalam Perjanjian Linggarjati, dan Agresi Militer Belanda dimulai kurang dari 24 jam setelahnya.

Tak hanya mengeluarkan ultimatum belaka, Belanda sebagai salah satu negara dengan militer terkuat di dunia menggunakan kekuatan militer yang cukup besar sehingga membuat pihak Indonesia terkejut dan tak mampu menandingi kekuatan militer itu. Akibatnya, Belanda dapat dengan mudah menguasai beberapa wilayah penting di Indonesia.

Dengan inisiatif dari India dan Australia, persoalan Agresi ini di bawa ke Dewan Keamanan PBB. Setelah melalui perdebatan yang cukup panjang, akhirnya keputusan Dewan Keamanan PBB menyatakan bahwa Belanda harus menghentikan aksinya dan mencela agresi militer tersebut. Atas keputusan PBB, Belanda akhirnya menghentikan Agresi Militer Belanda 1 pada tanggal 5 Agustus 1947 melalui meja perundingan.

Dampak Terjadinya Agresi Militer Belanda 1

Peristiwa Agresi Militer Belanda 1 memberikan dampak bagi negara Indonesia. Ingin tahu apa saja dampak dari terjadinya peristiwa Agresi Militer Belanda 1? Simak artikel ini sampai akhir.

Dampak Positif

Tidak hanya dampak yang bersifat merugikan atau negatif bagi Indonesia, peristiwa ini ternyata juga menimbulkan dampak yang positif. Berikut penjelasannya:

  • Banyaknya dukungan untuk Indonesia dari dunia internasional atau berbagai negara untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah diumumkan secara de facto. Sebaliknya, dukungan terhadap Belanda berkurang karena tindakan yang telah dilakukan kepada Indonesia serta mendapat kecaman dari dunia internasional atas aksi serangan yang berkedok “Aksi Polisi”.
  • Pihak Indonesia mendapat simpati dari komunitas dan dunia internasional.
  • Pengakuan dari beberapa negara Arab seperti Mesir, Lebanon, Suriah, Irak, Afghanistan, dan Arab Saudi atas kemerdekaan secara de jure untuk Indonesia. Pengakuan ini tidak terlepas dari peran Sutan Syahrir serta K.H. Agus Salim di wilayah Timur Tengah.
  • Memperkuat posisi Indonesia dalam perjanjian internasional karena adanya pengakuan dari negara-negara Arab.

Dampak Negatif

Karena Agresi Militer Belanda 1 ini termasuk salah satu serangan yang dilancarkan oleh Belanda, tentu Indonesia mengalami beberapa kerugian atau timbul dampak negatif. Adapun dampak negatif dari peristiwa Agresi Militer Belanda 1 yaitu:

  • Melemahnya kekuatan militer Indonesia, karena Belanda menempatkan pasukan TNI di bawah tekanan.
  • Wilayah Indonesia yang semakin sempit karena Belanda berhasil menguasai sebagian tempat dan daerah-daerah penting di Indonesia.
  • Banyaknya korban yang berguguran dalam perlawanan peristiwa Agresi Militer ke satu ini, dengan lebih dari 150.000 pasukan dari total sekitar 500.000 pasukan militer serta warga sipil yang turut menjadi korban.
  • Tidak hanya berdampak pada kekuatan militer, peristiwa ini juga mempengaruhi perekonomian negara karena untuk menyeimbangkan serangan Belanda, negara perlu mengeluarkan biaya untuk kebutuhan perang.
  • Stabilitas politik dan pemerintahan yang terganggu.
  • Kerugian material yang sangat besar, akibat kerusakan dan kehancuran bangunan saat Agresi terjadi.
  • Hilangnya wilayah perkebunan Indonesia, seperti Sumatera Timur, Palembang, Jawa Barat, dan Jawa Timur yang juga menimbulkan kerugian negara. 
  • Pembantaian orang-orang di Jawa Timur, yang menimbulkan korban karena lemas saat di tahan di dalam gerobak maut  tanpa ventilasi.
  • Meninggalnya beberapa prajurit muda, seperti Young Air Commodore, Dr. Abdurrahman Commodore Air Mas Agustinus Adisucipto dan Air Youth Ofiicer I Adisumarno Wiryokusumo, karena pesawat Dakota bertuliskan simbol Palang Merah, yang ditembak jatuh oleh Belanda pada tanggal 29 Juli 1947.

Dampak yang timbul akibat Agresi Militer Belanda ini telah diminimalkan karena adanya perjuangan diplomasi pemerintah Indonesia di luar negeri dalam hubungan internasional dan peran Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Tak mau menyerah begitu saja, pemerintah Belanda menolak gencatan senjata yang disepakati dalam Perjanjian Renville. Dan lagi-lagi Belanda menolak dengan melakukan operasi militer besar-besaran yang kemudian dikenal dengan peristiwa Agresi Militer Belanda II.

Dan inilah sejarah singkat serta dampak yang terjadi akibat peristiwa Agresi Militer Belanda 1.  Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuanmu mengenai sejarah sekitar kemerdekaan.

Sponsors Link
, ,
Post Date: Monday 28th, November 2022 / 04:39 Oleh :
Kategori : Sejarah