Sponsors Link

15 Faktor Ketimpangan Sosial Ekonomi di Indonesia

Sponsors Link

Selain dampak masalah sosial, ketimpangan sosial masih menjadi sejumlah masalah di berbagai negeri, termasuk Indonesia. Ketimpangan sosial ini terjadi dihampir semua lini, seperti soail, politi, atau pun ekonomi. Ketimpangan sosial ekonomi terhitung masalah yang sulit diselesaikan di Indonesia. Beberapa faktor mempengaruh adanya ketimpangan sosial ini. Artikel ini akan membahas secara khusu faktor ketimpangan sosial ekonomi di Indonesia

ads

Pengertian Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial merupakan kondisi dimana terdapat ketidakseimbangan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya yang memiliki status yang sama. Ketidakseimbangan ini bisa dilihat dari peluang, pendapatan, dan penghargaan yang berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Perbedaan sangat mencolok antara satu dan lainnya.

Menurut Andrianof Chaniago, ketimpangan sosial adalah buah dari pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, dimana pemerintah cenderung mementingkan aspek ekonomi dalam pembangunan dibanding dengan aspek sosial. Ketimpangan sosial dianggap sebagai masalah sosial masalah ini dialami dan dirasakan seluruh aspek masyarakat, dimana ketimpangan sosial ini terbentuk oleh ketidakadilan.

Bentuk-Bentuk dari ketidakadlian yang menyebabkan ketimpangan sosial adalah:

  1. Marginalisasi: merupakan proses pemusatan hubungan kelompok tertentu dengan suatu lembaga sosial utama.
  2. Pelabelan: penjulukan terhadap golongan tertentu secara subjektif.
  3. Subordinasi: perlakuan berbeda terhadap sebuah kelompok tertentu,
  4. Dominasi: sebuah kelompok yang memegang kekuasaan secara mutlak dan dijalankan dengan cara sewenang-wenang.

Pengertian Ketimpangan Sosial Ekonomi

Ketimpangan sosial ekonomi adalah ketidakseimbangan diantara masyarakat dalam sektor ekonomi. Ketimpangan atau kesenjangan mengacu pada persebaran ukuran ekonomi antar individu masyarakat, antar kelompok masyarakat, dan bisa juga antarnegara. Kekayaan, pendapatan, dan konsumsi adalah indikator untuk mengukur ketimpangan sosial ekonomi. Sementara itu, masalah ketimpangan sosial ekonomi biasanya berkutat pada masalah kesetaraan ekonomi, kesetaraan pengeluaran, dan kesetaraan kesempatan. Seperti ketimpangan sosial lainnya, ketimpangan sosial ekonomi juga termasuk ke dalam masalah sosial. Sebab, ketimpangan ini mengakibatkan kerugian kepada setiap lapisan masyarakat yang ada di suatu negara, termasuk Indonesia.

Ketimpangan sosial ekonomi Indonesia terbilang parah. Hal ini dibuktikan oleh sejumlah statistik penelitian, dan laporan yang mengungkapkan hal tersebut. Salah satunya adalah laporan dari Bank Dunia pada tahun 2015 lalu. Menurut laporan tersebut, 74% tanah di Indonesia hanya dimiliki oleh 0,2% persen masyarakat saja. Ini menunjukkan bahwa ketimpangan sosial ekonomi di Indonesia sudah menimbulkan dampak yang negatif.

Faktor Terjadinya Ketimpangan Sosial Ekonomi

Secara umum, ketimpangan sosial, khususnya ekonomi dipengarhi oleh dua faktor, yaitu:

  • Faktor Internal: faktor ketimpangan sosial ini ada di dalam diri masyarakat, tertama menyangkut kualitas yang ada di dalam diri, seperti tingkat pendidikan, kecerdasan, kesehatan, dan lain sebagainya.
  • Faktor Eksternal: faktor ketimpangan sosial ini berada di luar diri seseorang. Faktor ini muncul dari kebijakan atau birokrasi pemerintah yang mengekang atau mengucilkan satu pihak tertentu. Faktor eksternal bisa menimbulkan kemiskinan struktural.

Faktor Penyebab Terjadinya Ketimpangan Sosial Ekonomi

Ketimpangan sosial ekonomi dapat terjadi karena beberapa faktor. Berikut ini beberapa faktor penyebab terjadinya ketimpangan sosial ekonomi yang ada di Indonesia:

Sponsors Link

1. Kebijakan Pemerintah yang Tidak Adil

Kebijakan pemerintah yang tidak adil menyebabkan sejumlah ketimpangan sosial ekonomi. Salah satu bentuk kebijakan pemerintah yang menyebabkan ketimpangan sosial ekonomi adalah kebijakan pembangunan negara. Dalam masalah pembangunan, pemerintah seringkali terlalu fokus membangun daerah perkotaan atau beberapa pulau besar seperti Jawa dan Sumatera. Hal ini dikarenakan pemerintah masih menganggap daerah-daerah tersebut berpotensi sangat tinggi dan dapat menghasilkan pemasukan yang tinggi bagi negara. Selain itu, ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola pulau-pulau Indonesia yang banyak membuat mereka lebih fokus mengurus perkotaan atau pulau-pulau besar di Indonesia.

