Sponsors Link

7 Contoh Ketimpangan Sosial Beserta Dampaknya

Sponsors Link

Ketimpangan sosial masih menjadi salah satu masalah yang masih terjadi di masyarakat. Bila terus dibiarkan, bukan tak mungkin sejumlah dampak masalah sosial akan kian menjamur. Diskriminasi ras, pendidikan, dan status sosial adalah beberapa bentuk ketimpangan sosial di Indonesia. Artikel ini akan membahas 7 contoh ketimpangan sosial beserta dampaknya bagi masyarakat.

ads

Pengertian Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial adalah suatu ketidakseimbangan atau kesenjangan sosial yang ada di masyarakat. Ketimpangan ini akan membuat perbedaan yang mencolok antar masyarakat. Perbedaan peluang, proporsi, atau kepemilikan seseorang adalah tanda-tanda dari adanya ketimpangan. Perbedaan tersebut terjadi meskipun tiap masyarakat mempunyai status yang sama, baik itu pendidikan maupun status sosial. Diskriminasi dan ketidakadilan terhadap seseorang adalah penyebab utama terjadinya ketimpangan sosial.

Faktor Terjadinya Ketimpangan Sosial

Secara teoritis, ketimpangan sosial terjadi karena dua faktor, yaitu:

  1. Faktor internal: faktor ini berasal dari dalam diri seseorang. Rendahnya kualitas diri seseorang adalah salah satu bentuk faktor internal. Ketimpangan sosial ini bisa muncul karena kemiskinan yang mengekang masyarakat.
  2. Faktor eksternal: faktor ini merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor ini bisa terjadi karena adanya birokrasi atau aturan hukum negara yang mengekang masyarakat, sehingga mereka kesusahan dalam mengembangkan dirinya. Ketimpangan sosial ini bisa memicu adanya gejala kemiskinan secara struktural.

Faktor Penyebab Terjadinya Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial juga dapat terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

  • Kondisi Demografi

Kondisi ini berkaitan dengan masalah kependudukan di suatu daerah. Kondisi penduduk ini berbeda-beda di setiap wilayah atau daerah. Perbedaan tersebut berhubungan dengan jumlah penduduk komposisi penduduk, dan persebaran penduduk. Perbedaan jumlah penduduk di kota dan di desa adalah salah satu contoh perbedaan jumlah penduduk, khususnya di Indonesia. Komposisi penduduk bisa dilihat dari jumlah penduduk produktif dan tidak produktif yang ada di wilayah tersebut. Sementara itu, persebaran penduduk bisa dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk, baik itu faktor fisiologi, faktor biologi, maupun faktor kebudayaan dan teknologi.

  •  Kondisi Pendidikan

Pendidikan juga berpengaruh terhadap ketimpangan sosial. Pendidikan semestinya dapat meningkatkan kualitas seseorang agar bisa terhindar dari faktor internal ketimpangan sosial. Sayangnya, hal ini tidak bisa ter-realisasi. Sebab, tidak semua masyarakat mampu mengecap pendidikan yang layak, sehingga kualitas mereka jadi tidak meningkat. Faktor eksternal seperti biaya dan syarat masuk sekolah yang memberatkan menjadi faktor yang mempersulit masyarakat meraih pendidikan yang layak. Selain pemerintah, peran lembaga pendidikan juga penting dalam menciptakan pendidikan yang layak untuk seluruh masyarakat.

  • Kondisi ekonomi

Kondisi ekonomi sering disebut-sebut sebagai faktor utama penyebab terjadinya ketimpangan sosial. Salah satu contoh ketimpangan sosial dari segi kondisi ekonomi adalah ketidakmerataan pembangunan di suatu wilayah. Meskipun wilayah tersebut sudah mengalami pembangunan, masih ada saja bagian wilayah yang masih tertinggal.

  • Kondisi Kesehatan
Sponsors Link

Salah satu kondisi kesehatan yang menyebabkan ketimpangan sosial adalah fasilitas kesehatan yang tidak merata. Akibatnya, kualitas kesehatan masyarakat menjadi berbeda-beda. Kualitas kesehatan masyarakat yang mendapat fasilitas kesehatan yang baik akan mengalami kondisi kesehatan yang jauh lebih baik ketimbang masyarakat yang mendapat fasilitas kesehatan buruk. Padahal, kondisi kesehatan amat penting bagi peningkatan kualitas setiap individu masyarakat.

