Sponsors Link

Candi Muara Takus: Ciri – Fungsi dan Relief nya

Sponsors Link

Kerajaan Sriwijaya merupakan Kerajaan yang memiliki corak Buddha. Kerajaan yang didirikan pada abad ke 7 ini memiliki daerah kekuasaan yang meliputi Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera hingga sebagian Jawa. Mustahil rasanya, jika kerajaan sebesar ini tak meninggalkan jejak sejarah. Salah satu jejak sejarah pada kerajaan ini adalah Candi Muara Takus.

ads

Bagaimana sejarah dan gaya arsitektur dari Candi ini? Selengkapnya akan kita bahas di bawah ini.

Mengenal Candi Muara Takus

Candi Muara Takus

Candi Muara Takus terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Candi ini menjadi candi peninggalan agama Budha tertua yang ada di Pulau Sumatra. Ciri bangunan agama Budha adalah dengan keberadaan stupa pada candi yang merupakan lambang dari Budha Gautama.

Pada sekitar candinya, terdapat tembok yang berukuran 74 x 74 meter yang mengelilingi candi Muara Takus. Tembok ini terbuat dari batu putih dengan memiliki ketinggian sekitar 80 meter. Sedangkan pada bagian tembok, dibangun pula tembok yang memanjang sampai Sungai Kampar Kanan.

Asal usul nama Candi Muara Takus sendiri terdapat dua pendapat. Pendapat pertama yakni nama Candi ini diambil dari sungai kecil yang bermuara di Sungai Kampar.

Nama sungai itu adalah Sungai Takus. Sementara itu, pendapat kedua menyatakan bahwa nama muara takus diambil dari kata Muara yang berarti tempat akhir dari aliran sungai sedangkan Takus diambil dari bahasa Cina yakni Takuse. Ta memiliki arti besar, sedangkan ku memiliki arti tua dan se artinya kuil. Jadi, jika dihubungkan yakni sebuah kuil tua yang memiliki ukuran besar dan terdapat pada muara sungai.

Ciri-ciri Candi Muara Takus

Dari segi bangunan, candi ini terbuat dari batu bata dan batu sungai. Di dalam kompleks candi ini terdapat sebuah gundukan yang diduga menjadi tempat membakar tulang manusia.

Sementara itu, di bagian luar terdapat beberapa bangunan bekas yang sudak tak berbentuk. Di dalam candi Muara Takus ini terdapat pula beberapa candi lain seperti Candi Mahligai, Candi Tua, Candi Bungsu dan Candi Palangka. Adapun ciri-ciri dari keempat candi ini adalah sebagai berikut.

  • Candi Mahligai
    Candi Mahligai dinamakan pula dengan stupa Mahligai. Camdi merupakan candi yang paling utuh dibandingkan candi-candi lain yang ada di dalam kompleks Candi Muara Takus. Candi Mahligai memiliki bentuk persegi panjang dengan lebar 10,44 meter, panjang 10,6 meter dan tinggi sekitar 14 meter. Candi yang menghadap ke arah selatan ini memiliki 3 bagian yakni bagian atap, badan serta kaki. Pada bagian alas candinya terdapar ukiran gambar lotus. Sedangkan pada bagian tengahnya terdapat menara yang memiliki bentuk silinder. Sementara itu, pada bagian atas candi berbentuk lingkaran. Pada setiap sisinya dulu terdapat patung singa yang sedang duduk dan terbuat dari batuan andesit. Sementara pada bagian puncak menara, terdapat batu yang diukir dengan berbagai relief. Salah satu reliefnya yakni lukisan daun oval. Candi Mahligai ini diperkirakan dibangun dengan dua tahap. Pada tahapan terakhir pembangunan, ditambahkan bagian kaki candi. Candi Mahligai mengalami pemugaran pada tahun 1978 dan baru selesai pada tahun 1983.
  • Candi Tua
    Candi Tua atau Candi Sulung ini merupakan Candi terbesar yang ada di kompleks Candi Muara Takus. Candi ini memiliki 3 bagian sama seperti candi Mahligai. Di mana pada bagian kaki candinya terbagi menjadi 2 bagian. Pada bagian pertama memiliki tinggi 2,37 meter sedangkan bagian kedua memiliki tinggi 1,98 meter. Candi yang memiliki pondasi persegi panjang ini dibangun dengan menggunakan batu pasir serta batu bata cetakan. Di mana pada bagian atasnya sudah rusak. Candi Tua ini mengalami beberapa kali pemugaran. Salah satunya pada tahun 1990, di mana dilakukan pemugaran pada kaki bagian bawah candi. Selain itu, pada tahun 1992 sampai 1993, dilakukan lagi pemugaran pada kaki bagian bawah dan atas candi.
  • Candi Bungsu
    Candi ini terletak di sebelah timur Candi Mahligai atau sekitar 3,85 meter jaraknya dari candi Mahligai. Candi Bungsu ini terbuat dari batu bata merah dengan panjang 13,2 meter, dan lebar 16,20 meter. Candi Bungsu ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan Candi Sulung, hanya saja pada bagian atas candi berbentuk persegi. Terdapat sebuah tangga dan beberapa stupa di bagian timur candi ini. Seorang peneliti bernama Yzerman pernah menemukan lubang di bagian pinggiran padmasana stupa. Di mana di dalam lubang tersebut, dia menemuka tiga keping emas yang salah satunya terdapat gambar trisula dan huruf nagari. Selain itu, ditemukan pula batu persegi pada bagian bawah lubang. Batu tersebut memiliki gambar trisula serta 9 huruf nagari.
  • Candi Palangka
    Candi yang berada di sebelah timur Candi Mahligai ini, memiliki panjang 5,10 meter dan lebar 5,7 meter serta tinggi sekitar 2 meter. Candi ini menghadap ke arah utara dengan adanya pintu masuk pada bagian utara bangunan candi. Candi yang terbuat dari batu bata ini, dahulunya diperkirakan sebagai altar.