Ini mengakibatkan ketimpangan sosial ekonomi antara daerah perkotaan dengan daerah terpencil. Daerah perkotaan atau pulau besar yang mengalami pembangunan pesat akan memperoleh fasilitas memadai, pendapatan yang tinggi, serta kesejahteraan penduduk yang lebih baik. Ini berbeda dengan daerah terpencil yang kondisinya tertinggal dan membuat fasilitas yang didapat tidak memadai, pendapatan daerah yang rendah, serta kesejahteraan penduduk yang memprihatinkan. Kemiskinan akan dapat dijumpai di daerah terpencil. Bila dibiarkan, maka akan terjadi kecemburuan sosial antara daerah terpencil dengan daerah yang lebih maju.

2. Persebaran Penduduk

Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk juga mempengaruhi ketimpangan sosial ekonomi. Di Indonesia, persebaran penduduk masih tidak begitu merata. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya penduduk yang menghuni Pulau Jawa dibanding pulau-pulau lainnya. Anggapan bahwa Pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan berpotensi tinggi membuat sejumlah penduduk bermigrasi ke pulau ini. Selain itu, faktor pembangunan yang tidak merata juga mengakibatkan penduduk daerah terpencil pindah ke Pulau Jawa karena pulau tersebut dianggap lebih maju dibanding daerah asal mereka.. Akibatnya, terjadi ketimpangan pertumbuhan ekonomi antara Pulau Jawa dengan pulau-pulau terpencil. Pulau Jawa akan mengalami pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibanding pulau lainnya.

3. Kualitas Diri Masyarakat

ads

Pembangunan yang tidak merata membuat fasilitas pendidikan dan kesehatan yang memadai tidak dapat dinikmati sejumlah daerah. Akibatnya, tidak semua masyarakat mempunyai kualitas diri yang baik. Kualitas diri ini berpengaruh terhadap kualitas kerja mereka. Semakin tinggi kualitas diri mereka, maka semakin tinggi pula peluang kerja dan kesejahteraan hidup yang didapat. Selain itu, sifat malas penduduk tertentu juga berpengaruh terhadap kualitas diri masyarakat. Sifat malas akan mengakibatkan masyarakat enggan menerima perubahan dan enggan untuk belajar meningkatkan kualitas dirinya. Bila dibiarkan, maka masyarakat akan semakin tertinggal kualitas dirinya. Masalah kualitas diri ini juga menjadi salah satu masalah negara berkembang, termasuk Indonesia.

4. Lapangan Pekerjaan

Lapangan pekerjaan yang sedikit hanya mampu menampung angkatan kerja dengan jumlah yang sedikit. Hal ini akan mengakibatkan ketimpangan sosial ekonomi antara angkatan kerja yang telah bekerja dengan angkatan kerja yang belum bekerja. Secara ekonomi, angkatan kerja akan berpotensi meraih pendapatan dan kesejahteraan hidup yang lebih baik dibanding angkatan kerja yang masih menganggur. Jika tidak diatasi, angkatan kerja yang menganggur akan semakin sedikit dan membuat perekonomian negara semakin rapuh. Meningkatkan lapangan pekerjaan bisa menjadi solusi untuk mengatasi ketimpangan ini. Selain itu, cara mengatasi masalah pengangguran juga harus dilakukan dalammenangani ketimpangan sosial ekonomi ini.

5. Kemiskinan

Kemiskinan membuat masyarakat sulit mendapatkan kesejahteraan hidup yang layak, sehingga masyarakat yang mengalami kemiskinan akan mengalami ketimpangan sosial ekonomi dengan masyarakat yang lebih kaya. Kemiskinan bisa disebabkan oleh kualitas pribadi yang rendah serta sikap malas yang diidap masyarakat. Kemiskinan juga dapat terjadi karena pengaruh struktur sosial yang juga disebut sebagai kemiskinan struktural.

Secara umum, kemiskinan mempunyai bermacam-macam ciri, yaitu:

  • Angka kematian yang diri.
  • Tingkat kesehatan yang rendah.
  • Tingkat pendidikan yang rendah.
  • Memiliki mata pencaharian yang berpenghasilan rendah.
  • Mempunyai sikap tidak menerima perubahan.

Kemiskinan struktural mempunyai macam-macam golongan, yaitu:

  • Kaum petani yang tidak mempunyai lahan sendiri.
  • Petani yang mempunyai lahan sendiri namun lahannya begitu kecil.
  • Para buruh yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang baik serta tidak terlatih.
  • Pengusaha yang tidak mempunyai modal dan fasilitas dari pemerintah.

6. Globalisasi

Ketimpangan sosial ekonomi  akibat globalisasi bisa disebabkan oleh sikap masyarakat terhadap globalisasi. Jika masyarakat mampu beradaptasi terhadap globlisasi, maka mereka mampu bertahan hidup lebih lama serta kesejahteraan ekonomi mereka relatif lebih tinggi. Sebaliknya, jika tidak mampu beradaptasi terhadap globalisasi, masyarakat akan makin tertinggal dan kesejahteraan eknominya akan jauh lebih rendah.