  • Kemiskinan

Selain ekonomi, kemiskinan juga dianggap sebagai salah satu penyebab ketimpangan sosial. Secara teoritis, kemiskinan dapat disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Kurangnya kemampuan, mutu pendidikan, dan sifat malas yang melekat di diri masyarakat adalah beberapa contoh dari faktor internal. Sementara itu, birokrasi atau peraturan yang diterapkan oleh instansi perusahaan atau negara merupakan faktor eksternal penyebab kemiskinan. Faktor eksternal bukan hanya menyebabkan kemiskinan kepada satu orang saja, namun juga menyebabkan kemiskinan struktural yang menyebabkan hampir seluruh masyarakat mengalami kemiskinan.

  • Kurangnya Lapangan Pekerjaan

Kurangnya lapangan pekerjaan membuat masyarakat mengalami ketimpangan atau kesenjangan sosial. Kesenjangan antara masyarakat tenaga kerja dan pengangguran menjadi menjadi semakin besar karena lapangan pekerjaan yang sempit. Bila upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran tidak dilakukan, maka para pengangguran ini akan merasa terdiskriminasi dan ketimpangan sosial pun semakin sulit diatasi.

  • Perbedaan Status Sosial Masyarakat
ads

Perbedaan ini terjadi karena adanya pelapisan atau stratifikasi sosial yang terbentuk berdasarkan kualitas pribadi, entah itu kesehatan, pendidikan, atau pun kekayaan. Ketimpangan sosial ini merupakan ketimpangan yang sering terjadi di lingkungan masyarakat. Ketimpangan ini bisa dilihat adanya perbedaan status sosial antara orang kaya dengan orang miskin, penguasan dengan rakyat, atau sarjana dengan lulusan SD.

  • Letak Geografis

Pengaruh letak geografis ternyata berpengaruh terhadap ketimpangan sosial. Secara geografis, Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang jumlahnya sangat banyak. Sayangnya, pulau-pulau ini tidak bisa dikelola dengan baik, sehingga ketimpangan sosial pun akhirnya terjadi. Pelau-pulau kecil yang tiak tertangani pemerintah akhirnya malah tertinggal dengan pulau-pulau besar seperti Jawa, Sumatera, dan lain sebagainya.

Contoh Ketimpangan Sosial beserta Dampaknya

Contoh-contoh ketimpangan sosial masyarakat terbilang banyak jumlahnya. Berikut ini terdapat 7 contoh ketimpangan sosial beserta dampaknya:

1. Ketimpangan Gender

Ketimpangan gender terjadi bila terdapat ketidaksamaan hak dan perlakukan antara laki-laki dan perempuan, baik itu dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun bernegara. Ketimpangan ini bisa dilihat dari sedikitnya jumlah perempuan yang diberi kesempatan bekerja di sektor industri. Selain itu, jumlah perempuan yang bersekolah hingga ke jenjang yang paling tinggi pun masih terhitung sedikit dibanding dengan laki-laki. Ketimpangan ini masih terjadi karena masih adanya tabu yang menyatakan bahwa tidak sepatutnya wanita melakukan pekerjaan kasar atau bersekolah hingga ke jenjang tertinggi atau doktoral.

2. Ketimpangan Pendidikan

Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa pendidikan menjadi penyebab yang mempengaruhi adanya ketimpangan sosial. Sejatinya, pendidikan mampu mengentaskan ketimpangan sosial ini. Sayangnya, sedikitnya masyarakat yang tidak mampu mendapat pendidkan yang layak justru membuat pendidikan sulit mengentaskan ketimpangan sosial. Ketidakmampuan ini terjadi karena faktor biaya pendidkan yang terlalu tinggi. Selain ketidakmampuan mengenyam pendidikan yang layak, mentalitas para pendidik dan pelajar juga berpengaruh terhadap ketimpangan di bidang pendidikan. Mentalitas pendidik yang mengajar demi materi semata akan menghasilkan para terpelajar yang tidak berkualitas. Sebaliknya, pelajar atau kaum terpelajar yang belajar setengah hati membuat mereka menjadi terpelajar yang tidak mempunyai kualitas yang mumpuni.

3. Ketimpangan Kesehatan

Pembangunan yang tidak merata membuat sejumlah fasilitas kesehatan yang memadai tidak mampu dinikmati oleh seluruh wilayah negara. Wilayah yang pembangunannya lebih maju akan mendapat fasilitas kesehatan yang memadai. Hal tersebut akan membantu masyarakatnya mendapat kualitas kesehatan yang prima. Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Kualitas fasilitas dan pelayanan kesehatan yang memadai ternyata tidak mampu membuat masyarakat di daerah maju mengalami kualitas kesehatan yang prima. sebab, penyakit yang dialami masyarakat daerah maju atau perkotaan yang disebabkan oleh zat kimia yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. Seringkali, penyakit yang diidap tersebut sulit ditangani meskipun rumah sakit mempunyai alat yang memadai. Akibatnya, masyarakat akan berobat ke luar negeri untuk mengatasi penyakit tersebut. Bila tak sempat tertangani, maka kematian akan dialami oleh si penderita penyakit.

