X

5 Candi Peninggalan Kerajaan Singosari Beserta Sejarahnya

Berdasarkan kitab Pararaton, Ken Arok merupakan raja pertama dari Kerajaan Singasari. Awal mula kerajaan ini berdiri adalah karena kecintaan Ken Arok pada Ken Dedes yang saat itu menjadi istri dari Tunggul Ametung.

Sebab, rasa cintanya yang begitu besar dan keinginan memiliki Ken Dedes, Ken Arok membunuh Tunggul Ametung dengan keris yang dibuat Mpu Gandring.

Lalu, selepas Tunggu Ametung tewas, Ken Arok menggantikan dirinya menjadi penguasa Tumapel dan memperistri Ken Dedes. Pada masa inilah, Tumapel memisahkan diri dari Kerajaan Kediri.

Keinginan tersebut diwujudkan melalui peperangan dan Ken Arok berhasil menjatuhkan Kerajaan Kediri. Lalu, kemudian dirinya menjadi Raja Tumapel.

Kerajaan Singasari mengalami masa keemasan pada masa Raja Kertanegara. Saat itu, Kertanegara mampu melakukan perluasan wilayah kerajaan. Bahkan menurut Kitab Negarakertagama wilahah kekuasan Kerajaan Singasari sampai ke daerah Maluku. Jejak peninggalan sejarah kerajaan ini tertuang dalam beberapa situs sejarah seperti candi. Adapun candi hasil peninggalan dari kerajaan ini adalah sebagai berikut.

1. Candi Jago

Candi Jago terletak di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Candi ini berasal dari nama “Jajaghu” yakni sebutan bagi tempat suci yang memiliki arti Keagungan. Candi ini diberdiri untuk menghormati raja ke empat Kerajaan Singosari yajni Sri Jaya Wisnuwardhana.

Menurut kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi ini dibangun sejak tahun 1268 Masehi sampai 1280 atau selama 12 tahun. Pada masa pemerintahan Majapahit, candi ini mengalami proses renovasi.

Candi Jago memiliki bentuk segi empat dengan panjang sekitar 23,71 meter, lebar 14 meter dan tinggi 9,97 meter. Di mana pada bagian dasar candi ini berbentuk teras berundak yang semakin ke atas akan semakin mengecil. Teras berundak tersebut memiliki 3 tingkatan, di mana tingkatan pertama ini memiliki 8 buah anak tangga.

Sedangkan tingkatan kedua, ada 14 anak tangga dan tingkatan ketiga ada 7 anak tangga. Bangunan berundak seperti ini mirip dengan bangunan pada masa Megalitikum.

Pada candi ini memiliki sejumlah relief seperti relief kresnayana, relief kunjarakarna dan relief pancatantra. Relief-relief tersebut memiliki cerita tersendiri seperti relief kresnayana yang menceritakan pernikahan Raja Wisnuwardhana dan Naraya Waningyun.

Selain itu, ada pula beberapa relief fabel yNg terletak pada sisi kiri candi yang ada di barat laut. Candi jago memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan abu jenazah dari Raja Wisnuwardhana dan juga sebagai tempat penghormatan kepada dirinya.

2. Candi Sumberawan

Candi Suberawan terletak di Desa Toyomarti, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Letak candi ini tak jauh dari Candi Singosari yakni sekitar 6 km. Candi ini yang terbuat dari batuan andesit ini memiliki panjang sekitar 6,25 meter, dengan lebar yang sama dan tinggi 5,23 meter.

Menurut para ahli purbakala, Candi Sumberawan dahulunya memiliki nama Kasurangganan. Tempat ini pernah dikunjungi oleh Hayam Wuruk saat melakukan perjalanan. Candi Sumberawan diperkirakan didirikan pada abad ke 14 sampai abad ke 15. Candi ini memiliki corak Buddha karena memiliki stupa.

Candi Sumberawan terdiri dari kaki dan badan candi yang berbentuk stupa. Pada kaki candi memiliki denah bujur sangkar dan tak memiliki relief serta tangga naik.

Pada batur candi terdaoat selasar, di mana kaki candi memiliki penampul pada ke empat sisinya. Sedangkan di atas kaki candi terdapat stupa yang terdiri dari lapik bujur sangkar dan lapik segi delapan dengan berbantal padma dan bagian atas berbentuk genta dengan puncaknya yang hilang.

Pada tahun 1904, candi ini untuk pertama kali ditemukan dan pada tahun 1935 mendapatkan kunjungan dari peneliti Dinas Purbakala. Pada tahun 1937, candi ini mengalami pemugaran yang diadakan oleh Hindia Belanda. Di mana pemugaran ini dilakukan pada kaki candi dan sisanya dilakukan rekonstruksi darurat.