7. Teknologi

Sama seperti globalisasi, pemanfaatan teknologi juga berpengaruh terhadap ketimpangan sosial ekonomi. Jika mampu memanfaatkan teknologi secara optimal, maka masyarakat akan mampu bertahan hidup dan kesejahteraan ekonominya pun akan membaik. Sebaliknya, kegagalan memanfaatkan teknologi akan merugikan masyarakat dan kesejahteraan ekonominya pun akan menurun.

8. Letak Geografis

Sponsors Link

Pengaruh letak geografis juga dapat mempengaruhi ketimpangan sosial ekonomi. Hal ini bisa dilihat dari kemajuan ekonomis masyarakat di daerah dataran tinggi dengan dataran rendah. Secara ekonomi, daerah dataran tinggi akan meraih pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena pembangunan di daerah tersebut cukup pesat dan fasilitas pendidikan dan kesehatannya pun terbilang memadai.

9. Pendapatan

sebetulnya, pendapatan bukanlah suatu hal yang dapat menimbulkan ketimpangan sosial ekonomi. Itu pun dengan catatan bahwa pendapatan yang diterima harus sesuai dengan bidang pekerjaan, tingkat kesulitan, kualitas, serta kinerja dari tenaga kerja. Jika tidak sesuai dengan hal tersebut, maka ketimpangan sosial ekonomi pasti akan terjadi. Gaji buruh dan guru yang kecil adalah contoh ketimpangan yang disebabkan oleh faktor ini. Bila dilihat dari tingkat kesulitan dan kualitas dari tenaga kerja, gaji yang diterima dari dua profesi itu bisa lebih layak lagi.

10. Tingkat Kekayaan

Faktor ini merupakan akumulasi dari faktor-faktor sebelumnya, seperti lapangan kerja, kemiskinan, kualitas diri, dan pendapatan. Tingkat kekayaan di Indonesia begitu timpang antara orang kaya dan orang miskin, baik dari segi pendapatan maupun perlakuan dari masyarakat. Khusus segi pengakuan, orang yang meraup pendapatan tinggi akan diperlakukan lebih layak ketimbang orang berpendapatan rendah. Hal tersebut tentu merupakan suatu tindakan diskriminasi terhadap orang berpendapatan rendah. Kecemburuan sosial juga akan timbul di dalam diri orang yang berpendapatan rendah. Lebih parahnya, kecemburuan tersebut bisa memicu tindak kejahatan yang merugikan orang berpendapatan tinggi dan tidak jarang juga merugikan negara.

Selain 10 faktor di atas, masih ada beberapa faktor ketimpangan sosial di Indonesia yang dilansir dari laman Oxam, yaitu:

  • Fundamentalisme pasar yang mendorong orang kaya untuk mendapatkan kekayaan atau keuntungan besar dari pertumbuhan ekonomi negara.
  • Tingginya political capture. Istilah political capture ini merupakan istilah yang merujuk pada kemampuan orang kaya yang dapat merubah aturan hukum, sehingga aturan tersebut dapat menguntungkan mereka.
  • Adanya ketidaksetaraan gender.
  • Upah murah yang diterima tenaga kerja yang membuat mereka sulit terlepas dari jerat kemiskinan.
  • Sistem perpajakan yang gagal dalam memainkan peran pentingnya sebagai pendistribusi kekayaan bagi masyarakat.

Dampak Kesenjangan Sosial ekonomi

Kesenangan sosial ekonomi menimbulkan sejumlah dampak, yaitu:

1. Dampak Positif:

  • Mendorong wilayah yang tertinggal untuk meningkatkan kualitas diri dan mampu bersaing dengan daerah yang lebih maju.
  • Meningkatkan upaya untuk mendapat kesejahteraan ekonomi yang tinggi.

2. Dampak Negatif:

  • Adanya kecemburuan sosial.
  • Adanya diskriminasi terhadap pihak yang tersisihkan.
  • Melemahkan stabilitas dan solidaritas masyarakat.

Masalah sosial ekonomi mesti diatasi dengan sejumlah cara, diantaranya:

  • Memperbaiki kualitas penduduk.
  • Meningkatkan kualitas kesehatan, baik dari segi fasilitas maupun pelayanan.
  • Melakukan pemberdayan masyarakat yang berbasis ekonomi.
  • Mengadakan transmigrasi.
  • Melakukan pemerataan pembangunan.
  • Mengadakan pelatihan manajerial di daerah terpencil.
  • Menciptakan peluang kerja yang luas.
  • Melatih kewirausahaan serta memberikan modal.

Demikianlah pembahasan mengenai faktor penyebab ketimpangan sosial ekonomi di Indonesia. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan di bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Terima kasih.

Sponsors Link
, ,
Post Date: Monday 04th, December 2017 / 07:17 Oleh :
Kategori : Ekonomi