Sponsors Link

Ketahui 10 Jenis Gempa Bumi dan Dampaknya

Sponsors Link

Indonesia termasuk daerah rawan gempa bumi karena lokasi geografisnya yang berada di rangkaian Ring of Fire (Cincin Api). Banyaknya lempeng tektonik yang ada di Ring of Fire ini dapat menghasilkan letusan gunung berapi hingga episentrum gempa.

ads

Itulah mengapa Indonesia menjadi negara yang rentan mengalami gempa bumi karena terletak di jalur pertemuan lempeng. Lalu, apa definisi gempa bumi?

Menurut NASA, gempa bumi adalah guncangan atau getaran kuat yang terjadi di permukaan bumi. Selanjutnya menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi karena adanya pelepasan energi di dalam bumi.

Tanda dari peristiwa ini adalah munculnya patahan lapisan batuan pada kerak bumi. Gempa bumi juga dapat terjadi pada daerah lipatan bumi pertemuan lempeng tektonik.

Gempa bumi memiliki beberapa karakteristik, antara lain berlangsung dalam waktu singkat, terjadi pada lokasi tertentu, menimbulkan bencana, berpotensi terulang lagi, dan sulit untuk dicegah.

Melihat dari penyebabnya, gempa bumi mempunyai beberapa jenis. Gempa bumi dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti letusan gunung berapi hingga pergeseran lapisan kulit bumi.

Proses terjadi hingga dampak gempa bumi pun berbeda-beda. Selain dilihat dari penyebabnya, jenis gempa bumi juga dikategorikan berdasar kedalaman serta gelombang atau getarannya. Lantas, apa saja jenis gempa bumi?

Jenis Gempa Bumi

Jenis-jenis gempa bumi dibedakan berdasarkan penyebab, kedalaman, serta gelombang atau getarannya. Berikut penjelasan terkait jenis-jenis gempa bumi.

Berdasarkan Penyebabnya

  • Gempa Bumi Vulkanik

Gempa bumi vulkanik disebabkan karena terjadinya letusan gunung berapi. Ketika gunung berapi erupsi, maka akan keluar material dari dalam gunung seperti batuan, gas, material cair maupun padat yang menimbulkan getaran pada daerah di sekitarnya. Ketahui juga jenis gunung berapi berdasarkan erupsi.

Pada umumnya, dampak dari gempa bumi vulkanik tidak terlalu luas, hanya di sekitar gunung saja. Dari semua gempa di bumi, sekitar 7 persen saja yang disebabkan karena aktivitas gunung berapi.

Gempa vulkanik juga meninggalkan sejumlah dampak bagi masyarakat di sekitar, seperti masalah pernapasan karena kabut vulkanik, tanah longsor, sinar matahari terhalang karena abu gunung berapi, hingga suhu panas yang dapat menimbulkan korban tewas.

  • Gempa Bumi Tektonik

Terdapat perbedaan antara gempa tektonik dan gempa vulkanik. Gempa bumi tektonik terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi. Hal ini diakibatkan dari pelepasan energi di zona penunjaman.

Gempa ini juga memiliki getaran yang cukup kuat hingga dapat memicu tsunami. Dari semua gempa di bumi, sekitar 93 persennya adalah gempa tektonik.

Dampak dari gempa tektonik antara lain hancurnya tempat tinggal dan bangunan, terjadi tanah longsor, dan berdampak pula bagi kondisi sosial masyarakat. Sebab dengan adanya gempa, kemungkinan terjadi penyakit, trauma, hingga kelaparan sangat tinggi.

  • Gempa Bumi Tumbukan

Meski jarang terjadi, gempa bumi tumbukan perlu diwaspadai. Sebab, gempa bumi tumbukan adalah gempa bumi yang terjadi karena jatuhnya benda langit ke permukaan bumi. Benda-benda langit ini dapat berupa asteroid hingga meteor. Menurut sejarah, gempa bumi tumbukan terjadi di masa lampau yang menyebabkan kepunahan pada Dinosaurus.

  • Gempa Bumi Runtuhan

Gempa bumi runtuhan atau yang kerap disebut terban adalah gempa yang disebabkan oleh tanah longsor. Gempa bumi ini tidak terlalu berdampak besar bagi manusia.

Biasanya, gempa bumi runtuhan hanya berdampak pada wilayah sempit di sekitar titik terjadinya gempa. Misalnya seperti daerah sekitar tambang, gua, pegunungan kapur, hingga lereng gunung atau pantai dengan tebing curam.

  • Gempa Bumi Buatan

Aktivitas gempa bumi buatan terjadi karena ulah manusia. Gempa bumi jenis ini disebabkan oleh beberapa aktivitas seperti peledakan dinamit hingga nuklir di negara dengan militer terkuat. Sama dengan gempa yang lain, dampak dari gempa bumi buatan bisa berupa kerusakan bangunan hingga fasilitas umum.

Berdasarkan Kedalamannya

  • Gempa Bumi Dalam

Menurut kedalamannya, gempa bumi dalam adalah gempa yang hiposentrum atau titik terjadinya gempa berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi.

Pada umumnya, gempa bumi dalam tidak berbahaya bagi manusia karena terjadi di dalam kerak bumi. Gempa bumi jenis ini tidak terasa dampaknya, sebab energi getarannya berkurang saat menuju permukaan bumi.

  • Gempa Bumi Menengah

Titik hiposentrum dari gempa bumi menengah terjadi di antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa jenis ini umumnya menimbulkan kerusakan ringan dengan getaran yang lebih terasa daripada gempa bumi dalam.

  • Gempa Bumi Dangkal

Lebih berdampak bagi kehidupan manusia, gempa bumi dangkal terjadi dengan hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini mengakibatkan kerusakan yang parah bagi kehidupan manusia.

Di Indonesia, gempa bumi dangkal dengan dampak kerusakan yang tinggi pernah terjadi di sejumlah daerah, antara lain Banggai, Madiun, Membramo Raya, Sorong, Alor, Bantul, Halmahera Barat, Tarakan, dan Ambon.

Berdasarkan Gelombang atau Getaran

  • Gelombang Primer

Gelombang primer atau gelombang-P kerap juga disebut dengan gelombang tanah. Gelombang ini memiliki kecepatan tinggi dibanding gelombang lain, yakni sekitar 7-14 km/detik. Gelombang atau getarannya berasal dari hiposentrum.

  • Gelombang Sekunder

Gelombang sekunder biasanya terjadi mengikuti gelombang primer. Gelombang sekunder atau gelombang-s ini terjadi dengan kecepatan yang lebih rendah, yakni sekitar 4-7 km/detik. Gelombang sekunder yang juga kerap disebut gelombang transversal ini tidak dapat merambat pada lapisan cair.

Sponsors Link
, ,




Post Date: Thursday 25th, August 2022 / 02:36 Oleh :
Kategori : Geografi