Sejarah Candi Muara Takus

Candi Muara Takus merupakan Candi yang berkembang pada masa Hindu dan Budha. Sejarah mengenai candi ini masih menjadi misteri. Hal ini dikarenakan kurangnya bukti yang mendukung mengenai keberadaan Candi ini. Candi ini diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-4 hingga abad ke-11 Masehi.

Candi Muara Takus menjadi Candi Budha tertua yang ditemukan di Pulau Sumatra. Salah satu ciri dari bangunan budha adalah adanya stupa. Di mana stupa ini merupajan lambang dari Budha Gautama. Stupa sendiri sejatinya berasal dari India. Pada awalnya bentuk stupa berupa anak bukit buatan yang memiliki bentuk setengah lingkaran tertitup dan diberi puncak. Stupa memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda. Adapun secara fungsinya, stupa dibedakan menjadi 3 yakni sebagai berikut.

  • Stupa yang merupakan bagian dari bangunan.
  • Stupa yang berdiri sendiri dan kelompok. Di mana keberadaan stupa ini menjadi bangunan pelengkap.
  • Stupa yang nenjadu pelengkap kelompok selaku candi perwara.

Berdasarkan, fungsi candi tersebut, stupa pada bangunan Candi Muara Takus termasuk ke dalam fungsi yang kedua yakni stupa yang berdiri sendiri atau berkelompok tetapi masing-masing menjadi bangunan pelengkap. Selain itu, pada Candi ini ditemukan pula yoni dan lingga yang menggambarkan jenis kelamin.

Fungsi Candi Muara Takus

Candi Muara Takus memiliki fungsi sebagaimana Candi Buddha pada umumnya. Candi ini digunakan sebagai tempat upacara ritual keagamaan. Bahkan, konon candi ini menjadi pusat pelaksanaan kegiatan ritual keagamaan. Hal ini terbukti dengan adanya bekas abu kremasi atau sisa tulang manusia pada candi ini.

Relief Candi Muara Takus

Arsitektur Candi Muara Takus tak seperti candi yang berdiri di daerah Jawa. Candi ini tak memiliki relief. Candi Muara Takus hanya dibuat dengan tumpukkan dari batu bata merah yang tersusun rapi.

Candi ini dibangun dengan menggunakan teknik timbul tenggelam sehingga tercipta arsitektur yang berbeda pada bangunan ini. Selain itu, candi ini juga menggunakan telur ayam untuk merekatkan batu bata satu dengan yang lainnya.

Fakta Candi Muara Takus

  • Arsitektur Unik
    Arsitektur Candi Muara Takus ini tergolong unik. Bentuk stupa pada candi ini memiliki kemiripan dengan stupa yang ada di Myanmar, Vietnam, Srilanka. Stupa ini juga mirip dengan stupa kuno yang ada di India pada masa Ashoka yakni stupa yang memiliki ornamen sebuah roda dan kepala singa.
  • Terdapat 4 Candi
    Di dalam kompleks Candi Muara Takus terdapat 4 candi yakni Candi Mahligai, Candi Tua, Candi Bungsu dan Candi Palangka. Candi Mahligai merupakan candi yang memiliki bangunan paling utuh dibandingkan candi lain. Sementara itu, Candi Tua dinamakan pula Candi Sulung dan menjadi bangunan paling besar di kompleks candi ini. Sedangkan Candi bungsu memiliki panjang 13,2 meter dan lebar 16,2 0 meter dan Candi Palangka memiliki panjang 5,10 meter dan lebae 5,7 meter.

Kesimpulan Pembahasan

Candi Muara Takus merupakan Candi Buddha peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Candi ini menjadi Candi Buddha tertua yang ada di Pulau Sumatra.

Asal usul nama Candi ini memiliki dua pendapat. Ada yang menyatakan bahwa nama candi ini berasal dari nama Sungai Takus. Adapula yang menyebutkan bahwa nama candi ini berasal dari dua kata yakni muara dan takus. Muara yang berarti tempat akhir aliran sungai dan takus berasal dari bahasa china yakni takuse.

Candi Muara Takus dibuat dari batu bata merah yang direkatkan dengan telur ayam. Oada bagian luar candi terdapat sebuah tembok yang mengelilinginya. Arsitektur pada candi ini tergolong unik. Di mana bentuk stupanya memiliki kemiripan dengan stupa di Myanmar, Vietnam dan dan Sri Lanka.

Selain itu, pada kompleks candi ini terdapat pula 4 buah candi yakni Candi Mahligai, Candi Bungsu, Candi Sulung dan Candi Palangka. Ke empat Candi ini memiliki ciri khas tersendiri pada setiap bangunannya.

Itulah sederet informasi dari Candi yang beradal dari Pulau Sumatra. Candi yang minim sejarah ini, sangat cocok dijadikan tempat berekreasi keluarga. Selain harganya yang murah, namun juga dapat memberikan edukasi sejarah.

Sponsors Link
, ,
Post Date: Thursday 17th, March 2022 / 03:49 Oleh :
Kategori : Sejarah