7 Pemimpin VOC di Indonesia dan Masa Jabatannya
VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) dalam bahasa Indonesia memiliki arti berupa Persatuan/Perserikatan Perusahaan Dagang Hindia Timur Belanda yang telah didirikan pada abad ke-16.
Tujuan dari pendirian perusahaan asal Amsterdam ini di Indonesia adalah untuk melakukan monopoli perdagangan di berbagai kawasan Asia, khususnya Indonesia.
Perusahaan dagang asal Kolonial Belanda ini telah lama menduduki Indonesia, masa kekuasan VOC di Indonesia mulai dari berdiri pada tahun 1602 hingga akhirnya bubar pada tahun 1799.
Selama periode berdiri hingga bubarnya VOC, telah dipimpin oleh beberapa Gubernur Jenderal dengan gaya kepemimpinan dan kebijakan yang berbeda-beda. Dari awal berdiri hingga akhirnya bubar, ada 30 Gubernur Jenderal yang memimpin VOC.
Pemimpin VOC di Indonesia
- Pieter Both (1610-1614)
Pieter Both sendiri merupakan wakil dari VOC yang ada di Hindia Belanda dan sebagai Gubernur Jendral VOC yang pertama. Kepemimpinannya dimulai pada tanggal 19 Desember 1610 dan berakhir pada 6 Novemer 1614.
Beliau ditugaskan untuk memulai melakukan monopoli perdagangan internasional di Hindia Belanda antara setiap pulau yang ada untuk bekerja sama hanya terhadap kerajaan Belanda.
Selama masa jabatannya, ada banyak keberhasilan yang Ia raih terutama dalam hal perdagangan. Salah satunya, berhasil mewujudkan perjanjian perdagangan terhadap Maluku. Selain itu beliau berhasil mengusir tentara Spanyol dari wilayah Tidore serta menaklukan wilayah Timor.
- Gerard Reynst (1614-1615)
Penerus kepemimpinan VOC dilanjutkan oleh Gerard Reynst seorang pedagang yang berasal dari Belanda sejak 1614 hingga 1615. Selama masa jabatannya, Gerard hanya melakukan kegiatan hubungan perdagangan yang minimal terhadap beberapa wilayah. Ini diakibatkan beliau meninggal satu tahun setelah memimpin perusahaan dagang akibat penyakit.
- Laurens Reael (1615 – 1619)
Laurens reael merupakan pemimpin VOC di Indonesia atau Gubernur Jenderal VOC yang ketiga mulai dari tahun ke 1615 hingga 20 Mei 1619. Laurens seorang pedagang di Amsterdam dan sebagai penyair amatir. Awal mula sebelum menjadi Gubernur Jenderal, dia menjabat sebagai komandan yang memimpin dalam ekspedisi menuju Hindia Belanda.
Pengangkatan Laurens didasari atas kinerja yang baik di kala dia masih menjadi komandan kapal. Saat dipimpin Laurens, VOC berada di wilayah Maluku Utara tepatnya di Ternate.
Masa jabatannya tidak berlangsung lama, akhirnya Laurens mundur pada tahun 1619 akibat perselisihan antara dia dengan direktur VOC mengenai perlakuan terhadap masyarakat Maluku dan pedagang asal Inggris.
- Jan Pieterszoon Coen (1619 – 1623 dan 1627 – 1629)
Jan Pieterszoon Coen merupakan Gubernur Jenderal wilayah VOC yang menjabat sebanyak 2 kali. Awal jabatan, dia menjadi pemimpin keempat (1619 – 1623) kemudian jabatan selanjutnya dia menjadi pemimpin yang keenam (1627 – 1629). Dia mengawali karir sebagai bawahan kapal yang dipimpin oleh Pieter Willemszoon Verhoeff yang berangkat menuju Banda.
Hasil dari kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen adalah menaklukkan Jayakarta dari tentara Inggris dan membangun kembali disertai mengubah namanya menjadi Batavia. Di sana dia membangun benteng Belanda untuk melindungi wilayah yang dipimpinya serta berdampak pada akulturasi budaya yang ada pada wilayah tersebut.
- Pieter de Carpentier (1623 – 1627)
Pieter de Carpentier merupakan pemimpin VOC di Indonesia yang kelima setelah Joen Pieterszoon Coen menyerahkan kekuasaannya. Kepemimpinannya dimulai sejak tahun 1623 hingga 1627, hingga nantinya digantikan kembali oleh Joen Pieterszoon Coen sebagai Gubernur Jendral yang keenam.
Pieter de Carpentier ikut terlibat dalam peristiwa penaklukkan Kota Jayakarta serta membangun ulang Kota Batavia. Di masa jabatannya, Pieter banyak melakukan penataan kota dari mulai membangun sekolah, panti asuhan dan lainnya sehingga banyak bangunan peninggalan Belanda di Kota Batavia. Pada tahun 1627, Pieter kembali ke Belanda dan kepemimpinan dipegang kembali oleh Joen Pieterszoon Coen.
- Jacques Specx (1629 – 1632)
Jacques Specx merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke 7 dengan masa jabatan yang dia tangani antara 1629 sampai 1632. Pengangkatan Jacques menjadi pemimpin ditunjuk langsung oleh Dewan Hindia ini terjadi pada 25 September 1629. Awal kekuasaanya, wilayah Batavia dikepung tentara mataram.
Dari kekuasaannya tersebut, dia berhasil mempertahankan Batavia dari tentara mataram dengan membuat parit serta melakukan adu domba. Adu domba dilakukan antara masyarakat Tionghoa dengan masyarakat pribumi, hingga menjadi paradikma sampai saat ini.
- Hendrik Brouwer (1632 – 1636)
Hendrik Bouwer merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke 8 dari tahun 1632 hingga 1636. Brouwer terkenal sebagai penjelajah dengan melakukan perjalanan ke berbagai wilayah khususnya Asia. Penunjukan Brouwer menjadi Gubernur Jendral terjadi pada 18 April 1632 menggantikan Jacques Specx.
Sebelum menjadi pemimpin VOC, Brouwer telah banyak bertugas dari mengunjungi jepang, membiayai perdagangan Belandan – Siam hingga menjadi delegasi dalam proses memperbaiki persetujuan kebijakan perdagangan internasional antara Inggris dan VOC.
Itulah beberapa pemimpin VOC di Indonesia dari tahun 1610 hingga 1636 dengan jumlah Gubernur Jenderal 8 orang. Masih ada banyak lagi pemimpin yang ada hingga akhirnya VOC bubar pada tahun Desember 1799