- Wilayah
Hampir di setiap kegiatan sehari-hari, semua orang akan melakukan mobilias horizontal. Entah itu masyarakat yang ada di desa maupun kota. Misalnya saja, orang yang bekerja di sawah atau perkebunan tentunya setelah bekerja akan kembali lagi pulang ke rumah. Di daerah perkotaan pun juga akan terjadi hal yang sama, orang yang bekerja di kantor kemudian akan kembali lagi pulang ke rumah. Hal ini lah yang dinamakan dengan mobilitas horizontal.
2. Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial vertikal dapat diartikan sebagai bentuk perpindahahn individu maupun objek sosial lainnya serta kedudukan sosial menuju kedudukan sosial lainnya yang kurang atau tidak sederajat. Ada beberapa unsur-unsur yang masih terkait di dalam bentuk-bentuk mobilitas sosial vertikal, antara lain adalah:
- Kekayaan, faktor kekayaan dapat mengubah posisi maupun kedudukan sosial dari seseorang. Dapat mungkin menjadi lebih kaya maupun sebaliknya dapat menjadi lebih miskin.
- Kekuasaan, faktor kekuasaan pun juga dapat mengubah status serta kedudukan seseorang. Orang yang mengalami kenaikan jabatan akan membuat kekuasaannya menjadi bertambah. Berkebalikan dengan orang yang mengalami penurunan jabatan juga akan menyebabkan kekusaaannya menjadi turun. (baca juga: Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Manusia)
- Pendidikan, faktor pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan seseorang. Dengan adanya pendidikan maka membuat seseorang dapat mengalami kenaikan kedudukan maupun status sosialnya. Melalui pendidikan formal, maka akan sangat mudah bagi seseorang untuk bisa mengenali tingkatan pendidikan dari seseorang. Dampak positif dan negatif urbanisasi yang menyebabkan pengaruh pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA kurang hingga perguran tinggi.
Artikel Lainnya:
- Faktor Pendorong Terjadinya Hubungan Sosial
- Unsur-Unsur Perubahan Sosial Budaya
- Peran Pranata keluarga
Sesuai dengan arahnya, bentuk-bentuk mobilitas sosial dapat terbagi menjadi 2 yaitu mobilitas sosial vertikal yang menuju ke atas dan mobilitas sosoail vertikal yang menuju ke bawah. Untuk mobilitas vertikal menuju atas memiliki 2 bentuk yang utama, yaitu:
- Masuk ke dalam kedudukan lebih tinggi
Yang dimaksud disini adalah seseorang yang berada di dalam adanya faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan ekonomi kedudukan yang rendah masuk ke dalam kedudukan atau posisi yang lebih tinggi, yang mana kedudukan tersebut memang sudah ada sebelumnya. Misalnya saja seorang guru matematika SMP yang kemudian naik jabatan menjadi kepala sekolah karena telah memenuhi segala persyaratan.
- Membentuk sebuah kelompok baru
Pembentukan sebuah kelompok baru yang mana akan ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi serta kedudukan individu yang menjadi pembentuk dari kelompok tersebut. Misalnya saja pembentuk dewan pembina yang mana sebelumnya tidak diadakan dalam kepengurusan. Pak adi merupakan salah satu anggota dari sebuah organisasi yang memiliki peran cukup aktif. Karena keaktifanna ini lah sehingga membuat Pak Adi akhirnya diangkat menjadi dewan pembina oleh seluruh anggota organisasi tersebut.
Selain menuju ke atas, mobilitas vertikal juga ada yang bergerak menuju ke bawah. Sama hal nya dengan mobilitas vertikal menuju atas, jenis mobilitas vertikal ini memiliki 2 bentuk yang utama, sebagai berikut:
- Turunnya sebuah kedudukan
Kedudukan seseorang yang turun menjadi lebih rendah. Misalnya saja pegawai negeri yang mengajukan pensiun dari pekerjaannya. Kemudian dirinya akan mengalami penurunan status dari pegawai negeri aktif menjadi pensiunan. Hal ini dapat berarti pula akan ada penurunan dalam kekuasaan yang dimiliki olehnya. Hal ini juga akan berkaitan dengan pendapatan yang akan diterimanya. Contoh lainnya adalah pengusaha yang memiliki pendapatan yang cukup tinggi, namun karena krisis ekonomi yang terjadi di sebuah negara menyebabkan pengaruh yang cukup signifikan pada tingkat pemasukannya. Sehingga nantinya juga akan menyebabkan penurunan pada tingkat kedudukannya.
- Turunnya derajat kelompok individu yang berupa disintegrasi kelompok yang mana sebagai sebuah kesatuan
Misalnya saja dalam sebuah desa dibentuk organisasi pemuda yang digunakan sebagai wadah penampung aspirasi serta aktualisasi dari segala potensi dan keinginan dari pemuda yang ada di desa. Setelah beberapa waktu, ternyata banyak sekali hambatan dan kesulitan yang menghalangi perjalanan dari organisasi tersebut. Contoh lainnya adalah perubahan sistem pemerintahan berbentuk kerajaan ke bentuk republik yang mana mengakibatkan penghargaan yang dimiliki golongan bangsawan dengan status yang tinggi di masyarakat berubah menjadi status atau kedudukan yang lebih rendah.
3. Mobilitas Antar Generasi
Secara umum, mobilitas antar generasi dapat diartikan sebagai mobilitas 2 generasi maupun lebih. Semisal generasi ayah-ibu, generasi anak, dan lainnya. Mobilitas ini ditandai dengan adanya perkembangan taraf hidup dalam kehidupan. Entah itu meningkat maupun menurun. Penekanan dari mobilitas ini bukan kepada perkembangan keturunannya tersebut namun perpindahan status sosial yang terjadi dari generasi ke generasi lainnya. Misalnya saja pak Tarjo merupakan tukang becak. Status pendidikannya pun hanya sampai ke tingkat sekolah dasar. Namun kemudian beliau berhasil membiayai pendidikan anak-anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Hal ini lah yang kemudian dinamakan mobilitas antar generasi.