Sponsors Link

15 Contoh-contoh Imitasi di Masyarakat yang Menimbulkan Dampak

Sponsors Link

Imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati, merupakan empat tindakan sosial yang sering kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Imitias sendiri memiliki pengertian tindakan seseorang dalam meniru tindakan, tingkah laku atau cara berpakaian orang yang sering berada di dekatnya, yang di idolakannya atau yang dianggapnya sebagai panutan.

ads

Imitasi berbeda dengan tindakan meniru gerakan yang sama persis (mimikri) atau tindakan peniruan tujuan (emulasi). Tentu saja, seperti tindakan sosial lainnya imitasi memiliki dua sisi yaitu dampak positif dan dampak negatifnya dan dibutuhkan jenis pengendalian sosial yang tepat untuk mengatasi dampak negatifnya.

Berikut ini akan dibahas contoh-contoh imitasi dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Imitasi yang dilakukan  terhadap orang tua

Hal ini adalah yang paling sering terjadi dalam kehidupan sosial seseorang karena sejak masih bayi, bentuk hubungan sosial yang paling banyak kita lakukan adalah dengan orang tua. Contoh bentuk imitasi yang dilakukan terhadap orang tua adalah sebagai berikut:

  • Karena sering mendengar orang tuanya bertengkar dengan suara keras dan kata–kata kasar, Jane jadi sering berperilaku kasar pada teman-teman sebayanya
  • Michael sering melihat ayahnya merokok di rumah dan ibunya tidak melarang dia untuk dekat-dekat dengan ayahnya saat itu terjadi, alhasil ketika Michael masuk usia remaja ia dengan santai mengkonsumsi rokok
  • Sintia sering melihat gaya berpakaian kakaknya yang begitu anggun dan santun, ia pun menganggap hal itu adalah hal yang seharusnya dan mengikuti gaya berpakaian kakaknya.
  • Cara bertutur kata ibu dari Tere sangat lembut dan sopan, Tere akhirnya tumbuh menjadi anak yang berututur lembut dan sopan seperti ibunya.
  • Ayah Lukas senang berburu hewan dan sering mengajaknya berburu sejak kecil, akhirnya Lukas jadi punya hobi yang sama dengan ayahnya yaitu berburu.

2. Imitasi yang dilakukan terhadap lingkungan sekitarnya

Setelah lingkungan keluarga, lingkungan sosial dimana seseorang sering membantuk syarat terjadinya interaksi sosial dengan sesama juga dapat menimbulkan tindak sosial imitasi. Lingkungan seseorang dapat berupa lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, kantor, kelompok bermain, dan orang-orang terdekat di sekitar seseorang. Contoh imitasi akibat pengaruh lingkungan antara lain:

  • Yakub adalah murid yang pintar di sekolah dan duduk sebangku dengan Karin yang prestasinya biasa saja. Setiap hari Karin melihat cara belajar Yakub dan akhirnya secara tidak sadar mengikuti pola belajarnya sehingga lambat lain Karin dapat menyaingi kemamuan Yakub.
  • Dani siswa yang cerdas dan rajin di sekolah, namun teman-teman di sekitar rumahnya lebih senang bersenang-senang. Mereka sering mengajak Dani untuk berfoya-foya. Akhirnya prestasi Dani menurun karena mengikuti gaya hidup teman-temannya itu.
  • Teman-teman Silvia selalu menggunakan pakaian yang minim ketika jalan-jalan di mall. Selvia melihatnya sebagai tren terbaru dan akhirnya mengikuti gaya berpakaian mereka.
  • Tetangga Laura senang menyetal musik rock setiap pagi, akhirnya Laura jadi menyukai aliran musik rock.
  • Karena tuntutan profesi sebagai bagian pemasaran, Vega yang tadinya pendiam setelah bergabung dengan rekan kerjanya jiwa sosialnya lebih tinggi menjadi pandai berbicara dan tidak pendiam lagi.

3. Imitasi yang dilakukan terhadap apa yang dikonsumsi indera

Imitasi terhadap apa yang dilihat paling sering terjadi pada anak-anak. Tentu saja hal ini bisa menjadi keuntungan tapi juga bisa menjadi  bencana tergantung dari peran pranata keluarga dalam mengontrol apa yang dikonsumsi indera seseorang setiap hari. Contoh-contoh imitasi dalam konsumsi indera sebagai berikut:

Sponsors Link

  • Karena pengaruh teman, Dicky diperkenalkan dengan dunia video dewasa. Dicky jadi ketergantungan dengan video dewasa dan tidak bisa berhenti memikirkan tiap adegan yang ada disitu sehingga suatu kali ketika ia memiliki pasangan, ia berkeinginan untuk mempraktekan apa yang sering ia lihat itu.
  • Jeremy yang berusia 10 tahun sering ikut menonton film yang banyak mengandung unsur kekerasan bersama kakaknya yang berusia 21 tahun. Tiap adegan kekerasan dalam film tersebut terekam diotaknya dan akhirnya dipraktekan pada teman sebayanya.
  • Olive senang mendengarkan jenis musik yang bersemangat dengan lirik yang positif, hal ini mempengaruhi Olive secara psikologis dan membuatnya menjadi orang yang positif dan selalu ceria.
  • Lisa sangat senang dengan dunia K-Pop dan sangat mengidolakan salah satu member girlband. Lisa senang memperhatikan gaya rambut dan gaya berpakaian member idolanya tersebut sehingga ketika hendak membeli pakaian atau memotong rambut, Lisa akan memilih pakaian dan potongan rambut yang mirip atau sama dengan idolanya itu.
  • Film yang ditayangkan di televisi banyak memuat tampilan aktris dan aktor dengan gaya berpakaian yang mengikuti selera barat. Orang-orang yang sering menonton TV jadi mengikuti cara berpakaian dari aktris maupun aktor tersebut.

Dilihat dari contoh-contoh imitasi, dampak negatif dan positifnya sudah sangat jelas terlihat. Imitasi akan berdampaka positif jika orang tua, lingkungan dan stimulasi indera yang diterima seseorang berupa hal-hal positif, sedangkan dampak negatifnya akan terlihat jika seseorang itu dikelilingi oleh orang tua, lingkungan dan stimulasi indera dengan konten yang negatif seperti kekerasan, adegan dewasa, dan cara berpakaian yang tidak sopan.

Imitasi banyak terjadi pada anak-anak karena pertumbuhan mereka yang baru saja mengenal dunia dan belum mengerti mana yang baik untuk ditiru dan mana yang tidak sehingga dapat menghasilkan bentuk penyimpangan sosial saat dewasa nanti jika terus terpapar konten negatif. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda.

Sponsors Link
, ,
Post Date: Saturday 28th, October 2017 / 04:03 Oleh :
Kategori : Sosiologi