3 Tokoh Deklarasi Djuanda yang Sangat Berperan Penting
Deklarasi Djuanda merupakan salah satu tiga pondasi utama perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia dalam hal pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tiga pondasi utama tersebut adalah :
- Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928
- Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
- Dekalarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957
Secara geo-politik, Deklarasi Djuanda mengandung arti yang sangat penting bagi persatuan, kesatuan, pertahanan serta kedualatan dan kemajuan negara Indonesia. Sedangkan, secara geo-ekonomi Deklarasi Djuanda sebagai salah satu upaya dalam memajukan dan mensejahterakan kondisi penduduk Indonesia yang baik. Deklarasi ini sebagai pernyataan tentang Kesatuan Wilayah Laut, Darat dan Udara Indonesia. Kita mengetahui bahwa sebagai negara kepulauan dengan memiliki maritim terbesar di dunia, maka Indonesia sudah pasti mempunyai wilayah luat yang kaya dan beraneka ragam baik itu meliputi kekayaan hasil lautnya seperti ikan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, juga produksi sember daya alam seperti minyak, gas bumi, emas, perak, timah dan lain-lain. Ataupun energi yang dihasilkan dari kelautan yaitu pasang surut gelombang dan OTEC (Ocean Thermal Energy Convension) serta pada kekayaan jasa yang berkaitan dengan dunia kelautan seperti kegiatan pariwisata laut dan aneka transportasi laut.
Tiga Tokoh Penting yang Terlibat dalam Deklarasi Djuanda
1. Ir. H. Juanda
Ir. R. Djoeanda Kartawidjaja atau yang biasa kita kenal tokoh deklarasi Djuanda dengan sebutan Ir. H. Juanda adalah tokoh yang namanya menjadi salah satu nama bandara di Surabaya lahir pada tanggal 14 Januari 1911 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Juanda adalah anak pertama yang lahir dari pasangan Raden Kartawidjaja, seorang Mantri Guru pada Hollandsach Inlansdsch School (HSI) dan Nyai Monat. Pendidikannya dimulai dari bangku sekolah dasar di HIS lalu dipindahkan ke sekolah anak Eropa yaitu Europesche Lagere School (ELS), dan beberapa perkembangan pendidikan sebagai berikut:
- Kemudian, beliau disekolahkan ke sekolah menengah yang juga khusus orang Eropa.
- Setelah lulus pada thun 1929, beliau menempuh pendidikan selanjutnya di sekolah Tinggi Teknik bandung (Technische Hooge School) atau sekarang lebih dikenal dengan Institut Teknologi Bandung berkonsentrasi ke jurusan teknik sipil dan kemudian lulus pada tahun 1933.
- Ir. Juanda adalah termasuk orang yang memiliki karir kementerian paling sering dan paling cemerlang.
- Sejak tahun 1946 sampai dengan 1963, beliau sudah totol 14 kali menjabat sebagai menteri, sekali dipilih menjadi menteri muda dan Perdana Menteri.
- Kita semua mengetahui bahwa Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau. Hal inilah yang memicu Amerika dan Australia ingin untuk menguasai pulau-pulau yang letaknya terpisah-terpisah tersebut.
- Akan tetapi, upaya ini sangat ditentang oleh Ir. Juanda. Dengan sebuah keberanian yang tegas sesuai dengan perkembangan wilayah Indonesia, Ir.
Juanda secara jelas mengumumkan Deklarasi Djuanda yang berisikan bahwa dengan tidak memandang luasnya, seluruh perairan di sekitar, di antara, atau di daerah yang menghubugkan pulau-pulau daratan Repubik Indonesia adalah termasuk bagian dari wilayah daratan Republik Indonesia, termasuk juga pada perairan pedalaman atau perairan nasioanal di bawah kedaulatan Negara Republik Indonesia. Beliau juga menyatakan secara berani bahwa batas wilayah laut Indonesia bukan hanya sebatas wilayah yang telah diatur dalam Territoriale Zee Maritiem Kringen Ordonantie (Ordonasi Tentang Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim) tahun 1939 tetapi laut di sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia adalah termasuk wilayah negara. Selain sebagai nama bandara Juanda di Surabaya, nama beliau juga diabadikan sebagai Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda dimana di dalam taman itu juga dibangun museum dan monumen Ir. H. Djuanda. Beliau wafat pada tanggal 7 November 1963 dan dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta.
2. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja
Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja tokoh deklarasi Djuanda lahir di Jakarta pada tanggal 17 April 1929. aBeliau memperoleh gelar sarjana S1 di FH UI lalu menempuh pendidikan kembali di Sekolah Tinggi Hukum Yale (Universitas Yale) Amerika Serikat pada tahun 1955. Setelah itu beliau kembali melanjutkan studinya yaitu program doktor (S3) berkonsentrasi pada ilmu hukum internasional UNPAD dan lulus pada tahun 1962. Dari awal menjadi mahasiswa dan setelah menjadi dosen FH UNPAD, beliau banyak berkontribusi kepada diskusi dalam penetapan batas laut teritorial, batas darat serta batas landas kontinen Indonesia. Dalam setiap diskusinya, pria yang memulai karier diplomasinya sejak di usia 29 tahun ini dikenal sebagai pribadi pemecah suasana.
Beliau begitu piawai dalam memecah suasana yang seirus menjadi suasana yang lebih santai n dalam perundingan internasional yang membahas tentang batas darat dan batas teritorial. Di tahun 1958-1961 Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja menjadi wakil Indonesia pada sidang PBB tentang hukum laut di Jenewa, Colombo dan Tokyo. Beliau memberikan banyakk konsep wawasan nusantara yang berfokus pada penetapan batas laut teritorial. Terkenal sangat ahli dalam hukum internasional dan berperan aktif dalam menetapkan dasar-dasar kurikulum pendidikan internasional. Sederet prestasi ini membawa beliau menjadi Menteri Luar Negeri dan anggota Internatioanal Law Comission di bawah naungan PBB untuk mencanangkan berbagai konsep hukum baru Internasional. Bersama-sama dengan Ir. Juanda, beliau memperjuangkan diplomasi Negra Kepulauan yang berkat kegigihannya kemudian disahakn dalam Konvensi Hukum Laut PBB, United Nation Convention on Law of the Sea (UNCLOS) 1982. Beberapa desikasi yang besar inilah yang membuat beliau menjadi salah satu tokoh Indonesia yang dihormati di berbagai forum internasional.
3. Prof. Dr. Hasyim Djalal
Selain kedua tokoh di atas. Prof. Dr. Hasyim Djalal juga tokoh deklarasi Djuanda tidak boleh dilupakan. Diplomat dan tokoh hukum laut internasional ini lahir 25 Februari 1934 di Ampat Angkat, Bukittinggi, Sumatera Barat. Menjadi seorang diplomat bukanlah hal yang baru baginya, beliau sudah lama berkecimpung sejak masa orde Lama, orde Baru hingga orde Reformasi. Putra pasangan H Djamaludin dan Ny Salamah menamatkan sekolah SD hingga SMAnya di Bukittinggi. Kemudian setelah lulus dari SMA, beliau memilih melanjutkan pendidikannya ke Akademi Dinas Luar Negeri di Jakarta. Setelah itu, beliau melancong ke Amerika untuk melanjutkan sekolah S-2 dan S-3 selama empat tahun di University of Virginia. Tahun 1961dimana disertasi S3nya membahas mengenai kelautan yakni The Limit and Territorial Sea in International Law. Berikut tampilan karier merintis beliau:
- Tanggal 1 Januari 1957 beliau mulai merintis karier di Departemen Luar Negeri.
- Untuk pertama kalinya beliau bertugas sebagai perwakilan pemerintah dalam UNTEA (United Nations Temporary Executive Administration) dimana pada saat itu Irian yang dikuasai Belanda tengah berdiplomasi agar dikembalikan kepada Indonesia.
- Prof. Dr. Hasyim Djalal bertanggung jawab sebagai legal advisor kemudian menjadi interpreter Administratot PBB asa Iran yaitu Djala Abduh.
- Sepulang dari Irian, beliau kembali bekerja di Direktorat Pejanjian Internasional. Selepas masa pensiun, beliau juga masih dipercaya menjadi Anggota Dewan Martim Indonesia, Penasehat Senior Menteri Kelautan dan Perikanan, dan Penasehat Kepala Staf TNI Angkatan Laut.
- Perjuangannya yang paling besar adalah saat memperjuangkan Indonesia menjadi Negara Kepulauan bersama dengan Ir. Juanda dan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja. Beliau adalah sosok aktif yang mengajak negara tetangga bahkan Konferensi Asia Afrika dalam meberikan dukungan kepada Indonesia mengenai konsep negara kepulauan.
Demikian penjelasan mengenai tiga tokoh Indonesia yang berperan penting dalam konsep Deklarasi Djuanda. Berkat kegigihan dan perjuangan mereka, akhirnya negara Indonesia dapat diterima menjadi negara kepulauan di mata dunia internasional. Sekarang tugaa kita adalah mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam dalam ranah menjaga negara kepulauan yang telah diperjuangkan mati-matia. Semoga penjelasan ini dapat menambah wawasan pengetahuan kita khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan sosial dan bermanfaat di kehidupan selanjutnya