Sponsors Link

8 Bangunan Peninggalan Belanda Beserta Gambarnya

Sponsors Link

Belanda adalah salah satu bangsa yang menjajah Indonesia selama 3 setengah abad. Selama itu, Belanda membangun infrastruktur dan banyak dari pembangunan tersebut masih kokoh berdiri hingga sekarang.

ads

Dan dari peninggalan Belanda itu, banyak yang dijadikan destinasi wisata sejarah dan bahkan dirawat dan dipugar tanpa mengubah bangunan aslinya. Apa saja bangunan peninggalan Belanda yang masih kokoh berdiri hingga sekarang? Berikut ulasannya.

1. Benteng Van den Bosch di Ngawi, Jawa Timur

Benteng Van den Bosch

Benteng Van Den Bosch atau lebih dikenal sebagai benteng pendem ini terkenal karena cerita mistisnya. Benteng yang jaraknya hanya sekitar 1 km ke arah timur laut dari kantor pemerintahan Ngawi, tepatnya di Jalan Untung Suropati.

Uniknya, benteng van den Bosch ini terlihat seperti terkubur karena memang sengaja dibangun di bawah tanah di sekitarnya atau dikelilingi oleh dataran tinggi.
Sebelum benteng ini dibangun pada abad ke-19, benteng ini merupakan pusat pertahanan Belanda pada masa Perang Diponegoro dan menjadi pusat perdagangan Jawa Timur.

Kemudian antara tahun 1839-1845 gedung ini dibangun dan dihuni oleh 250 prajurit bersenjata dan 60 kavaleri yang dipimpin oleh Johannes van den Bosch. Kini Van den Bosch dijadikan sebagai tujuan wisata bersejarah.

Jika Anda mengunjungi benteng ini, Anda akan merasakan suasana yang sangat indah. Bangunannya juga terlihat artistik, menggambarkan kejayaan masa lalunya.

2. Lawang Sewu

Lawang sewu

Salah satu bangunan legendaris dan terkenal di Indonesia adalah Lawang sewu. Bangunan tua peninggalan Belanda itu kini menjadi museum kereta api Indonesia dan dirawat sehingga bangunan yang konon dikenal dengan banyak cerita mistisnya ini menjadi semakin bagus dan megah.

Lawang Sewu dalam bahasa Jawa diterjemahkan berarti “seribu pintu”. Dan meskipun bangunan itu tidak benar-benar memiliki seribu pintu, struktur tiga lantai yang besar itu dilapisi dengan banyak pintu dan jendela yang menyerupai pintu, dari mana bangunan itu mendapatkan namanya.

Bangunan besar dan misterius ini bukan sekadar bangunan yang sepi, tetapi merupakan ikon sejarah dan pahlawan. Gedungnya berada di Jalan Pemuda, menghadap bundaran Tugu Muda, dekat dengan pusat kota Semarang.

3. Benteng Vastenburg

Benteng Vastenburg

Bentuk tembok benteng adalah bujur sangkar yang ujung-ujungnya merupakan ruang-ruang menonjol yang disebut bastion. Di sekeliling dinding benteng terdapat parit yang berfungsi sebagai tempat perlindungan dengan jembatan di pintu depan dan belakang.

Bangunan tersebut terdiri dari beberapa barak terpisah dengan fungsinya masing-masing di kemiliteran. Di bagian tengah terdapat lapangan terbuka untuk persiapan pasukan atau bendera.

Setelah hari kemerdekaan Indonesia, benteng ini digunakan sebagai pangkalan TNI untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada tahun 1970-an-1980-an gedung ini digunakan sebagai tempat latihan prajurit dan Kostrad Brigade Infanteri 6/Trisakti Baladaya untuk Karesidenan Surakarta.

4. Benteng Vredenburg

Benteng Vredenburg

Setelah pembangunan keraton Jogjakarta, pemerintah Hindia-Belanda memerintahkan agar membangun sebuah benteng di pusat kota. Dan Sultan Hamengkubuwono I mendirikan sebuah benteng tersebut di tahun 1976.

Pada awalnya, benteng Vredenburg dibangun dengan menggunakan bambu, dan kemudian dipugar dan dibangun dengan menggunakan bangunan tetap di tahun 1978 dan dibangun oleh seorang arsitek Belanda yang bernama Frans Haak. Awalnya benteng ini dinamakan benteng Rustenburg yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti tempat untuk beristirahat.

Bertahun-tahun kemudian, benteng tersebut hancur diakibatkan gempa yang melanda Yogyakarta, untuk kemudian dibangun kembali dan dinamakan Vredenburg. Dahulunya pasukan Jepang pernah menggunakan benteng ini, dan selanjutnya setelah kekalahannya, benteng ini digunakan oleh prajurit Indonesia.

5. Gedung Merdeka

Gedung Merdeka

Konon, bangunan gedung ini berdiri pada tahun 1895. Dan dulunya sering dijadikan tempat berkumpulnya orang-orang Eropa, Societent Concordia.

