Sponsors Link

Candi Jawi : Sejarah-Arsitektur dan Fungsi

Sponsors Link

Pernah mendengar nama Candi Jawi? Sebuah Candi yang ada di daerah Pasuruan. Konon, katanya Candi ini memiliki relief yang sulit dibaca. Lalu, bagaimana sejarah dan asal usul dari candi ini? Selengkapnya akan dibahas berikut ini.

ads


Pengertian Candi Jawi

Gambar: id.wikipedia.org

Candi Jawi merupakan candi peninggalan Kerajaan Singosari. Candi ini terletak di Kaki Gunung Welirang, Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Lokasi candi ini lumayan cukup jauh dari Kota Pasuruan yakni sekitar 31 kilometer atau akan menghabiskan waktu tempuh sekitar satu jam. Candi Jawi disebut pula dengan Candi Prigen karena letaknya yang ada di Kecamatan Prigen.

Candi Jawi berada di daratan dengan memiliki ketinggian sekitar 290 meter dari atas permukaan laut. Lokasi ini yang kemudian membuat daerah sekitar Candi Jawi terasa sejuk.

Apalagi di sebelah barat laut Candi ini terdapat Gunung Pawitra atau Gunung Penanggungan. Semakin membuat sejuk dan tentunya dimanjakan dengan pemandangan yang indah sebab di sebelah selatan terdapat Kota Wisata Tretes.

Ciri-ciri Candi Jawi

Sebagaimana candi lain, Candi Jawi memiliki ciri khas tersendiri dari segi bangunan. Adapun ciri tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Luas dan Panjang Bangunan

Candi Jawi terbuat dari batuan andesit dengan memiliki pagar bata yang mengelilingi dengan memiliki tinggi sekitar 2 meter. Selain dikelilingi pagar, candi ini juga dikelilingi parit yang berhias bunga teratai. Bangunan candi ini menghadap ke arah timur.

Candi Jawi memiliki lebar 9.55 meter dengan panjang 14,24 meter dan tinggi sekitar 24,5 meter. Candi ini menempati lahan yang cukup luas yakni sekitar 40 x 60 meter persegi. Seperti candi khas Jawa Timur lain, candi ini termasuk candi ramping dan tinggi.

2. Kaki Candi

Candi Jawi terdiri atas tiga tingkatan. Dimana pada bagian pertama terdapat kaki candi. Kaki candi ini berada di bagian paling bawah Candi. Hal ini menunjukan bahwa manusia itu dikuasai oleh nafsu rendah seperti keserahan dan kebohongan. Kaki Candi berdiri di atas sebuah batur yang memiliki tinggi 2 meter. Pada bagian ini terdapat pahatan relief seorang pertapa wanita.

3. Tubuh Candi

Pada bagian tubuh candi melambangkan bagaimana usaha manusia dalam memerangi nafsu keduniawian. Pada ruangan bagian tubuh Candi tidak terdapat apa-apa. Namun, diperkirakan dahulunya di dalam ruangan tersebut terdapat beberapa arca.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Kitab Negatakertagama, bahwa di dalam bilik candi ini terdapat arca Syiwa dengan Aksobaya pada mahkotanya.

Tidak hanya itu, disebutkan pula terdapat beberapa arca dewa-dewa kepercayaan Syiwa seperti arca Mahakala, Nandiswara, Ganesha, Durga, Nandi dan juga Brahma. Sayangnya, arca-arca yang disebutkan ini, tak satu pun ada di tempatnya.

Namun, salah satu arca ini yakni arca Dirga diduga disimpan di Museum Empu Tantular yang ada di Surabaya. Sementara, arca-arca lain di simpan di dalam Museum Trowulan.

4. Atap Candi

Atap candi yang berada di bagian paling atas ini melambangkan kehidupan manusia yang telah mencapai kesempurnaan. Bentuk atap pada candi ini merupakan perpaduan dari stupa serta kubus yang disusun dan bagian puncaknya berbentuk runcing.

Sejarah Candi Jawi

Candi Jawi dalam kitab Negarakertagama dinamakan dengan sebutan Jawajawa atau Jajawi. Kemudian nama tersebut berubah menjadi Jawi. Di dalam kita tersebut dijelaskan pula bahwasanya candi dibangun atas permintaan raja Kertanegara yang merupakan Raja terakhir dari Kerajaan Singosari.

Diperkirakan candi ini dibangun pada abad ke-13 Masehi pada masa Kerajaan Singosari. Semula, candi ini didirikan dengan tujuan sebagai tempat ibadah bagi penganut agama Syiwa-Buddha sebagaimana agama yang dianut oleh Raja Kertanegara.

Candi Jawi ini diduga menjadi tempat bagi pendukung Kertanegara saat terjadi pemberontakan. Berdasarkan Kidung Panji Wijayakrama, bahwasanya pada masa raja Kertangera pernah terjadi pemberontakan Kelana Bhayangkara. Bahkan tidak hanya itu, Kitab Negarakertagama mencatat, pada masa ini terjadi pula pemberontakan Cayaraja.

