Sponsors Link

12 Dampak Positif dan Negatif Transmigrasi di Indonesia

Sponsors Link

Menurut Astuti (2015:124-125), transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya. Program transmigrasi mempunyai sejumlah tujuan, seperti meratakan penyebaran jumlah penduduk, mengurangi dampak kepadatan penduduk, dan meningkatkan kesejahteraan penduduk. Transmigran merupakan sebutan untuk orang-orang yang bertransmigrasi. Kata transmigrasi sendiri merupakan kata yang diadaptasi dari bahasa Belanda. Kata tersebut adalah transmigratie.

ads

Transmigrasi dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi kepadatan penduduk di pulau Jawa serta memasok tenaga kerja ke pulau Sumatera. Sempat dihentikan di tahun 1940-an, program ini kembali dicanangkan Soekarno pasca kemerdekaan republik Indonesia. Pada tahun 1975, pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden (kepres) republik Indonesia no.1 Tahun 1973 dan no.3 tahun 1975. Keputusan Presiden itu berisi syarat daerah asal dan tujuan transmigrasi. Daerah asal transmigrasi yang diutamakan oemerintah adalah, Jawa, Madura, Bali, dan Lombok. Sementara itu, daerah tujuan transmigrasi yang diutamakan dalam Kepres adalah Pulau Smuatera, Kalimantan, Papua, Maluku, dan Nusa tenggara.

Syarat-syarat daerah asal transmigrasi yang harus dipenuhi adalah:

  • Memiliki kepadatan penduduk yang tinggi.
  • Daerahnya kering dan tandus.
  • Daerah asal rawan akan bencana alam.
  • Penghasilan penduduknya rendah.
  • Daerah asal digunakan sebagai area proyek pembangunan.

Syarat-Syarat daerah tujuan transmigrasi yang harus dipenuhi adalah:

  • Memiliki tanah subur untuk pertanian.
  • Memiliki sumber pengairan untuk pertanian.
  • Aman dari bencana alam.
  • Memiliki fasilitas penunjang yang cukup, seperti pendidikan dan kesehatan.
  • Sarana dan prasarana transportasi yang menunjang.

Selain itu, terdapat juga syarat-syarat untuk para transmigran, yaitu:

  • Transmigran adalah warga asli negara Indonesia yang tinggal di daerah-daerah yang ada di Indonesia.
  • Transmigran harus berstatus menikah. Selain itu, transmigran juga wajib menyerahkan Surat Nikah dan Kartu Keluarga.
  • Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku.
  • Berusia 18 sampai 50 tahun sesuai dengan KTP yang berlaku.
  • Menyerahkan Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah tempat calon transmigran berasal. Surat Keterangan tersebut berisi pernyataan bahwa calon transmigran belum pernah melakukan transmigrasi sebelumnya.
  • Menyerahkan Surat Keterangan Dokter sebagai bukti bahwa calon transmigran dalam kondisi sehat walafiat.
  • Memiliki keterampilan yang sesuai dengan potensi sumber daya yang ada di daerah transmigrasi tujuan.
  • Menadatangani Surat Pernyataan yang berisi kesanggupan calon transmigran untuk menjalankan segala kewajiban sebagai seorang transmigran.
  • Lulus seleksi calon transmigran yang dibuktikan dengan adanya Surat Keterangan Lulus dari Tim Khusus yang mempunyai wewenang untuk mengadakan seleksi calon transmigran.

Tujuan Adanya Transmigrasi

Di awal paragraf sudah dijelaskan, bahwa tujuan transmigrasi adalah untuk mengurangi dampak kepadatan penduduk, pemerataan penduduk, dan untuk kesejahteraan penduduk. Transmigrasi juga bertujuan untuk mengurangi salah satu dampak masalah sosial di Indonesia, yakni kemiskinan. Pemberian lahan dan kesempatan kerja kepada transmigran yang miskin adalah upaya pengentasan kemiskinan dalam program transmigrasi.

Pemerintah Indonesia juga diuntungkan dengan adanya program ini. Sebab, transmigrasi mampu membantu pemerintah dalam mengelola sumber daya alam yang berada di daerah berpenduduk minim. Tujuan terakhir dari transmigrasi adalah sebagai upaya untuk mempersatukan masyarakat antarsuku. Hal ini selaras dengan keinginan pemerintah untuk menciptakan identitas tunggal Indonesia. Para transmigran dan penduduk lokal di daerah tujuan transmigrasi akan saling mengenal satu sama lain. Bila sudah akrab, bukan tidak mungkin kerjasama akan terjalin antar keduanya. Kerjasama yang dijalin keduanya akan menjadi faktor pendorong integrasi sosial.

