Sponsors Link

Sejarah Terpisahnya Pulau Jawa dan Sumatera yang Menggemparkan Dunia

Sponsors Link
pulau jawa dan sumatera

Apakah pernah terbayangkan dulu antar pulau di Indonesia ini bersatu? Lalu apa yang menyebabkan sampai terpisah dan menjadi negara kepulauan seperti sekarang?

ads

Seperti yang kita pelajari dalam sejarah dan Geografi, Indonesia pada awalnya “bergabung” menjadi satu atau dengan kata lain enggak terpisah. 

Sayangnya, kini pulau-pulau di Indonesia sudah terpisah lautan.

Yang akan kita bahas di sini adalah sejarah apa yang terjadi sampai Pulau Jawa dan Pulau Sumatera terpisah. Berikut ulasannya.

Buat kita yang penasaran seperti apa Indonesia di zaman es atau 21.000 SM, peta Indonesia saat The Last Glacial Maximum (LGM) mungkin bisa jadi jawabannya. 

LGM mengacu pada periode sejarah bumi saat gletser berada pada posisi paling tebal dan permukaan laut berada di posisi paling rendah. 

Bahkan di peta tersebut beberapa pulau masih bersatu, termasuk Sundaland.

Sundaland di zaman es masih menyatukan Pulau Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan beberapa pulau kecil lainnya, termasuk beberapa negara di Asia Tenggara.

Suhu di daerah Sundalad diperkirakan mencapai 2 hingga 3 derajat celcius. 

Selain itu, permukaan laut tingginya kira-kira 125 meter lebih rendah dibandingkan permukaan laut saat ini.

Pemisahan Jawa dan Sumatera diyakini adalah akibat gerakan lempeng Bumi, walaupun tak sedikit yang berpendapat bahwa letusan Gunung Krakatau sebagai penyebab pemisahan ini.

Peneliti dari Los Alamos National Laboratory (New Mexico), Ken Wohletz, termasuk yang mendukung tentang kemungkinan letusan besar Krakatau purba hingga memisahkan Pulau Jawa dan Sumatera.

Dia membuat simulasi tentang skenario letusan super. Namun, berbeda dengan Ronggowarsito, Ken menyebutkan, letusan itu kemungkinan terjadi puluhan ribu tahun lalu.

Walaupun pencatatan Ronggowarsito tentang waktu letusan masa lalu Krakatau diragukan ketepatannya, pujangga ini barangkali benar soal “pemisahan” Pulau Jawa dengan Sumatera yang berkaitan erat dengan letusan Krakatau.

Namun, pemisahan Jawa dan Sumatera sepertinya bukan karena letusan Krakatau. Sebaliknya, Krakatau terbentuk karena pemisahan kedua pulau ini sebagai produk gerakan tektonik di dalam Bumi.

Geolog dari Museum Geologi, Indyo Pratomo, mengatakan, pemisahan Jawa dan Sumatera terjadi karena gerakan tektonik. ”Pulau Jawa dan Sumatera bergerak dengan kecepatan dan arah yang berbeda akibat tumbukan lempeng Indo-Australia ke Euro-Asia.

Perbedaan ini menyebabkan terbukanya celah di dalam Bumi,” kata Indyo.

Sebagaimana Indyo, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono juga meyakini proses tektoniklah yang membentuk Krakatau.

Pulau Jawa, menurut Surono, bergerak ke arah timur dengan kecepatan sekitar 5 sentimeter (cm) per tahun, sedangkan Pulau Sumatera bergerak ke arah timur laut dengan kecepatan 7 cm per tahun.

Proses ini menyebabkan Pulau Sumatera bergerak ke arah utara dan meninggalkan Pulau Jawa sehingga membuka kerak Bumi di Selat Sunda.

Sejauh ini, Sumatera telah berputar sekitar 40 derajat dibandingkan Jawa. Jelle Zeilinga dan Donald Theodore menyebutkan, separuh dari putaran ini terjadi dalam waktu dua juta tahun.

Perputaran ini menyebabkan adanya perenggangan di antara dua pulau, menjadi jalan bagi batu yang meleleh, atau magma, untuk keluar di sepanjang zona rekahan Krakatau, sehingga membentuk tubuh gunung ini dari dasar laut.

Sponsors Link
, ,




Post Date: Saturday 20th, June 2020 / 04:20 Oleh :
Kategori : Geografi