Di mana saat terjadi pemberontakan tersebut menantu dari Raja Kertanegara yakni Raden Wijaya melarikan diri dan bersembunyi di daerah ini. Pelarian itu terjadi saat Raja Kertanegara dijatuhkan oleh Raja Jayakatwang dari Gelang-Gelang.

Berdasarkan Kitab Negarakertagama, pada tahun 1253 saka, Candi Jawi pernah disambar petir. Dari kejadian ini, arca Maha Aksobaya pun hilang entah ke mana. Menghilangnya arca ini membuat Raja Hayam Wuruk sedih. Di mana saat itu, Raja Hayang Wuruk sedang melakukan perjalanan ke daerah Lumajang pada tahun 1359 Masehi.

Candi Jawi pernah mengalami pemugaran sebanyak dua kali pada masa Hindia Belanda. Hal ini dikarenakan pada saat itu kondisi candi sudah runtuh. Sayangnya, sebelum renovasi selesai dilakukan, beberapa batu dari candi ini menghilang.

Meskipun begitu, usaha memperbaiki candi ini terus berjalan. Pada tahun 1975 sampai 1980 dilakukan kembali perbaikan pada Candi Jawi kemudian pada tahun 1982 candi ini diresmikan.

Fungsi Candi Jawi

Candi Jawi memiliki fungsi sebagai tempat ibadah bagi penganut agama Syiwa-Buddha. Konon, di mana pada saat itu, agama tersebut merupakan agama mayoritas penduduk sekitar bahkan Raja Kertanegara sendiri menganut agama ini.

Tidak hanya itu, candi ini juga dijadikan sebagai tempat menyimpan abu jenazah dari Raja terakhir Singosari ini. Sebagian abu jenazah, disimpan di dalam candi ini.

Meskipun pusat lokasi dari Kerajaan ini cukup jauh dengan Candi Jawi, namun peristiwa penyimpanan abu jenazah ini dikarenakan pada saat itu masyarakat begitu setia pada Raja. Sehingga, mereka menginginkan agar abu jenazah dari Raja terakhir ini disimpan di candi Jawi.

Relief Candi Jawi

Relief pada candi tergolong misterius karena memiliki pesan yang sulit untuk diterjemahkan maknanya. Hal ini diperparah dengan keadaan bangunan yang terkikis cuaca sehingga membuat kesulitan orang untuk membacanya.

Menurut, juru kunci di candi tersebut, untuk membaca relief tersebut harus menggunakan teknik prasawiya atau teknik berlawanan dengan arah jarum jam.

Namun, terdapat satu relief pada candi ini yang dapat ditafsirkan yakni relief yang menggambarkan denah lengkap pada Candi Jawi. Relief ini membuktikan bahwa pada saat itu keterampilan masyarakatnya dapat diacungi jempol sebab bentuk relief tersebut adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi pada saat itu. Selain relief tersebut, terdapat pula relief Dewa Surya pada bagian dalam candi.

Fakta Candi

  1. Arsitektur yang Unik

Arsitektur pada Candi ini tergolong unik karena pada bagian kaki memiliki corak Siwa sedangkan pada bagian pundak Candi bercorak Buddha. Hal ini dapat dilihat dari atap Candi yang terdapat stupa dan jiga kubus bersusun. Maka dari itu, banyak yang mengatakan bahwa bangunan ini bercorak Siwa-Buddha.

2. Posisi Pintu

Posisi pintu pada candi ini menghadap ke arah timur. Sementara itu, banyak beredar bahwa fungsi candi ini sebagai tempat ibadah dan pemujaan. Di mana biasanya bangunan atau candi yang dibangun untuk peribadatan akan menghadap ke arah gunung sementara pada Candi Jawi tidak demikian.

Bukti inilah yang kemudian membuat timbulnya pro kontra di kalangan ahli. Ada yang menyebutkan bahwa fungsi candi bukan untuk pemujaan dengan dalih alasan tadi.

Namun, ada yang mengatakan bahwa posisi pintu yang tidak menghadap ke gunung tersebut bukan menandakan bahwa fungsi candi sebagai tempat ibadah atau pemujaan. Melainkan karena adanya pengaruh dari ajaran agama Buddha.

Kesimpulan

Candi Jawi merupakan candi peninggalan Kerajaan Singosari yang berada di daerah Pasuruan. Nama candi ini disebutkan di dalam Kitab Negarakertagama dengan sebutan jawajawa atau jajawi. Di dalam Kitab tersebut juga dijelaskan bahwasanya candi ini dibangun atas perintah Raja terakhir Kerajaan Singosari yakni Raja Kertanegara.

Konon, candi ini dibangun sebagai tempat ibadah agama Syiwa Buddha yang di mana pada saat itu agama tersebut menjadi agama mayoritas penduduk sekitar. Bahkan Raja Kertanegara menganut agama tersebut. Namun, mengenai fungsi dari candi ini masih menjadi perdebatan karena letak dari pintu candi ini yang tak menghadap ke arah gunung.

Itulah informasi lengkap mengenai candi yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Singosari. Candi ini menjadi bukti sejarah bahwasanya Kerajaan Singosari pernah menanamkan pengaruh di daerah tersebut.

Sponsors Link
, ,




Post Date: Friday 31st, December 2021 / 05:43 Oleh :
Kategori : Sejarah