Sponsors Link

Jenis-Jenis Transmigrasi

Menurut Astuti (2015:126), transmigrasi di Indonesia terdiri atas empat jenis, yaitu:

  1. Transmigrasi umum: transmigrasi yang dimana pemerintah berperan selaku penanggung jawab dalam pelaksanaan dan pembiayaan transmigrasi. Pembiayaan yang dikelola pemerintah meliputi biaya perjalanan, biaya hidup, dan sebagainya.
  2. Transmigrasi swakarsa: transmigrasi ini dibiayai sendiri oleh transmigran. Pemerintah  hanya menyediakan tanah seluas dua hektar perkepala keluarga yang melakukan transmigrasi.
  3. Transmigrasi bedol desa: transmigrasi ini yang dilakukan oleh penduduk serta seluruh aparatur desa. Transmigrasin ini dilakukan jika sebuah desa dijadikan lahan proyek penting oleh pemerintah. Semua harta benda yang ditinggalkan warga akan diganti oleh pemerintah.
  4. Transmigrasi spontan: transmigrasi ini dilakukan atas kesadaran dan kemauan masyarakat sendiri.

Selain keempat jenis di atas, masih ada beberapa jenis lagi transmigrasi, yaitu:

  1. Transmigrasi khusus: transmigrasi yang dilakukan pemerintah secara khusus dengan tujuan tertentu. Misalnya: transmigrasi yang dilakukan terhadap korban bencana alam.
  2. Transmigrasi lokal: transmigrasi yang dilakukan dari satu daerah ke daerah lainnya yang masih satu provnisi. Misalnya: warga Cirebon yang melakukan transmigrasi ke daerah Ciamis.
  3. Transmigrasi sektoral: transmigrasi yang pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah daerah yang menyelenggarakan program transmigrasi tersebut. Misalnya: jika pemerintah daerah Kalimantan Timur mengadakan program transmigrasi, maka pemerintah Kalimantan Timur harus membiayai semua kebutuhan para transmigran, seperti biaya perjalanan, rumah, dan biaya hidup.

Kelebihan dan Kekurangan Transmigrasi di Indonesia

ads

Transmigrasi mempunyai sejumlah dampak positif dan negatif. Berikut dampak positif dan negatif transmigrasi di Indonesia. Dampak positif transmigrasi adalah sebagai berikut:

1. Lahan kosong termanfaatkan

Salah satu syarat daerah transmigrasi tujuan adalah melimpahnya lahan kosong. Lahan ini akan dimanfaatkan oleh transmigran secara optimal, baik itu dimanfaatkan sebagai lahan pertanian maupun lahan perkebunan. Dengan demikian, lahan-lahan kosong di daerah transmigrasi tujuan bisa termanfaatkan.

2. Kehidupan transmigran lebih baik

Adanya lahan kosong yang digarap, serta lapangan pekerjaan yang luas membuat transmigran mempunyai penghasilan yang layak dan mampu hidup lebih baik dibanding saat di daerah asal. Dengan begitu, maka masalah kemiskinan bisa terentaskan.

3. Meningkatnya produksi pertanian

Sebagaimana yang dijelaskan di poin 1, lahan kosong yang ada daerah tujuan transmigrasi bisa termanfaatkan dengan baik oleh para transmigran. Semakin lahan termanfaatkan, maka semakin meningkat pula produksi lahan pertanian di daerah tujuan transmigrasi. Salah satu produksi pertanian yang akan meningkat adalah sektor pertanian padi. Sebagaimana yang diketahui, nasi yang berasal dari padi merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Bila lahan-lahan kosong di daerah tujuan transmigrasi bisa dimaksimalkan menjadi lahan padi, maka bukan tidak mungkin persediaan beras di Indonesia akan melimpah.

4. Mengurangi jumlah pengangguran

Transmigrasi bisa menjadi salah satu cara mengatasi masalah pengangguran di Indonesia, terutama bagi para transmigran. Para transmigran yang menganggur di daerah asal bisa mendapat lahan yang diolah dan menghasilkan pemasukan yang layak. Selain itu, lapangan pekerjaan di daerah tujuan transmigrasi pun cukup luas, sehingga tidak ada alasan untuk menganggur bagi para transmigran.

5. Mempercepat pemerataan penduduk

Sebagaimana dijelaskan di awal, bahwa salah satu tujuan transmigrasi adalah untuk meratakan jumlah penduduk. Pemerataan penduduk yang merata akan membuat perekonomian suatu daerah atau negara menjadi lebih baik.

6. Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan

Salah satu tujuan transmigrasi adalah untuk menyatukan masyarakat antarsuku di Indonesia. Bila tujuan ini terwujud, maka persatuan dan kesatuan di Indonesia akan meningkat dan konflik antarsuku bisa diminimalisir.

