Sponsors Link

Sejarah Hari Guru Di Indonesia

Sponsors Link

Banyak para ahli mendefinisikan profesi seorang practitioner (juga disebut practitioner sekolah atau, dalam beberapa konteks, seorang pendidik) adalah orang yang membantu orang lain memperoleh pengetahuan, kompetensi atau nilai. Secara informal, peran practitioner dapat diambil oleh siapa saja (misalnya ketika teman menunjukkan cara melakukan tugas tertentu).

ads

Dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 disebutkan bahwa practitioner adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Ini menunjukkan bahwa mengajar adalah aplikasi khusus pengetahuan, keterampilan, dan atribut yang dirancang untuk memberikan layanan unik untuk memenuhi kebutuhan pendidikan individu dan masyarakat.

Pilihan kegiatan belajar dimana tujuan pendidikan diwujudkan di sekolah adalah tanggung jawab profesi practitioner. Oleh karena itu, profesionalisme keguruan dalam Pendidikan. Membutuhkan pengetahuan profesional para practitioner untuk memanfaatkan pengetahuan dan penelitian profesional untuk menanggapi kebutuhan siswa dalam konteks pendidikan mereka. Para practitioner harus mengenal siswa dengan baik, termasuk latar belakang bahasa, budaya dan agama mereka yang beragam.

Latar belakang Hari Guru Nasional dimulai sejak Raden Mas Ngabehi Dwidjosewojo, seorang practitioner dari kalangan priyayi yang menjadi salah satu anggota Pengurus Besar Budi Utomo, mengumpulkan para practitioner pribumi untuk mendirikan Perserikatan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada tahun 1912. Sejak saat itu, organisasi ini terus mengalami perkembangan dari masa ke masa.

Latar belakang Hari Guru Nasional tentu saja berkaitan dengan lahirnya PGHB. PHGB dikenal sebagai organisasi yang tidak memandang latar belakang pendidikan, suku dan agama sehingga anggotanya tidak terbatas dari semua kalangan seperti practitioner bantu, practitioner desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah dengan latar belakang pendidikan beragam yang umumnya mengabdi di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. PGHB kemudian juga membentuk asuransi jiwa nasional pertama bernama Onderlinge Levensverzekering Maatschappij PGHB (O.L Mij. PGHB).

Pada tahun 1932 PGHB berubah nama menjadi persatuan practitioner Indonesia (PGI) yang sempat membuat was- was pemerintah Kolonial Belanda karena penggunaan kata “ Indonesia” dianggap mengorbangkan semangat nasionalisme. Namun, saat Jepang datang dan menjajah Indonesia, PGI mengalami kemunduran dikarenakan oleh keputusan pemerintah Jepang yang melarang adanya segala bentuk organisasi di Indonesia dan menutup sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.

Tiga bulan setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, Kongres I PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) berhasil diselenggarakan dari tanggal 24-25 November 1945. Pada kongres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai wahana persatuan dan kesatuan segenap practitioner di seluruh Indonesia. Melansir dari buku Pendidikan Sejarah Perjuangan Persatuan Guru Republik Indonesia, Taruna, Rustopo, Warsito, 2015. Peran dan perjuangan para practitioner yang sangat penting di masa penjajahan dan di masa kemerdekaan dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, akhirnya mendorong Presiden Soeharto untuk menetapkan Hari Guru Nasional sebagai bentuk penghormatan kepada practitioner.

Tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional sebagaimana telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994. Dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia tersebut, Hari Guru Nasional ini termasuk dalam hari-hari nasional yang bukan hari libur. Sejarah Hari Guru Nasional dimulai sejak Keputusan Presiden Soeharto yang ditetapkan pada tanggal 24 November 1994 tersebut.

Sebagian besar masyarakat memaknai Hari Guru Nasional sebagai momen untuk menyampaikan rasa terima kasih atas perjuangan Bapak dan Ibu practitioner dalam mengajar dan membimbing siswa. Tidak hanya memberikan pemahaman tentang materi pelajaran, practitioner juga berperan untuk menjadi teladan bagi siswa, membimbing dan mendidik mereka agar berperilaku baik. Seperti dalam tradisi Jawa yang menyebut practitioner sebagai akronim dari “digugu lan ditiru” yang berarti orang yang dipercaya dan diikuti. Hadirnya hari Guru Nasional sebagai bentuk penghormatan juga sebagai penghargaan atas jasa practitioner.

Tentunya, setiap practitioner, siswa, sekolah atau orang-orang sekitar memiliki cara yang berbeda-beda untuk menunjukkan penghargaan tersebut. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Hari Guru Nasional diperingati bertepatan dengan hari lahirnya PGRI. Organisasi ini menjadi bukti semangat perjuangan para practitioner di zaman Belanda yang sebelumnya bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). PGRI didirikan untuk mempertahankan kemerdekaan dan mengisinya dengan kegiatan di bidang pendidikan, serta bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memperjuangkan kesejahteraan practitioner.

Dalam rangka menyambut hari guru, lalu apa saja yang dapat kita lakukanuntuk memeriahkannya? Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan ketika merayakan hari guru :

  1. Membuat video ucapan terima kasih kepada guru.
  2. Mengirimi guru hadiah spesial atau bermakna.
  3. Mengadakan acara virtual bersama antara guru dan murid.
  4. Memberikan kejutan seperti kue-kue kecil.
  5. Menyanyikan lagu kepada guru bersama teman-teman yang lain.
  6.  Membaca puisi indah untuk guru.
  7. Bersama guru mengadakan agenda sosial.
  8. Makan bersama guru bersama-sama.
  9. Bermain teka-teki dengan guru.
  10. Memberikan voucher cuci motor gratis.

Hal-hal tersebut dapat dilakukan bersama dengan teman-teman satu angkatan ataupun serempak dengan teman-teman satu sekolah. Selain mengeratkan hubungan baik antar guru dan siswa, kita akan semakin ingat perjuangan apa saja yang telah guru berikan kepada kita baik disadari ataupun tidak kita sadari.

Sponsors Link
,
Post Date: Monday 31st, January 2022 / 07:59 Oleh :
Kategori : Sejarah