Hal sebaliknya dialami masyarakat daerah. Sebetulnya, penyakit yang mereka derita adalah [enyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan yng tidak terjaga, seperti diare atau pun demam berdarah. Sayangnya, penyakit tersebut tidak tertangani dengan baik karena fasilitas dan layanan memadai. Akibatnya, penyakit yang seharusnya dapat ditangani dengan cepat justru membuat kondisi kesehatan masyarakat semakin menurun. Tak jarang, penyakit-penyakit tersebut dapat menimbulkan kematian.

4. Ketimpangan Penghasilan

Ketimpangan ini juga dipengaruhi oleh ketimpangan pendidikan. Orang yang berpendidkan rendah biasanya mendapat pekerjaan yang bersifat rendah dan kasar serta penghasilan yang didapat begitu kecil. Sebaliknya, orang yang berpendidikan tinggi akan mendapat pekerjaan yang sesuai dengan keahlian di bidang pendidikan mereka dan mendapat gaji yang terbilang cukup tinggi. Namun, ada juga profesi yang digeluti oleh masyarakat tinggi yang penghasilannya justru terbilang rendah. Dosen, jurnalis dan guru adalah beberapa diantaranya. Padahal, ketiga profesi ini adalah profesi yang diperuntukkan bagi masyarakat berpendidikan tinggi. Selain itu, risiko dan bidang pekerjaannya pun juga terhitung agak sulit.

Sponsors Link

5. Ketimpangan Fasilitas Umum

Pesatnya pembangunan membuat fasilitas yang dibutuhkan masyarakat semakin canggih dan memadai. Sayangnya, fasilitas tersebut tidak seluruhnya dapat digunakan oleh orang-orang difabel. Bila ini dibiarkan, maka para difabel akan merasa terkucilkan dan ketimpangan sosial anatara difabel dan nonifabel pun akan semakin besar. Pembangunan fasilitas umum seperti jalan, transportasi umum, dan sebagainya yang layak bagi kaum difabel adalah solusi untuk mengatasi ketimpangan ini.

6. Ketimpangan Status Sosial

Stigma sosial terkadang menimbulkan status sosial yang mendiskriminasikan pihak tertentu. Misalnya: orang yang berpakaian rapi akan dihormati dan disenangi, serta dianggap sebagai orang terhormat. Sementara itu, orang yang pakaiannya sederhana atau bahkan urakan akan dikucilkan dan dianggap sebagai orang hina atau orang yang tidak beretika. Padahal, baik tidaknya seseorang dinilai dari perilakunya bukan pakaian yang dikenakannya.

7. Ketimpangan Peradilan

Ketimpangan ini bisa dilihat saat proses peradilan di pengadilan tinggi. Seringkali kita mendengar ada seorang pencuri ayam yang diberi hukuman penjara bertahun-tahun. Sebaliknya, kita juga mendengar seorang koruptor yang melakukan korupsi uang negara hanya diberi hukuman kurang dari 5 tahun. Bahkan, ada juga yang hanya dihukum beberapa bulan saja. Ketimpangan ini semakin menunjukkan bahwa tataran peradilan mulai kacau dan gampang dipermainkan. Bila ini dibiarkan, ketimpangan hukum akan semakin parah dan penegakkan hukum pun menjadi tidak tegas.

Dampak Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial mempunyai sejumlah dampak, baik positif maupun negatif. Dampak-dampak tersebut antara lain:

1. Dampak positif:

  • Menimbulkan rasa empati untuk membantu pihak yang terdiskriminasikan supaya bisa mendapat hidup yang lebih layak lagi.
  • Menjadi stimulus bagi pihak yang terdiskriminasikan untuk terus mengembangkan dirinya agar menjadi lebih baik.

2. Dampak Negatif:

  • Memicu kesombongan terhadap pihak yang diunggulkan.
  • Menimbulkan kecemburuan sosial antarpihak.

Demikianlah 7 contoh ketimpangan sosial beserta dampaknya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.

Sponsors Link
, ,
Post Date: Monday 04th, December 2017 / 07:31 Oleh :
Kategori : Sosiologi