Bila kita perhatikan secara seksama, Gedung Merdeka, Bandung memiliki gaya arsitektur art Deco, dan yang ditonjolkan oleh C.P Wolff Schoemaker pada tahun 1921. Hal ini untuk memberikan kesan warna rekreasi pada  Gedung Meredeka.

Sedangkan perancang A.F Aalbers pada tahun 1940 menambahkan gaya Internasional pada disain bangunan dengan tujuan agar menarik lebih banyak anggota yang bergabung di Societelt Concordia.

6. Museum Fatahillah

Museum Fatahillah

Museum Sejarah Jakarta (juga dikenal sebagai Museum Fatahillah) bertempat di bekas Balai Kota yang terletak di bagian lama kota yang sekarang dikenal sebagai Jakarta Kota, beberapa ratus meter di belakang pelabuhan dan gudang Sunda Kelapa. Awalnya disebut Stadhuis, gedung ini adalah kantor pusat administrasi Perusahaan Hindia Timur Belanda, dan kemudian Pemerintah Belanda.

Dibangun pada tahun 1710 oleh Gubernur Jenderal van Riebeeck, bangunan kokoh ini bersembunyi di bawahnya, penjara bawah tanah yang terkenal dan penjara air kotor. Saat ini, museum ini menampilkan sejarah Jakarta dari zaman prasejarah hingga berdirinya kota Jayakarta.

Koleksinya termasuk replika Prasasti Tugu yang berasal dari abad ke-5 di bawah pemerintahan Raja Purnawarman yang agung, bukti bahwa pusat kerajaan Tarumanegara terletak di sekitar pelabuhan Tanjung Priok saat ini. koleksinya mencerminkan pengaruh berbagai unsur budaya di Kota Batavia, yaitu dari Eropa terutama dari Belanda, dari China dan India serta dari Indonesia sendiri.

Untuk menghidupkan lebih banyak kehidupan dan aktivitas di alun-alun Batavia Lama, hari ini Pemerintah Jakarta telah menyelenggarakan atraksi rutin yang melibatkan masyarakat lokal dan budaya mereka. Pada hari Minggu, ditampilkan pertunjukan yang menampilkan tari Zapin, perpaduan pengaruh Betawi dan Timur Tengah, barongsai China barongsai, musik keroncong yang dipengaruhi Portugis, musik Tanjidor khas Betawi, peragaan busana batik, parade mobil antik, makanan dan suvenir dan kembang api.

7. Museum Pos

Museum Pos

Bangunan peninggalan Belanda selanjutnya masih di kota kembang-Bandung. Museum Pos Indonesia telah ada sejak masa Hindia Belanda dengan nama Pos Telegraph dan Telepon (PTT).

Pada tahun 1931 telah dibuka Museum PTT yang terletak di bagian sayap kanan bawah Gedung Kantor Pusat PTT, Jalan Cilaki, nomor 55, Bandung, (sekarang nomor 73). Atau tepatnya di sayap timur gedung pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat yang lebih terkenal dengan Gedung Sate. 

Pada 27 September 1983, Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi meresmikan PTT menjadi Museum Pos Indonesia. Dikelola secara swasta di bawah naungan PT. Pos Indonesia Persero.

Sebagian koleksi prangko dipajang dalam papan-papan kayu yang dilindungi kaca sehingga bisa dinikmati langsung. Tetapi, ada sebagian koleksi yang hanya bisa dilihat dengan bantuan petugas sebab koleksi itu ditempel pada papan-papan yang disatukan secara vertikal.

8. Museum Wayang

Museum Wayang

Gedung artistik yang berada di Jalan Pintu Besar Utara No. 27 Jakarta Barat ini dibangun tahun 1912, sebelumnya adalah tanah gereja yang dibangun pada tahun 1640 dengan nama de Oude Holandsche Kerk. Pada tahun 1732 diperbaiki dan namanya diganti menjadi de Nieuw Holandsche Kerk.

Bangunan gereja ini pernah hancur total akibat gempa bumi. Genootshap van Kunstenen Wetwnschappen yaitu lembaga yang menangani pengetahuan dan kebudayaan Indonesia kemudian membeli bangunan ini. Oleh lembaga tersebut gedung diserahkan kepada Stichting Oud Batavia dan pada tanggal 22 Desember 1939 dijadikan museum dengan nama Oude Bataviasche Museum.

Pada tahun 1957 gedung ini diserahkan kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia dan pada tanggal 17 September 1962 diberikan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI yang selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta pada tanggal 23 Juni 1968 untuk dijadikan Museum Wayang. Museum Wayang diresmikan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Bapak H. Ali Sadikin pada tanggal 13 Agustus 1975 dan sejak 16 September 2003 mendapat perluasan bangunannya hibah dari Bapak H. Probosutejo.

Sponsors Link
,
Post Date: Tuesday 24th, May 2022 / 03:20 Oleh :
Kategori : Sejarah