8 Contoh Koersi dan Kompromi Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Koersi dan kompromi termasuk ke dalam bentuk-bentuk akomodasi di dalam interaksi sosial Koersi dan kompromi dapat terjadi diantara individu dan juga diantara kelompok. Biasanya bentuk-bentuk akomodasi dilakukan sebagai solusi apabila ada konflik baik diantara individu ataupun pada kelompok. Akomodasi dimaksudkan untuk mendapatkan tujuan yang saling tidak merugikan atau menghancurkan satu pihak. Akomodasi juga dapat berupa fisik, materi dan juga psikologis. Beberapa jenis akomodasi dalam interaksi sosial adalah sebagai berikut:
- Mediasi
- Kompromi
- Toleransi
- Koersi
- Arbitrasi
- Pengadilan
- Stalemate
- Konsiliasi
Apa itu Koersi?
Koersi adalah penggunaan paksaan untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Paksaan tersebut dapat secara fisik dan juga non fisik. Koersi biasanya dipakai sebagai kontrol sosial apabila semua upaya yang telah dilakukan masih juga gagal. Koersi fisik dapat menyebabkan ancaman luka pada tubuh, hukuman penjara dan sebagainya. Koersi fisik adalah salah satu bentuk sosial kontrol yang paling rendah. Masyarakat seharusnya tidak pernah terbesit menggunakan hal tersebut. Apabila suatu masyarakat menggunakan koersi untuk penanganan masalahanya, hal ini menunjukkan lemahnya kontrol sosial masyarakat tersebut. Koersi atau paksaan sama sekali tidak menunjukkan adanya kekuatan dalam mengkontrol pola sosial dalam suatu masyarakat.
Di sisi lain koersi non fisik dapat berupa tindakan atau perilaku boikot dan aksi mogok. Boikot dapat berupa tindakan tidak menggunakan, tidak bekerja sama, tidak berinteraksi secara sengaja dengan suatu individu atau kelompok tertentu hingga kelompok atau individu tersebut melakukan apa yang diinginkan oleh si pemboikot. Koersi non fisik ini bisa saja berhasil untuk mendapatkan sosial kontrol secara efektif untuk mendapatkan tujuan dan manfaat yang seimbang diantara kedua belah pihak. Namun demikian, boikot sudah tidak berfungsi se-efektif dahulu, karena masyarakat sudah lebih dapat bertindak kritis, banyak kesempatan dan pilihan juga budaya yang lebih bervariasi termasuk hal-hal yang membuat koersi jenis ini tidak efisien.
Tindakan koersi dapat berupa paksaan, ancaman, ditakut-takuti atau berupa hukuman. Dalam sosiologi, tindakan koersi digunakan untuk mendapatkan kontrol sosial. Bentuk koersi dapat dilihat dalam beberapa di lingkungan kita, seperti pada norma-norma yang ada, peraturan, hukum, adat-istiadat, moral sosial yang ada, bersama dengan konsekuensi-konsekuensinya. Hal tersebut juga dapat dikategorikan ke dalam bentuk koersi.
Contoh Koersi
Contoh-contoh koersi ada banyak macamnya, seperti pemaksaan kehendak dari seorang yang memiliki lebih tinggi derajatnya ke orang yang dianggap lebih rendah derajatnya. Seperti yang dialami oleh seorang budak dengan majikannya. Koersi dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif, dengan macam contohnya sebagai berikut:
- Koersi yang bersifat positif contohnya adalah satu aturan hukum seperti Undang-Undang. Peraturan Undang-Undang harus bersifat koersif agar dapat memberikan rasa damai bagi seluruh warga negara yang menjadi korban tindak ketidak adilan.
- Sedangkan di sisi lain, koersi yang bersifat negatif contohnya adalah seperti, sekumpulan preman yang memberikan ancaman dan ketakutan pada orang-orang yang lemah yang mereka jadikan sasaran.
- Rentenir yang melakukan tindak paksaan dan ancaman agar sang peminjam dana segera melunasi hutangnya juga termasuk tindak koersi.
