Sponsors Link

5 Negara Penghasil Sampah Terbanyak di Dunia, Negara Mana Saja Ya??

Sponsors Link

Tumpukan sampah semakin menjadi momok yang menghantui para masyarakat dunia modern ini. Semakin banyak sampah yang tidak bisa didaur ulang, dan tidak hanya itu, kesadaran masyarakat yang semakin berkurang tentang membuang sampah pada tempatnya, membuat permasalah sampah ini semakin memburuknya tiap harinya.

ads

Sampah plastik yang termasuk ke dalam sampah yang tidak dapat di daur ulang dapat kita temukan dimana saja. Bahkan menurut penelitian, sampah plastik tidak akan bisa terurai walau menghabiskan puluhan tahun lamanya.

Saat ini tengah digalakkan gerakan tanpa plastik. Contohnya saja penggunaan sedotan plastik yang mulai ditiadakan, dan ada yang beberapa mengganti sedotan plastik dengan sedotan kertas yang dapat terurai.

Namun, ditengah-tengah proses edukasi tersebut, masih banyak yang tidak paham bahkan masih menggunakan bahan plastik dalam prosesnya. Hal inilah yang semakin memperburuk permasalahan tentang sampah ini. Dan berikut ini adalah negara penghasil sampah terbanyak di dunia.

1.Amerika

Negara adidaya ini menjadi penyumbang nomer satu sampah terbanyak di dunia, terutama sampah plastik. Amerika Serikat menghasilkan 42 juta ton sampah plastik.

Angka tersebut menjadikannya sebagai peringkat pertama penyumbang sampah terbesar di dunia, jumlahnya dua kali lipat dari Tiongkok-Cina.

Hal ini jika diakumulatif, maka setiap warga Amerika turut andil menyumbang sejumlah 130 kg sampah plastik per tahun. Angka yang sangat fantastis, mengingat negara Amerika terlihat seperti negara dengan peraturan dan tata tertib yang ketat.

2. China

Pada tahun 2019 lalu sebuah lembaga penelitian yang berasal dari Australia mengungkap bahwa seperlima dari plastik sekali pakai berasal dari negara Tembok Besar tersebut.

China yang merupakan negara dengan populasi terpadat menghasilkan limbah sekali pakai dalam jumlah terbesar di dunia. Sekitar 300 perusahaan memakai plastik sekali pakai di dunia, dan sebanyak sepertiga dari perusahaan tersebut berasal dari China.

Dan meskipun sekarang konsumen lebih mengurangi penggunaan plastik, namun produsen bahan baku plastik diketahui belum mengambil langkah pasti dalam menanggulangi masalah tersebut.

3. Indonesia

Menjadi salah satu penyumbang terbesar sampah di dunia bukanlah suatu hal yang patut dibanggakan. Meski pemerintah telah menggaungkan pesan “Buanglah Sampah pada Tempatnya” dan menyediakan banyak tong sampah, namun masih banyak masyarakat yang masih menjadikan sungai sebagai tong sampah.

Sungai besar yang ada di Indonesia seperti Sungai Brantas dan Bengawan Solo dikategorikan menjadi 20 sungai penyumbang sampah plastik yang mengalir ke laut dunia. Jika kita mengunjungi pantai, di sepanjang pesisirnya akan terlihat sampah yang mengendap dan mengotori keindahannya.

Hal yang sangat menyedihkan, mengingat produsen plastik yang menutup mata akan hal tersebut dan terus memproduksi bahan baku plastik. Produksi plastik meroket sementara daur ulang kecil, sangat tidak seimbang.

Sesuai survei BPS, ada sekitar 28% masyarakat yang mendaur ulang sampah, sisanya membutuhkan edukasi untuk mengurai dan mendaur ulang sampah.

Hal yang dirasa perlu mengingat banyaknya sampah yang kian menggunung di TPA. Selain masyarakat yang berperan aktif, diharapkan produsen juga ikut andil dalam hal ini.

4. Thailand

Negara Gajah putih merupakan negara selanjutnya yang menjadi penyumbang sampah plastik teratas di dunia. Walaupun pemerintah Thailand telah menggunakan larangan penggunaan plastik sekali pakai, namun kebanyakan pedagang streetfood masih membandel dan tetap menggunakan plastik sekali pakai dalam menjajakan dagangannya.

Hal ini menjadi polemik di Thailand karena di balik kebudayaan dan keindahan pariwisatanya yang memukau dunia, namun di sisi lain negara ini juga tengah menghadapi krisis sampah yang harus segera dihadapi.

Menurut penelitian, mereka menyumbang sebanyak 5.000 metrik ton dalam sehari. Dapat dibayangkan, seberapa serius masalah sampah ini harus dihadapi oleh pemerintah Thailand. Pemerintah sendiri menegaskan pelarangan plastik sekali pakai di awal tahun 2021.

Walau Pemerintah melakukan himbauan seperti itu, namun kebijakan tersebut masih tidak diiringi dengan hukuman atau pengawasan pihak berwenang. Hal inilah yang menyebabkan masih banyak pedagang makanan pinggir jalanan yang masih menganggap enteng himbauan larangan plastik sekali pakai.

Dampaknya sampah plastik sekali pakai kian menggunung di Thailand. Padahal puncak kekhawatiran pemerintah bukan tanpa alasan, telah ditemukan bayi paus yang mati dikarenakan memakan plastik yang mencemari lingkungan laut tempatnya tinggal.

5. Vietnam

Negara selanjutnya adalah negara Vietnam. Telah ditemukan sejumlah besar sampah plastik di pesisir pantai Da Loc di Vietnam. Bahkan disebut-sebut bahwa sampah telah menutupi pasir yang ada di pantai.

Pantai yang dulunya terkenal bersih dan asri, selama kurun waktu dasawarsa menjadi tidak dikunjungi oleh wisatawan, hal ini tak lain tak bukan dikarenakan sampah plastik sekali pakai.

Pada tahun 2015 sebuah studi telah dilakukan oleh Universitas Georgia, secara global Vietnam dituding telah menyumbang sebanyak 8 juta ton sampah plastik yang dibuang ke laut. Hal tersebut berdampak dalam pencemaran lingkungan dan kehidupan laut serta dikhawatirkan masuk ke dalam rantai makanan manusia.

Pemerintah sendiri belum menerapkan hukum dan memberikan pengawasan terhadap plastik sekali pakai. Hanya segelintir orang yang sadar dan menggalakan kampanye anti plastik ini.

Salah satu contoh gerakan yang dilakukan oleh beberapa petugas setempat adalah membagikan sejumlah tas yang dapat digunakan kembali yang terbuat dari rotan kepada pengunjung pantai.

Jadi alangkah lebih baiknya gerakan sadar sampah plastik ini dilakukan mulai dari diri sendiri untuk kemudian mengajak teman terdekat dan orang lain agar mengikuti gerakan kita.

Dari hal yang kecil ini diharapkan bisa menanggulangi masalah sampah yang tengah mengancam generasi mendatang. Jika bukan dimulai dari kita, dimulai dari siapa lagi?

Selan gerakan mengurangi penggunaan sampah plastik, kita juga patut mempelajari tentang penguraian sampah, menggunakan tas re-usable, serta membuang sampah pada tempatnya.

Sponsors Link
, ,
Post Date: Tuesday 15th, March 2022 / 04:23 Oleh :
Kategori : Geografi