3. Candi Songgoriti

Candi Songgoriti atau Candi Sanggariti merupakan candi yang ada di Kota Batu, Jawa Timur. Candi ini ada di salah satu tempat wisata yakni dekat sumber air panas. Konon, candi ini merupakan candi tertua yang ada di Jawa Timur. Candi diperkirakan berasal dari masa Mpu Sendok atau sekitar abad ke 9 hingga abad ke 10 masehi.

Menurut cerita rakyat, dahulunya candi ini merupakan kawah gunung berapi. Namun, saat Mpu Sendok datang, tempat ini dibangun sebuah candi pada bagian atas kawah. Candi ini memiliki ukuran 14,36 x 10 meter dan tinggi 2,44 meter.

Di mana sebagian tubuh candi terbuat dari batu andesit. Di bagian tubuh candi, terdapat relung yang digunakan untuk tempat arca berdiri. Pada bagian sebelah utara, sudah tidak terdapat arca dan begitupun pada relung barat yang arcanya sudah tak menempel.

Candi Songgoriti pertama kali ditemukan pada tahun 1799 oleh Van Ijsseldijk yang kemudian diperbaiki pada tahun 1849 oleh seorang Arkeolog Belanda bernama Rig.

Kemudian pada tahun 1863, candi ini kembali diperbaiki oleh Brumund. Puncak perbaikan ini terjadi pada tahun 1902 yang dilakukan oleh Knebel dan baru selesai pada tahun 1938.

4. Candi Kidal

Candi yang disebut-sebut menjadi pendarmaan Raja Anusapati ini terletak di desa Kidalrejo. Nama Kidal sendiri menurut kamus Jawa Kuno, memiliki arti kiri dan selatan. Arti dari kata ini sesuai dengan letak candi ini yang berada di sebelah selatan kiri atau tenggara dari Kerajaan Singasari.

Candi ini terdiri dari tiga bagian dengan struktur bangunan yang berundak. Adapun tiga bagian dari candi yang selesai dibangun pada tahun 1260 ini adalah pada bagian kaki dinamakan dengan bhurloka yang menggambarkan dunia manusia.

Sedangkan pada bagian badan dinamakan dengan Bwahloka yang di mana menggambarkan alam antara atau langit. Sedangkan bagian terakhir adalah bagian puncwk atau disebut dengan Swahloka yang menggambarkan alam sorgawi.

5. Candi Singosari

Candi Singosari berada di antara Gunung Arjuna dan Pegunungan Tengger. Candi peninggalan Kerajaan Singosari ini berada du Desa Candi Renggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Candi ini disebut juga dengan candi cungkup atau candi menara karena candi ini merupakan candi tertinggi pada saat itu. Beberapa candi di sekitar candi ini telah hilang, hanya tersisa candi Singosari saja.

Candi ini pertama kali dilaporkan oleh Nicholas Engelhard seorang gubernur pada saat itu. Dia melaporkan di daerah Tandus Malang terjadi reruntuhan. Atas laporan tersebut kemudian diadakan penelitian oleh Komisi Arkeologi Belanda. Beberapa puluh tahun kemudian, candi ini dilakukan renovasi serta pemugaran.

Candi Singosari terbuat dari batu andesit dengan luas sebesar 200 m x 400 m. Bangunan candi utama ini terletak di bagian tengah dengan alas berbentuk bujur sangkar. Candi Singosari terdiri dari atap, tubuh dan bagian kaki candi. Di mana di dalam candi ini terdapat candi raksasa dengan tinggi hampir 4 meter.

Arca ini dinamakan dengan Dwarapala dan memiliki gada dengan posisi menghadap ke bawah. Posisi ini menandakan bahwa meskipun candi ini berukuran besar, namun tetap memiliki kasih saya kepada semua makhluk yang datang berkunjung.

Candi ini merupakan candi yang belum selesai dibangun karena pahatan pada bangunan ini masih terlihat sederhana. Penyebab dari belum selesainya pembangunan, diduga karena adanya penyerangan dari Kerajaan Gelang-Gelang.

Penyerangan ini pula yang menjadi pemicu dari kehancuran kerajaan ini. Candi Singsosari ini memiliki fungsi untuk mengubah air menjadi air suci yang akan digunakan untuk membasuh arca.

Itulah kelima candi peninggalan dari Kerajaan Singosari. Peninggalan ini menjadi bukti bahwa Kerajaan Singosari pernah ada dan berkembang mewarnai dunia sejarah Nusantara.

Categories: Sejarah