- Tindakan koersi juga dilakukan pada jaman penjajahan oleh Kolonial Belanda, yaitu dengan adanya sistem tanam paksa dan kerja paksa.
Apa itu Kompromi?
Kompromi terjadi ketika dua pihak mendapatkan satu persetujuan dengan dua keinginan yang berbeda. Persetujuan tersebut berada di tengah-tengah di antara keingin keduanya. Kompromi dapat terjadi di dalam beberapa situasi termasuk di dalam suatu hubungan, dalam debat politik, dalam negosiasi bisnis dan lain-lain. Kompromi dilakukan untuk mengindari adanya konflik. Menurut Drs Joko Untoro, seorang pakar sosiologi, kompromi adalah suatu bentuk akomodasi yang dimaksudkan untuk memperoleh kesepakatan di antara kedua belah pihak yang berkonflik / berselisih yang mana masing-masing pihak tersebut mengurangi tuntutannya.
Kompromi dilakukan untuk memecahkan masalah tanpa ada paksaan dan secara damai dengan mengubah sesuatu yang berbeda untuk satu alasan yang baik dan disetujui kedua belah pihak. Kompromi bisa terjadi dalam skala kecil maupun skala besar untuk mencapai kesepakatan antara dua pihak yang berselisih. Kompromi dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak untuk menyelesaikan masalah tanpa ada kekerasan dan dengan jalan damai. Kelanjutan dari kompromi ini adalah tidak adanya dendam diantara kedua belah pihak.
Contoh Kompromi?
Beberapa ulasan contoh dari kompromi sangat sering terjadi di lingkungan kita sehari-hari, sebagai berikut:
- Misalnya dalam kita berinteraksi dengan keluarga, ketika kita berebut untuk menonton saluran tv yang berbeda dengan saudara kita, tentu akan terjadi konflik yang membutuhkan kompromi.
- Solusi dari masalah ini biasanya adalah dengan cara mengganti saluran tersebut ketika jeda iklan ditayangkan.
Kompromi dapat dilihat contohnya dari berbagai sisi kehidupan, seperti dari sisi politik, dari sisi komunikasi bisnis dan juga dari sisi negorsiasi, sebagai berikut:
- Kompromi dari sisi politik dapat memiliki karakter pencarian solusi dan jalan untuk mengatasi masalah yang ada yang dapat saling memberikan manfaat dan keuntungan dari setiap pihak politik yang sedang berkonflik.
- Sedangkan komrpomi dalam sisi komunikasi bisnis contohnya seperti ketika sang pembeli memberikan penawaran kepada harga yang diberikan oleh penjual. Kompromi yang dilakukan kedua belah pihak akan bertemu di titik tengah yang saling menguntungkan untuk keduanya.
Kesepakatan yang dicapai menggunakan kompromi ini dapat dilihat juga dalam negosiasi. Cakupan dari negosiasi ini sangat luas dalam kehidupan kita berinteraksi sosial. Negosiasi dapat dilakukan apabila dua pihak ingin mencari solusi yang saling tidak merugikan kedua belha pihak dan dapat menjadi jalan keluar dari pertikaian mereka tanpa adanya kekerasan dan melalui jalan damai.
Adanya tujuan bersama adalah salah satu syarat terjadinya interaksi sosial. Tujuan bersama inilah yang menjadi satu landasan dari bentuk-bentuk akomodasi, termasuk di dalamnya adalah koersi dan juga kompromi. Interaksi sosial adalah hal yang mendasar dalam pembelajaran sosiologi. Adanya akomodasi adalah untuk sebagai kontrol sosial atas adanya bentuk-bentuk konflik sosial yang ada di masyarakat.
Beberapa contoh masalah sosial dalam masyarakat yang membutuhkan adanya akomodasi sangat luas. Masalah sosial tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti faktor ekonomi, faktor budaya, faktor biologis dan faktor psikologis. Masalah sosial dapat terjadi antara individu dengan individu atau individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Masing-masing memiliki cara akomodasi yang berbeda untuk menangani masalah pertikaian yang terjadi untuk mencapai tujuan yang saling tidak merugikan satu sama lain.