Selain dampak positif, transmigasi mempunyai sejumlah dampak negatif, yaitu:

1. Taraf Hidup Transmigran Menurun.

Hal ini terjadi bila para transmigran mendapat tempat tujuan yang potensi pertaniannya rendah. Hal ini juga akan semakin parah bila transmigran berasal dari daerah nonpertanian dan tidak bisa bercocok tanam. Belum lagi jika transmigran tersebut bekerja tidak dengan sungguh-sungguh. Tak hanya transmigran, pemerintah pun akan mengalami kerugian.

2. Mempercepat Penebangan Hutan.

Dampak ini terjadi pada tempat tujuan transmigrasi yang minim penduduk dan masih terdapat hutan belantara. Bila transmigran banyak yang tinggal di sini, otomatis pohon-pohon tersebut akan ditebang dan menjadi tempat hunian baru bagi transmigran. Bila tidak ditangani secara tepat, kemungkinan terjadinya berbagai bencana alam akan sangat tinggi dan sangat merugikan transmigran, penduduk lokal, dan tentu saja pemerintah yang telah mengeluarkan dana banyak untuk program transmigrasi.

Sponsors Link

3. Perseteruan Antarsuku.

Adaptasi yang kurang baik serta penerimaan masyarakat asal yag kurang terhadap masyarakat transmigran akan mengakibatkan perseteruan antar suku. Belum lagi jika para penduduk lokal merasa cemburu terhadap transmigran. Banyak sekali konflik yang terjadi akibat hal tersebut. Perlu adanya peran pemerintah  daerah dalam mengelola keragaman sosial budaya di tempat transmigrasi tujuan, agar dampak negatif transmigrasi ini tidak semakin parah.

4. Menghabiskan Anggaran Negara dalam Jumlah Besar

Hal ini terjadi untuk transmigrasi umum, dimana transmigrasi ini memang membutuhkan anggaran yang cukup besar. Pemerintah mesti menyiapkan kebutuhan transmigran seperti rumah, biaya hidup, dan sebagainya. Meskipun transmigrasi swadaya dan bedol desa juga butuh anggaran negara, anggaran keduanya masih terbilang kecil dibanding anggaran dana transmigrasi umum.

5. Transmigran Merasa Tidak Betah Tinggal di Daerah Tujuan Transmigrasi

Bukan tidak mungkin transmigran merasa tidak nyaman tinggal di suatu daerah tujuan transmigrasi, sehingga memutuskan untuk kembali pulang ke daerah asalnya. Hal Ketidakbetahan tersebut membuat transmigran bekerja setengah hati di daerah tujuan transmigrasi. Akibatnya, pemerintah akan mengalami kerugian secara finansial. Selin itu, ketidakbetahan transmigran akan menjadi preseden buruk bagi program transmigrasi. Bukan tidak mungkin, masyarakat jadi enggan bertransmigrasi setelah mengetahui adanya transmigran yang tidak betah di daerah tujuan transmigrasi.

6. Penduduk Lokal di Daerah Tujuan Transmigrasi Merasa Terpinggirkan

Program transmigrasi memang sangat menguntungkan bagi transmigran. Selain diberi lahan, transmigran juga diberi sejumlah tunjangan, seperti rumah, biaya hidup, dan biaya transportasi. Perlakuan istimewa itu akan membuat masyarakat lokal di daerah tujuan transmigrasi merasa cemburu dan terpinggirkan. Solusinya, pemerintah harus memberikan perlakukan yang adil bagi transmigran dan penduduk lokal. Sebab, jika tidak ditangani, tujuan transmigrasi untuk mempersatukan bangsa akan gagal tercapai. Malahan, transmigrasi dianggap menjadi pemicu adanya konlifk antarsuku.

Upaya untuk Mengurangi Dampak Negatif Transmigrasi

Dampak negatif yang telah dijelaskan sebelumnya bisa dikurangi dengan cara-cara berikut:

  • Pemerintah menekankan masyarakat untuk memilih melakukan transmigrasi secara swakarsa dan spontan.
  • Melakukan proses seleksi kepada calon transmigran.
  • Menyiapkan lahan yang baik dan siap untuk ditempati.
  • Pemerintah melakukan program yang melibatkan transmigran dan warga lokal di daerah transmigrasi, misalnya seperti program pelatihan bersama yang dilakukan oleh transmigran dan penduduk lokal.

Demikanlah penjelasan mengenai dampak positif dan negatif transmigrasi di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan pembaca di bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Terima kasih.

Sponsors Link
, ,
Post Date: Friday 03rd, November 2017 / 06:50 Oleh :
Kategori : Pendidikan