Sponsors Link

8 Peninggalan Kerajaan Kalingga

Sponsors Link

Kerajaan Kalingga merupakan kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang berdiri pada sekitar abad ke-6 Masehi. Dulu kerajaan ini diperkirakan berada di Jawa Tengah.

ads

Rajanya adalah Dapunta Syailendra yang berasal dari Dinasti Syailendra. Beliau menduduki pusat pemerintahan kerajaan yang diperkirakan berada di sekitar Pekalongan dan Jepara.

Kerajaan ini juga dikenal sebagai Kerajaan Holing, Kerajaan Heling, dan Kerajaan Keling. Nama-nama tersebut mirip dengan pelafalan bahasa Cina karena kerajaan ini dekat dengan Cina dan India.

Kerajaan Kalingga banyak dianggap sebagai pionir dari kerajaan-kerajaan besar yang berkuasa di tanah Jawa. Hal ini karena berdasarkan catatan sejarah Kerajaan Kalingga pernah menjadi pusat agama Budha dengan pendeta terkenalnya bernama Hwining.

Meskipun kerajaan yang merupakan salah satu dari kerajaan tertua di Indonesia ini sudah lama runtuh, namun bukti keberadaanya masih bisa kita temui melalui beberapa peninggalannya.

Peninggalan Kerajaan Kalingga

Karena Kerajaan Kalingga ini bercorak Hindu-Budha maka peninggalannya pun hampir semuanya seperti peninggalan sejarah Hindu-Buddha pada umumnya.

Kita bisa temui peninggalan Kerajaan Kalingga ini dalam berbagai bentuk seperti prasasti, candi, arca, bahkan juga dalam skala yang lebih besar seperti peninggalan situs. Berikut beberapa bukti peniggalan Kerajaan Kalingga:

  • Prasasti Tuk Masa

Prasasti yang dikenal juga dengan nama Prasasti Dukawi ini ditemukan di Kelurahan Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Prasasti ini ditemukan di dekat sebuah mata air di lereng bukit Gunung Merapi.

Berbentuk sebuah batu alam yang diatasnya dipahatkan tulisan kuno, prasasti Tuk Masa ini berisi sebuah pesan mengenai hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.

Prasasti Tuk Masa ini ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta. Selain tulisan kuno, dalam prasati ini juga terdapat beberapa gambar perkakas seperti Kendi, Cakra, bahkan bunga Tanjung dan masih banyak lagi.

  • Prasasti Sojomerto

Prasasti Sojomerto ini pertama kali ditemukan di Desa Sojomerto Jawa Tengah. Karena hal itu pula prasasti ini dinamakan dengan Prasasti Sojomerto oleh para peneliti.

Berbeda dengan Prasasti Tuk Masa yang ditulis di batu alam dan menggunakan bahasa Sansekerta, Prasasti Sojomerto ini ditulis di atas batu Andesit menggunakan aksara Kawi dan bahasa Melayu Kuno.

Memiliki ukuran dengan panjang sekitar 43 cm, tinggi 78 cm dan tebal sekita 7 cm, prasasti ini mengandung pesan berisi sejarah dan silsilah keluarga Dapunta Syailendra sebagai pemimpin ternama Kerajaan Kalingga.

  • Candi Angin

Salah satu bentuk peninggalan Kerajaan Kalingga juga ada dalam bentuk Candi. Salah satunya adalah Candi Angin ini.

Candi Angin sendiri terletak di Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara , Jawa Tengah. Menurut sejarah candi ini pernah menjadi tempat penyembahan masyarakat kerajaan Keling kepada dewa angin.

Hal ini karena dalam salah satu bagian bangunan candi terdapat sebuah pusaran angin yang juga menunjukan tempat persemabahan dewa angin pada saat itu.

Fakta uniknya lagi candi ini bahkan dianggap lebih tua dari Candi Borobudur. Hal ini karena para peneliti menemukan bukti bahwa candi ini tidak memiliki oranamen-ornamen khusus seperti yang biasanya ada di candi Hindu-Budha pada umumnya.

Hal ini membuat para peneliti menyimpulkan candi ini dibangun oleh manusia purba yang hidup bahkan sebelum Kerajaan Kalingga ada. Lalu kemudian dijadikan tempat persembahan karena dinilai bersejarah oleh masyarakat Kalingga.

  • Candi Bubrah

Candi lain yang menjadi bukti peninggalan Kerajaan Kalingga ini adalah Candi Bubrah. Lokasinya ada di dekat Candi Angin yaitu masih di Kecamatan Kalingga, Jepara, Jawa Tengah.

Candi ini dianggap sebagai pintu utama atau gapura sebelum menuju Cnadi Angin karena jaraknya yang hanya berbeda sekitar 500 m dari Candi Angin.

Candi ini pertama kali ditemukan dalam kondisi porak poranda karena batu penyusunnya terlihat berserakan di mana-mana. Oleh karena ini pula candi ini dinamai dengan Candi Bubrah oleh para peniliti yang berarti ‘berantakan’ dalam Bahasa Jawa, yang mana merupakan salah satu bahasa daerah di Pulau Jawa.

  • Situs Puncak Songolikur, Gunung Muria

Puncak Songolikur adalah puncak tertinggi dari Gunung Muria di Jawa Tengah. Puncak ini juga merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Kalingga.

Alasan dibaliknya adalah karena banyak ditemukannya arca dan tempat pemujaan yang menandakan adanya bukti kehidupan masyarakat Kerajaan Kalingga dahulu kala.

  • Arca Batara Guru

Arca yang merupakan salah satu bentuk peninggalan sejarah ini juga ditemukan di Puncak Songolikur sebagai bentuk peninggalan Kerajaan Kalingga. Salah satunya adalah kumpulan Arca Bathara Guru.

Kumpulan Arca Bathara Guru ini ditemukan di Puncak Gunung Muria, tepatnya yaitu di puncak Ruhwatu, Kecamatan Keling, Jawa Tengah.

Nama Bathara Guru sendiri adalah nama dari seorang Dewa yang dikenal oleh masyarakat Hindu sebagai penguasa tiga dunia. Yakni dunia di mana para dewa atau surga (Mayapada), dunia manusia atau bumi (Madyapada). dan dunia bawah atau neraka (Arcapada).

  • Arca Togog

Arca lain yang ditemukan di sekitar Puncak Songolikur ini adalah Arca Togog. Arca satu ini sendiri adalah salah satu karakter pewayangan yang cukup terkenal.

Togog dahulu kala dikenal sebagai tokoh pamong atau penasehat bagi para kesatria yang berwatak buruk. Togog ini akan membisikkan makna kehidupan yang bijak kepada para manusia dan kesatria tersebut.

  • Arca Narada

Arca Narada ini juga ditemukan di Puncak Songolikur, tidak jauh dari lokasi penemuan arca-arca lain. Para peneliti menduga arca ini adalah bentuk dari Narada Murni yang merupakan sosok bijaksana dalam agama Hindu.

Narada ini menurut sejarah digambarkan sebagai seorang pendeta yang memiliki kemampuan mengembara ke palanet-planet yang ada di semesta.

Sponsors Link
, ,




Post Date: Wednesday 23rd, November 2022 / 02:50 Oleh :
Kategori : Sejarah