Sponsors Link

14 Contoh Diskriminasi dalam Kehidupan Sehari-Hari yang Harus di Hindari

Sponsors Link

Contoh kesenjangan sosial di lingkungan masyarakat yang biasa kita temui adalah kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin, serta kesenjangan status sosial di masyarakat. Selain sebagai contoh kesenjangan sosial, contoh-contoh tersebut juga menjadi pemicu terjadinya diskriminasi. Sudah banyak contoh diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari. Semua contoh tersebut akan coba dituangkan ke dalam artikel ini. Namun, sebelum itu ada baiknya kita mengetahui pengertian diskriminasi, agar kita mendapat gambaran yang utuh seperti apa diskriminasi itu.

ads

Pengertian Diskriminasi

Diskriminasi adalah suatu pelayanan yang tidak adil terhadap suatu individu tertentu. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa ditemui di masyarakat. Hal ini disebabkan karena manusia cenderung membeda-bedakan satu manusia dengan manusia lainnya dari segi tertentu saja. Segi-segi tersebut bisa berbentuk suku, golongan, kelamin, macam-macam ras di Indonesia, agama dan kepercayaan, aliran atau ideologi politik, dan karakteristik manusia lainnya yang biasa menjadi acuan adanya tindakan diskriminasi.

Penilaian atau cara manusia membedakan satu manusia dengan lainnya yang berdasarkan segi tertentu biasa disebut stereotip. Istilah ini merupakan suatu jalan pintas pemikiran manusia yang bersifat intuitif dalam menyederhanakan hal-hal yang rumit, termasuk dalam menilai setiap manusia. Stereotip biasanya berupa prasangka yang sering dianggap negatif oleh orang-orang. Hal ini kemudian yang menyebabkan stereotip menjadi pemicu adanya tindak diskriminasi.

Diskriminasi sendiri terdiri atas dua jenis, yaitu:

  1. Diskriminasi langsung, diskriminasi ini berlangsung bila ada suatu peraturan yang menyudutkan satu pihak tertentu dan membuat pihak itu dikucilkan atau dilayani dengan tidak adil.
  2. Diskriminasi tidak langsung, diskriminasi ini terjadi saat sebuah peraturan yang sifatnya netral malah merugikan satu pihak saat aturan itu dilaksanakan.

Selain jenis, diskriminasi juga mempunyai sejumlah bentuk, yaitu:

  • Diskriminasi umur.
  • Diskriminasi gender.
  • Diskriminasi kesehatan.
  • Diskriminasi ras.
  • Diskriminasi agama.

Selain stereotip, diskriminasi juga disebabkan karena beberapa faktor, dimana faktor-faktor tersebut antara lain:

  • Adanya persaingan yang semakin ketat dalam berbagai lini kehidupan yang turut mempengaruhi kondisi penduduk di Indonesia.
  • Adanya tekanan dari pihak yang dominan dalam suatu lingkungan masyarakat terhadap pihak yang dianggap sebagai pihak minoritas.
  • Ketidakmampuan pihak minoritas dalam melawan tekanan-tekanan dari pihak mayoritas tersebut.

Contoh dari Diskriminasi dalam Kehidupan Sehari-Hari

Berikut ini beberapa contoh diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari:

  • Para difabel yang tidak diberi fasilitas umum yang layak oleh pemerintah, entah itu kendaraan, trotoar, ataupun tempat duduk di kendaraan umum.
  • Seorang Ibu yang memperlakukan anaknya dengan semena-mena karena anaknya adalah penyandang autis. Sementara itu, anak-anaknya yang normal diperlakukannya dengan begitu istmewa.
  • Seorang guru yang terlalu memperhatikan murid-muridnya yang cerdas, sedangkan murid-muridnya yang biasa saja malah diabaikan. Padahal, setiap murid mempunyai kemampuan masing-masing dan berhak diperlakukan setara.
  • Wasit di suatu pertandingan sepakbola yang cenderung memberi keputusan yang mengutungkan bagi tim tuan rumah.
  • Rumah sakit yang tidak memberikan pelayanan kepada pasien yang miskin karena tidak bisa membayar biaya pengobatan.
  • Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang dijauhi masyarakat akibat penyakit yang mereka idap. Padahal, penyakit yang mereka idap tersebut tidak akan menular meskipun orang-orang ada di dekatnya.
  • Perusahaan yang cenderung menerima lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dibanding lulusan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Padahal, kemampuan lulusan PTN dan PTS tidaklah jauh berbeda. Hal ini disebabkan karena masih adanya stereotip di pihak perusahaan yang menganggap bahwa lulusan PTN adalah lulusan yang berkualitas dan siap untuk bekerja.
  • Perempuan masih dianggap tidak layak menjalani beberapa profesi yang biasa dilakukan laki-laki, seperti sopir, montir, dan sebagainya. Padahal, perempuan juga mempunyai hak untuk bekerja sesuai dengan kemampuan mereka, meskipun pekerjaan tersebut adalah pekerjaan para laki-laki.
  • Masih adanya anggapan bahwa orang yang pendiam adalah orang yang antisosial, tidak menyenangkan, dan bahkan dianggap aneh. Padahal, orang yang pendiam sebetulnya sama dengan orang-orang pada umumnya. Hanya saja, cara berkomunikasi dan berekspresinya saja yang berbeda.
  • Orang yang tidak mengenyam pendidikan formal hingga lulus sering dianggap sebagai orang dengan masa depan suram. Padahal, peruntungan seseorang tidaklah selalu dari jenjang pendidikan yang dia tempuh. Tidak sedikit yang pendidikan formalnya tidak selesai namun mempunyai kesuksesan yang bisa melampaui lulusan pendidikan formal.
  • Masih adanya anggapan bahwa sekolah negeri jauh lebih baik ketimbang swasta. Selain itu, sekolah swasta juga dianggap sebagai tempat bagi para siswa yang gagal masuk negeri serta para siswa yang badung. Padahal, kualitas sebuah lembaga pendidikan tergantung dari kualitas pengajar serta peran lembaga pendidikan tersebut dalam memajukan siswa-siswanya.
  • Masih banyak siswa SMA yang menganggap bahwa jurusan IPA jauh lebih baik dan menjanjikan dibanding jurusan IPS maupun Bahasa. Padahal, semua jurusan pada hakikatnya sama-sama baik dan menjanjikan.
  • Anak yang berpenampilan culun masih sering dijadikan bahan olokan. Mereka dianggap sebagai manusia aneh dan tidak mempunyai kemampuan dan masa depan yang baik. Padahal, setiap manusia hakikatnya mempunyai kemampuan dan potensi tersendiri dan juga patut untuk dihargai dan dihormati.
  • Adanya ketidakadilan dalam putusan hakim pada kasus pencurian ayam dengan kasus korupsi. Pelaku pencurian ayam dihukum penara hingga puluhan tahun, sedangkan pelaku korupsi hanya dihukum penjara selama beberapa bulan saja. Hal ini merupakan tanda adanya diskriminasi serta permasalahan hukum di Indonesia.

Itulah beberapa contoh diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari. Sikap terbuka, toleransi, dan menerima satu sama lain adalah kunci untuk mengurangi bahkan menghilangkan perilaku-perilaku diskriminasi. Semoga artikel ini menambah wawasan pembaca sekalian.

Sponsors Link
, ,
Post Date: Monday 04th, December 2017 / 07:00 Oleh :
Kategori : Sosiologi